, Jakarta - Tahukah Anda? Manusia menghabiskan hampir sepertiga dari hidup dengan tidur, berbaring dengan mata terpejam, tidak sadar akan apa yang terjadi di sekitarnya.
Namun kita memang memiliki kebutuhan biologis untuk tidur karena memberikan banyak manfaat yang tidak ada duanya. Tidur memberikan kita lebih banyak energi, mengurangi stres, dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Baca Juga
Dilansir dari Popular Mechanics, Jumat (26/4/2024), diketahui bahwa saat kita tidur, tubuh juga memperbaiki sel-sel dan menyempurnakan kadar hormon.
Advertisement
"Tidur mempengaruhi hampir semua jaringan dalam tubuh kita," Dr. Michael Twery, seorang pakar tidur, menulis dalam untuk National Institutes of Health. "Hal ini mempengaruhi sistem kekebalan tubuh, nafsu makan, pernapasan, tekanan darah, dan kesehatan jantung."
Sebaliknya, kurang tidur dapat berakibat buruk pada kesehatan kita. Orang yang mengantuk lebih mungkin membuat keputusan yang buruk dan bisa terlibat dalam kecelakaan lalu lintas.
Dan kurang tidur kronis dapat menyebabkan sistem kekebalan tubuh melemah dan meningkatkan risiko depresi seseorang.
Ini semua adalah alasan kuat untuk tidur, tetapi tidak sepenuhnya menjelaskan mengapa manusia menghabiskan delapan jam tidak sadar dan 'lumpuh' setiap malam.
Seperti yang pernah dikatakan oleh ilmuwan di bidang tidur Allan Rechtschaffen, "Jika tidur tidak memiliki fungsi vital, maka itu adalah kesalahan terbesar yang pernah dilakukan oleh evolusi."
Selama beberapa dekade, para ilmuwan telah mencoba memecahkan misteri mengapa manusia tidur, dengan empat teori yang memungkinkan untuk menjawabnya: Teori Inaktivitas, teori konservasi energi, teori pemulihan, dan teori plastisitas otak.
Teori Ketidakaktifan
Kadang, teori ini disebut sebagai teori "adaptif" atau "evolusioner", teori ketidakaktifan adalah salah satu upaya pertama para ilmuwan untuk menjelaskan tidur, yang dibuat pada tahun 1920-an, sebelum para ilmuwan memulai laboratorium tidur atau menemukan gerakan mata yang cepat.
Idenya adalah bahwa bagi hewan, malam hari adalah waktu yang rentan, ketika kegelapan membuat mereka sulit bergerak dengan aman atau menghindari predator. Berbaring diam dan tidak bersuara adalah cara yang baik untuk menghindari bahaya hingga pagi hari. Melalui evolusi, menurut teori, strategi ini akhirnya berubah menjadi apa yang sekarang kita sebut sebagai tidur.
Teori ketidakaktifan mengemukakan bahwa salah satu alasan utama tidur adalah untuk mengurangi aktivitas dan menghemat energi. Namun, ada ada yang kurang dengan teori ini, jika kita benar-benar tidak sadarkan diri di malam hari, kita akan menjadi sangat rentan dan hampir tidak mungkin untuk bereaksi terhadap bahaya yang mungkin terjadi.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Teori Konservasi Energi
Teori ini menunjukkan bahwa fungsi utama dari tidur adalah untuk mengurangi jumlah energi yang dibutuhkan oleh hewan dan seberapa banyak energi yang digunakannya.
Bagi sebagian besar dari kita saat ini, mengambil camilan pada umumnya merupakan tugas yang sederhana, tetapi bagi manusia purba, mencari makanan membutuhkan banyak waktu dan tenaga.
Tidur sepanjang malam saat berburu merupakan hal yang menantang dan berbahaya, namun merupakan strategi yang baik untuk menghemat energi.
Advertisement
Teori ini didukung oleh penelitian yang menunjukkan bahwa ketika manusia tertidur, metabolisme mereka melambat sekitar 10 persen (angka ini lebih tinggi pada spesies lain).
Sebagai contoh, suhu tubuh dan kebutuhan kalori menurun saat kita tidur. Banyak peneliti menganggap teori pemulihan energi sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari teori ketidakaktifan.
Advertisement
Teori Restoratif
Setelah tidur malam yang panjang, kita sering kali merasa tidak hanya beristirahat, tetapi juga dipulihkan. Beberapa ilmuwan berpikir bahwa pemulihan fisik dan kognitif adalah alasan kita tidur.
Teori restoratif telah mendapatkan momentum dalam beberapa tahun terakhir berkat sejumlah penelitian yang meyakinkan pada hewan dan manusia. Sebagai contoh, dalam percobaan Rechtschaffen, yang dilakukan pada akhir tahun 1980-an, hewan percobaan yang tidak tidur sama sekali kehilangan semua fungsi kekebalan tubuh dan mati dalam hitungan minggu.
Para ilmuwan juga menemukan bahwa sebagian besar fungsi pemulihan-termasuk perbaikan otot dan jaringan, sintesis protein, dan pelepasan hormon pertumbuhan-terjadi saat manusia tidur.
Advertisement
Selain itu, tidur dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh kita. Sebuah penelitian di Carnegie Mellon University tahun 2009 menunjukkan bahwa orang yang tidur tujuh jam atau kurang dari itu setiap malam memiliki kemungkinan tiga kali lebih besar untuk jatuh sakit saat terpapar flu dibandingkan mereka yang tidur delapan jam atau lebih.
Namun, bukan hanya tubuh Anda yang diremajakan saat tidur. Saat terjaga, zat kimia yang disebut adenosin terakumulasi dalam otak. Adenosin inilah yang membuat kita merasa lelah, semakin banyak kegiatan di siang hari, semakin lelahlah kita. Saat tidur, tubuh membersihkan adenosin dari otak, sehingga kita merasa segar dan waspada saat alarm berbunyi.
Teori Plastisitas Otak
Salah satu teori terbaru dan paling menarik tentang mengapa kita tidur didasarkan pada penelitian yang menunjukkan bahwa tidur berkorelasi dengan perubahan struktur dan organisasi otak, sebuah fenomena yang dikenal sebagai plastisitas otak.
Teori ini, kadang-kadang disebut teori konsolidasi informasi, meneruskan gagasan bahwa selama tidur, otak kita memilah-milah informasi yang telah kita peroleh hari itu, membuang data yang tidak kita perlukan dan menyimpan sisanya dalam ingatan jangka panjang.
Beberapa penelitian mendukung gagasan ini, yang menunjukkan bahwa kurang tidur memiliki dampak negatif pada kemampuan kita untuk belajar dan mengingat informasi.
Advertisement
Para ilmuwan masih belum mengetahui secara pasti bagaimana tidur dan ingatan berhubungan, meskipun banyak peneliti berpikir bahwa gelombang otak selama tahap tidur yang berbeda mungkin berkorelasi dengan jenis ingatan tertentu, seperti ingatan yang menyimpan fakta dan lainnya yang menyimpan prosedur.
Teori plastisitas otak dapat menjelaskan mengapa bayi dan anak kecil, yang otaknya masih berkembang, membutuhkan banyak tidur.
Bayi, misalnya, menghabiskan waktu hingga 16 jam sehari untuk tidur, dan sebagian besar waktu tersebut dihabiskan dalam tidur REM (Rapid Eye Movement), tahap di mana sebagian besar mimpi terjadi.
Terkini Lainnya
Gus Baha Ungkap Ciri-Ciri Mimpi yang Bukan Hanya Bunga Tidur
Wajib Coba, 8 Teknik Pernapasan untuk Tidur Lebih Cepat dan Nyenyak
Simak, 7 Tips Ampuh Agar Tidur Lebih Cepat dan Nyenyak untuk Kesehatan Tubuh
Teori Ketidakaktifan
Teori Konservasi Energi
Teori Restoratif
Teori Plastisitas Otak
tidur
pentingnya tidur
kekebalan Tubuh
kurang tidur
manfaat tidur
Tidur Cukup
Berita Terkini
Rekomendasi
Simak, 7 Tips Ampuh Agar Tidur Lebih Cepat dan Nyenyak untuk Kesehatan Tubuh
9 Cara Agar Bisa Bangun Pagi untuk Kamu yang Bukan Morning Person
Cara Pulihkan Pola Tidur Selepas Ramadan, Perhatikan Dua Hal Ini
9 Makanan dan Minuman Terbaik untuk Dikonsumsi Sebelum Tidur
6 Kebiasaan Malam Hari yang Menjamin Tidur Nyenyak
Doa Agar Terhindar dari Mimpi Buruk, Yuk Amalkan Sebelum Tidur
Bahaya Microsleep yang Rentan Dialami Pemudik Lebaran dan Cara Mengatasinya
Studi: Tinggal di Lingkungan Lebih Hijau Membantu Tidur Lebih Nyenyak
Top 3 Islami: Ayam atau Telur Duluan Menurut Gus Baha, Nasa Ungkap Penyebab Sungai Eufrat Mengering Tanda Kiamat
Arkhan Fikri
Gagal Penalti Lawan Korsel, Harga Pasar Arkhan Fikri Ternyata Bikin Geleng-Geleng Kepala
Timnas Indonesia Tiba di Qatar Tanpa Shayne Pattynama, Adam Alis dan Arkhan Fikri Masih Dibawa
Shin Tae-Yong Komentari Pencoretan 2 Pemain Timnas Indonesia di Skuad Piala Asia 2023, Ternyata...
Curhatan Timnas Garuda Muda di Instagram dan Twitter Pasca FIFA Coret Indonesia Sebagai Tuan Rumah Piala Dunia U-20 2023
Dikontrak Istimewa 5 Tahun di Arema FC, Ini 5 Potret Arkhan Fikri di Luar Lapangan
Pratama Arhan
Pratama Arhan Banjir Pujian Netizen Usai Jadi Penentu Kemenangan Indonesia vs Korea Selatan
Potret Azizah Salsha Peluk Hangat Pratama Arhan di Tribun Penonton, Usai Indonesia Kalahkan Korsel di Piala Asia U-23 2024
7 Momen Keluarga Beri Dukungan Pratama Arhan Waktu Lawan Korsel, Penuh Kebahagiaan
Gegara Cekeran, Ivar Jenner Kepleset Saat Rayakan Kemenangan Timnas Indonesia U-23
Nathan Tjoe A-On
Gegara Cekeran, Ivar Jenner Kepleset Saat Rayakan Kemenangan Timnas Indonesia U-23
Top 3: Profil Jeam Kelly Sroyer, Striker Timnas U-23
Mengenal Pemain Andalan Indonesia di Piala Asia U-23 Nathan Tjoe-A-On yang Namanya Sering Salah Diucapkan
Profil Nathan Tjoe-A-On, Pemain yang Kembali Perkuat Timnas Indonesia U-23 di Piala Asia 2024
Kapten Timnas Indonesia Beber Respon Skuad usai Nathan Tjoe-A-On Kembali Ikut Piala Asia U-23 2024
BRI Liga 1
Hasil BRI Liga 1 RANS Nusantara vs Persija Jakarta: Macan Kemayoran Jerumuskan The Prestige Phoenix ke Zona Merah
Hasil BRI Liga 1: Hajar Persikabo, PSIS Masih Jaga Asa ke Championship Series
Hasil BRI Liga 1 2023/2024: Arema Jauhi Zona Degradasi, Persib Sikat Borneo FC
Hasil BRI Liga 1: Dewa United vs Madura United Imbang, Tiket Terakhir Championship Series Masih Diperebutkan
Link Live Streaming BRI Liga 1 Persib Bandung vs Borneo FC, Kamis 25 April 2024 di Vidio
Hasil BRI Liga 1: Bantai Barito Putera, Bhayangkara FC Tetap Tak Selamat dari Zona Degradasi
TOPIK POPULER
TODAY IN HISTORY
26 April 2002: Pembantaian Erfurt, Penembakan Sekolah Terburuk di Jerman yang Bunuh 18 Orang
Populer
Banjir Bandang Tanzania Tewaskan 155 Orang, 10.000 Rumah Rusak
Kopi AI-Conic Ciptaan Kafe di Finlandia Ini Diracik Artificial Intelligence, Seperti Apa Rasanya?
Musisi Spanyol Jadi Penumpang Mobil Terbang Pertama di Dunia, Ini Cerita Pengalamannya
Kemlu RI Gelar Malam Penganugerahan Hassan Wirajuda Perlindungan Award 2023, 23 Entitas dan Individu Terima Penghargaan
Begini Jejak Serangga hingga Mikroba Kuak Misteri Pembunuhan Tak Terpecahkan
Ukraina Perdana Serang Rusia Pakai Rudal Balistik Jarak Jauh
Mengenal Rasi Bintang Scorpio, Tempat Asal Hujan Meteor Alpha Scorpiids
Asia Dipanggang Panas Ekstrem: Umat Muslim Bangladesh Berdoa Minta Hujan hingga 30 Orang Tewas di Thailand
Mengenal Katai Hitam, Bintang Mati yang Gelap dan Misterius
Kisah Wanita Dituduh Bunuh Mantan Mertua dengan Jamur Beracun di Makanan
Piala Asia U-23 2024
Berpeluang Lolos ke Olimpiade Paris dari Piala Asia U-23 2024, Timnas Indonesia Siap Lawan Israel?
Uzbekistan Tantang Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U-23 2024 usai Balas Dendam ke Arab Saudi
Jadwal dan Hasil Piala Asia U-23 2024: Siapa Lolos ke Semifinal?
Timnas Indonesia Ketahui Lawan di Semifinal Piala Asia U-23 2024, Pemenang Genggam Tiket Olimpiade Paris
6 Komentar Perbandingan Indonesia Vs Korea Selatan Ini Kocak, Netizen Kreatif
Joget Ernando Ari Usai Gagalkan Penalti di Piala Asia U-23 Bikin Panas Media Korea Selatan
Berita Terkini
Tokoh 5 Agama Pimpin Doa Bersama untuk Kedamaian Negeri di Pemalang
Jadwal Sholat DKI Jakarta, Jawa dan Seluruh Indonesia Hari Ini Sabtu 27 April 2024
Sikap Prabowo Dinilai Bawa Suasana Politik Jadi Sejuk
Kaesang Tegaskan Erina Gudono Tidak Akan Maju di Pilkada 2024
Joko Anwar Bagikan Cerita Inspiratif, Beri Semangat untuk Calon Filmmaker
Hati-Hati dengan Salmonisasi MPASI di Indonesia, Apa Maksudnya?
Yang Terjadi usai Orang Arab Tegur Mbah Kholil Bangkalan karena Bacaan Sholatnya Kurang Fasih
Polri Sudah Tetapkan 1.158 Tersangka Kasus Judi Online Sejak Awal Tahun 2024
Mengenal Rasi Bintang Scorpio, Tempat Asal Hujan Meteor Alpha Scorpiids
Dvisasa Majantara, Merajut Persatuan Bangsa Lewat Seni, Budaya, dan Ekonomi Kerakyatan
Gus Baha Ungkap Ciri-Ciri Mimpi yang Bukan Hanya Bunga Tidur
Berpeluang Lolos ke Olimpiade Paris dari Piala Asia U-23 2024, Timnas Indonesia Siap Lawan Israel?
HEADLINE: NasDem dan PKB Bikin Koalisi Prabowo-Gibran Gemuk, Sehat untuk Demokrasi?
Sepanjang 2023 Indonesia Dilanda Bencana Alam 5.400 Kali, Naik 52 Persen dari 2022
Bupati Ipuk Evaluasi Menyeluruh Keamanan di Kawah Ijen Usai Turis China Tewas Jatuh ke Jurang