uefau17.com

Hadiri Rakornas BNBP 2024 di Bandung, Wapres Minta Optimalkan Kecerdasan Buatan untuk Kebencanaan - Regional

, Bandung - Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin, membuka puncak acara Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana (Rakornas PB) 2024 yang diselenggarakan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Kota Bandung, Rabu (24/4/2024).

Dalam kesempatan itu, Ma'ruf meminta agar pengembangan teknologi dan inovasi dalam penanggulangan bencana untuk terus dioptimalkan.

"Saya minta agar pengembangan teknologi dan inovasi dalam penanggulangan bencana di dalam negeri untuk terus dioptimalkan," katanya saat membuka rakornas yang digelar di Pullman Grand Central Bandung itu.

Ma’ruf Amin melanjutkan, pengembangan teknologi dan inovasi kebencanaan itu mesti ditunjang oleh data yang valid. Dia meminta untuk dikembangkannya industrialisasi penanggulangan kebencanaan dengan penerapan teknologi dan inovasi dengan manfaatkan perkembangan teknologi dan kecerdasan buatan.

Menurutnya, teknologi kecerdasan buatan akan berguna untuk untuk memantau potensi bencana, mengembangkan sistem peringatan dini, meningkatkan kapasitas mitigasi bencana, serta meminimalisasi risiko bencana.

"Dorong integrasi teknologi dan inovasi berbasis data yang valid, sebagai kunci terwujudnya efektivitas dan efisiensi aksi dini dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana," katanya.

Dilaporkan, lebih dari 2.000 peserta hadir pada puncak acara Rakornas PB 2024 kegiatan yang berlangsung pada 23 – 24 April 2024 ini dihadiri peserta dari unsur pentaheliks, mulai dari perwakilan kementerian dan lembaga, DPR-RI, duta besar negara sahabat, kepala daerah, BPBD provinsi kab/kota, unsur pimpinan TNI, Polri, akademisi, praktisi, perwakilan dunia usaha, media, dan organisasi Masyarakat.

Dikutip lewat siaran pers, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto melaporkan, tantangan bencana ke depan semakin kompleks. Dampak perubahan iklim semakin terasa dan membuat dampak bencana semakin signifikan.

Menurutnya, keselarasan antara strategi dan kebijakan harus didukung inovasi dan teknologi yang memungkinkan respons cepat. Ini akan dapat menjawab tantangan perencanaan untuk mengantisipasi, mencegah dan membangun kesiapsiagaan.

Di samping itu, Suharyanto juga menggarisbawahi, inovasi dan teknologi yang dirancang tadi akan mampu menunjang ekosistem aksi dini di tingkat masyarakat.

"Fakta di lapangan menunjukkan bahwa, fase tanggap darurat akan lebih efektif jika didukung oleh ketersediaan logistik dan peralatan yang cukup, agar transisi darurat dan fase rehabilitasi dan rekonstruksi bisa diakselerasi," ujar Suharyanto.

Dia menyampaikan, jumlah kejadian bencana pada 2023 lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, Suharyanto menekankan, dari sisi dampak, ini menunjukkan tren penurunan yang signifikan, khususnya dalam tiga tahun terakhir.

“Korban jiwa terdampak, luka dan meninggal tahun 2023 turun 36 persen dari 9.628 jiwa tahun 2022 menjadi 6.081 jiwa pada tahun 2023. Demikian juga dengan angka kerusakan infrastruktur akibat bencana sebesar 97.891 unit di tahun 2022 turun menjadi 35.933 unit di tahun 2023, atau turun sebesar 63 persen,” ujarnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat