, Jakarta Di masa anak-anak, kita pertama kali akan belajar memproses emosi. Termasuk bagaimana cara menghadapi berbagai masalah dan akhirnya bisa mempengaruhi kesehatan mental kita saat dewasa. Sayangnya, saat orang tua tidak bisa memvalidasi emosi ini, apalagi cenderung meremehkan, maka bisa memberikan pengalaman buruk, seperti trauma yang akan terbawa lama.
Maka pada saat inilah, kita mungkin akan meresponsnya dengan melupakan semua kejadian pahit tersebut dan tidak ingin mengingatnya kembali. Namun sayangnya, dengan melupakan hal tersebut tidak lantas membuatnya akan memudar atau bahkan hilang. Karena bisa jadi akan menjadi proses yang berulang nantinya.
Baca Juga
Oleh karenanya, tidak apa-apa jika Anda ingin mengulang kembali ingatan masa kecil atau inner child. Hal ini tentunya bisa membuat Anda bisa menjadi orang yang lebih baik, menolong untuk penyembuhan, serta sembuh dari trauma masa lalu.
Advertisement
Dari Choosing Therapy, Rabu (19/6/2024), reparenting mengacu pada saat orang dewasa ingin memahami bagaimana kebutuhan masa kecilnya tidak terpenuhi, dan kemudian berusaha melakukannya sendiri. Hal ini dapat mencakup kurangnya dukungan emosional, kasih sayang, rasa aman, keterikatan, atau struktur dari orang tua. Reparenting paling sering dilakukan dengan terapis berlisensi. Namun, bisa juga dilakukan secara mandiri.
Tujuan dari reparenting adalah untuk memenuhi segala kebutuhan pribadi yang tidak terpenuhi di masa kecil. Karena anak-anak mengambil sebagian besar isyarat dari orang tuanya, seorang anak yang tumbuh dengan orang tua yang tidak mampu atau tidak mau membimbing mereka.
Dengan reparenting bisa menempatkan seseorang dalam peran sebagai orang tuanya. Alhasil, mereka dapat membuat perubahan yang diperlukan terhadap ide dan konsep bawah sadar ini.
Kini giliran warga Washington DC menyaksikan instalasi yang memadukan karya-karya pelukis abad ke-19 Vincent van Gogh dengan teknologi digital 3 dimensi. Pameran "Van Gogh-The Immersive Experience" yang dimulai 2017 di Napoli, Italia, ini juga dipasa...
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Empat Level dari Reparenting
![Jadilah pendengar yang baik tanpa menghakimi](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/ecnTErMwaKVgeYmAYkhzzIo-MrY=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4095082/original/075987100_1658311468-pexels-juan-pablo-serrano-arenas-1250452.jpg)
Di bawah ini adalah empat tingkatan reparenting:
1. Total Regression
Total regression dikembangkan oleh Jaqui Lee Schiff pada tahun 60an. Awalnya, seorang klien tinggal bersama seorang terapis untuk jangka waktu tertentu dalam keadaan “seperti anak-anak”.
Terapis kemudian berperan sebagai orang tua untuk memenuhi kebutuhan masa kecil klien yang terabaikan. Dalam praktik modern, hal ini kemungkinan besar melibatkan rawat inap atau perawatan pengobatan untuk klien, serta kerja tatap muka yang intensif dengan terapis.
2. Time-Limited Regression
Time-limited regression dikembangkan oleh Thomas Wilson untuk memberikan lebih banyak struktur dibandingkan pendahulunya. Klien akan menghadiri lima sesi dua jam dengan terapis mereka sambil tetap hidup sendiri.
Saat ini, sesi masih fokus pada pengasuhan dan dukungan klien. Namun lebih intensif dan terstruktur daripada reparenting total regression. Pendekatan ini telah digunakan untuk pasien dengan skizofrenia dan complex post-traumatic stress disorder (CPTSD).
3. Spot Reparenting
Pertama kali diperkenalkan oleh Russell Osnes, spot reparenting menargetkan pengalaman bermasalah tertentu yang terjadi di masa kanak-kanak, daripada mencoba menulis ulang masa lalu. Karena fokusnya pada insiden tertentu (misalnya peristiwa atau jenis kekerasan terhadap orang tua), maka pendekatan ini cenderung tidak memakan banyak waktu.
4. Self-Reparenting
Self-reparenting dikembangkan oleh Muriel James, dan menekankan bagian positif dari keadaan ego Orang Tua yang sudah ada. Bentuk reparenting ini mendorong klien untuk menjadi figur orang tua utama bagi dirinya sendiri, bukan sebagai terapis. Ini biasanya merupakan pendekatan yang paling umum dalam terapi reparenting, karena pendekatan ini paling sesuai dengan standar etika AS.
Advertisement
Manfaat dari Reparenting
![Ilustrasi memberikan semangat, berpelukan, sahabat, curhat](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/6oY_qLRGqZ0sdafO6TTVAXA3Zf8=/0x24:1600x925/640x360/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4510503/original/097322200_1689998901-pexels-thirdman-7659457_1_.jpg)
Reparenting dapat memberikan dampak yang bermanfaat bagi kehidupan banyak orang. Dengan meneliti bagaimana masa kecil Anda berdampak negatif terhadap pandangan Anda tentang diri sendiri, hubungan Anda, dan persepsi Anda tentang dunia.
Tujuannya dapat memberi Anda kekuatan untuk menulis ulang dan menjalani kehidupan yang lebih bahagia. Nah, reparenting dapat digunakan untuk membantu seseorang:
1. Ciptakan batasan yang sehat
Kita belajar dari orang tua kita di mana, kapan, dan dengan siapa kita harus menetapkan batasan. Seperti mengapa menetapkan batasan, dan bagaimana perasaan kita terhadap batasan-batasan yang berbeda.
Menghilangkan rasa bersalah dan malu terkait dengan menetapkan batasan yang sehat dapat membantu seseorang menentukan perilaku atau tindakan apa yang akan dan tidak akan mereka toleransi di masa mendatang.
2. Menjadi orang tua yang lebih baik
Biasanya, seseorang tidak akan menyaksikan orang tua mana pun secara lebih ekstensif daripada orang tuanya sendiri. Oleh karena itu, orang sering kali kembali berperilaku serupa dengan orang tuanya, karena mereka tidak memiliki blue print lain untuk diikuti.
3. Bangun hubungan yang lebih sehat
Jika kita tidak membentuk keterikatan yang sehat dengan orang tua saat tumbuh dewasa, maka akan sangat sulit untuk melakukannya di masa dewasa. Dengan mengidentifikasi persepsi bawah sadar tentang hubungan, seseorang mampu mendekati hubungan sosial dan relasional dengan lebih intensionalitas.
4. Meningkatkan regulasi emosional
![Ilustrasi sabar, menunggu](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/WiLl3tN5a0F1gvfihtBASUSe2Gw=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4296508/original/059906900_1674135488-beautiful-young-woman-yoga-position-meditating-isolated-gray-background_1_.jpg)
Kita tumbuh dengan memperhatikan bagaimana orang tua kita berbicara dan merespons emosi mereka sendiri. Saat masih anak-anak, kita sering meniru perilaku tersebut.
Jika orang tua kita merasa malu atau menolak emosi tertentu atau mendisiplin kita dalam mengungkapkannya, maka sebagai orang dewasa akan sulit mengatur perasaan tersebut. Dengan mengatasi masalah ini, kita dapat meningkatkan kemampuan kita untuk mengatur emosi secara efektif, yang berdampak positif besar pada kualitas hidup secara keseluruhan.
5. Meningkatkan kepuasan hidup
Mengevaluasi kembali pesan-pesan negatif yang diberikan kepada Anda sebagai seorang anak dapat membantu Anda mengembangkan pandangan hidup yang lebih positif. Ini juga dapat membantu Anda mengidentifikasi bagian-bagian diri Anda yang terlupakan dan selaras dengan nilai-nilai dan minat Anda.
6. Membangun kepercayaan diri
Dengan membuat keputusan untuk diri sendiri, Anda menumbuhkan rasa percaya diri dan kesadaran bawaan. Ini mungkin menantang, tapi tetap pada pilihan Anda akan membantu Anda merasa lebih percaya diri dalam situasi atau interaksi apa pun dengan orang lain.
Advertisement
Tips Melakukan Self-Reparenting
![Karakter Zodiak Taurus](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/YIZML621qS_zlIFLuHcN-eiRtjM=/0x32:1024x609/640x360/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4817472/original/044232100_1714466473-IMG_2312.jpeg)
Reparenting adalah proses yang membutuhkan waktu dan usaha. Namun, membangun kebiasaan yang bermanfaat bagi Anda di masa anak-anak dapat membantu Anda menghindari keputusasaan.
Berikut adalah beberapa tips dalam melakukan self-reparenting, yaitu:
1. Coba menyayangi diri sendiri
Aspek terpenting dalam reparenting adalah mempraktikkan belas kasihan pada diri sendiri. Penting untuk diingat bahwa tidak ada seorang pun yang memilih orang tuanya.
Oleh karena itu, fokuslah untuk bersikap lembut terhadap diri sendiri saat Anda mencoba mengubah apa yang tidak dapat Anda kendalikan saat masih kecil.
2. Hargai perasaan Anda
Mengidentifikasi, memvalidasi, dan memenuhi kebutuhan emosional Anda adalah salah satu bagian tersulit dalam mengasuh anak. Orang-orang sering kali diberikan bahasa emosi yang terbatas ketika masih anak-anak, dan diajarkan untuk mengkategorikan emosi sebagai “baik” atau “buruk”.
Namun, terus ingatkan diri Anda bahwa semua emosi itu penting, tidak peduli bagaimana perasaan kita terhadapnya. Emosi akan muncul; yang penting adalah cara kita menanggapinya.
3. Selalu ingin punya rasa ingin tahu
![Gabut](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/qpPBZyXkuHCiirvc20iY4IKPYa8=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3197306/original/074502200_1596437959-14286.jpg)
Reparenting adalah proses terus-menerus mempelajari respons kita, mengidentifikasi respons mana yang tidak sehat, dan berupaya memahami alasan kita mengembangkan respons tersebut. Daripada menghakimi diri sendiri, teruslah penasaran saat Anda melihat pola Anda dengan lebih jelas dan akurat.
Semakin baik kita melihat dan memahami suatu masalah, semakin efektif kita mampu mengatasi dan mengubahnya.
4. Bersabar dengan diri sendiri
Penting untuk diingat bahwa pemahaman kita tentang diri kita sendiri, hubungan, dan dunia sering kali tersimpan dalam pikiran bawah sadar kita. Kita biasanya tidak menyadari pola yang kita kembangkan sebagai anak-anak.
Ingatlah bahwa butuh waktu bertahun-tahun untuk membentuk pola-pola ini, oleh karena itu perlu waktu untuk melupakan dan memformulasikannya kembali.
5. Fokus pada self-care
Reparenting bisa menguras tenaga dan melelahkan. Penting untuk memastikan Anda fokus untuk secara konsisten memenuhi kebutuhan fisik dan emosional Anda sendiri.
Self-care dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, termasuk menetapkan batasan, melepaskan diri dari hubungan yang beracun, meluangkan waktu untuk diri sendiri, memenuhi kebutuhan fisik, dan menjalani terapi.
![Infografis Ciri-ciri Ibu rumah tangga Punya Masalah Kesehatan Mental](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/nB_elMjntq2QwzOmTRpuisDU_VE=/640x640/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3795118/original/030010500_1640380962-Mental_2.jpg)
Terkini Lainnya
Mengenal Disorganized Attachment Style dalam Hubungan, Lengkap Tanda-Tandanya
Ingatkan untuk Berolahraga 30 Menit Tiap Hari, Menkes Budi: Sempatkan Lari dari Kenyataan Sebentar
5 Cara Mengatasi Kesepian di Kalangan Karyawan
Empat Level dari Reparenting
1. Total Regression
2. Time-Limited Regression
3. Spot Reparenting
4. Self-Reparenting
Manfaat dari Reparenting
1. Ciptakan batasan yang sehat
2. Menjadi orang tua yang lebih baik
3. Bangun hubungan yang lebih sehat
4. Meningkatkan regulasi emosional
5. Meningkatkan kepuasan hidup
6. Membangun kepercayaan diri
Tips Melakukan Self-Reparenting
1. Coba menyayangi diri sendiri
2. Hargai perasaan Anda
3. Selalu ingin punya rasa ingin tahu
4. Bersabar dengan diri sendiri
5. Fokus pada self-care
kesehatan mental
reparenting
Inner Child
Trauma Masa Lalu
Rekomendasi
Ingatkan untuk Berolahraga 30 Menit Tiap Hari, Menkes Budi: Sempatkan Lari dari Kenyataan Sebentar
5 Cara Mengatasi Kesepian di Kalangan Karyawan
5 Kunci Bebas dari Rasa Menyalahkan Diri Sendiri, Kesehatan Mental Bisa Terjaga!
Untuk People Pleaser, Ini yang Perlu Kamu Ketahui tentang Fawn Trauma Response
4 Manfaat Merajut untuk Kesehatan Mental dan Kognitif, Bantu Lebih Tenang dan Bahagia
Istilah Lucky Girl Syndrome Bisa jadi Afirmasi Positif, Bantu Kurangi Pikiran Negatif
Studi Ungkap Rahasia Umur Panjang: Bahagia dan Makan Keju, Kok Bisa?
Masalah Kesehatan yang Rentan Dialami Seseorang Berdasarkan Zodiak
Kenali 5 Tanda Golden Child Syndrome, Ketika Salah Satu Anak Jadi Favorit Orang Tua
Copa America 2024
Link Live Streaming Copa America 2024 Chile vs Argentina di Indosiar dan Vidio, Rabu 26 Juni Pukul 08.00 WIB
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Prediksi Copa America 2024 Chile vs Argentina: Tim Tango Mengincar Tiket 8 Besar
Profil Endrick Penyerang Muda Brasil, Klub, Riwayat Karier, Usia, dan Status Transfer di Real Madrid
Hasil Copa America 2024: Gol Marquinhos Dibatalkan, Brasil Harus Puas Ditahan Imbang Kosta Rika Tanpa Gol
Timnas Indonesia U-16
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Top 3 Berita Bola: Timnas Indonesia U-16 Sikat Filipina, Manchester United Gaet Pemain Denmark Lagi
Kalahkan Filipina, Coach Nova: Timnas Indonesia U-16 Kurang Kreatif, Untung Punya Keunggulan Fisik
Daftar Negara Tersukses Sepanjang Sejarah Piala AFF U-16, Indonesia Peringkat Berapa?
Hasil Piala AFF U-16 2024 Filipina vs Indonesia: Kerja Keras, Garuda Nusantara Amankan 3 Poin
Hasil Piala AFF U-16 2024 Filipina vs Indonesia: Garuda Nusantara Belum Cetak Gol
Judi Online
Kapolda Metro: Kalau Tak Ada yang Pasang, Mati Sendiri Judi Online Itu
Polri masih Koordinasikan soal Rencana Ribuan Rekening Judi Online Masuk Kas Negara
Menko PMK: Kalau Orang Pinjam Nama atau Nomor Rekening Tolak, Itu untuk Judi Online
164 Wartawan Terlibat Judi Online Rp 1,4 Miliar, Nama-namanya Lengkap
5 Provinsi dengan Penjudi Online Terbanyak, Nomor 1 Jabar dengan Nilai Transaksi Rp3,8 Triliun
BPK Dorong Polri Gelar Kampanye Pencegahan Kejahatan Siber, Khususnya Judi Online
Haji 2024
Data Terkini Jemaah Haji Indonesia 2024 Meninggal di Tanah Suci
Puluhan Ribu Jemaah Haji Pulang ke Indonesia Lewat Bandara Soetta hingga 21 Juli 2024
Jemaah Haji Indonesia Tersasar sampai Tidak Makan 2 Hari, Dibantu Muthawif Malaysia Kembali ke Hotel
Mengapa Ada Larangan Keluar Rumah Sepulang Haji? Ini Penjelasannya
Benarkah Bid’ah jika Berkunjung ke Orang yang Pulang Haji? Buya Yahya Ungkap Fadhilahnya
Tangis Haru Warnai Kedatangan Kloter Pertama Jemaah Haji Asal Lampung di Rajabasa
TOPIK POPULER
TOP 3 CITIZEN6
Top 3: Rekomendasi Moisturizer untuk Kulit Kering
Top 3: Cara Cek Khodam Online yang Sedang Populer
Top 3: Pepe Jadi Pemain Tertua di Piala Eropa, Pecahkan Rekor Cristiano Ronaldo
Populer
Yayasan Global Cross Culture dan Mokpo National University Kembangkan Pendidikan Bagi Generasi Muda
SM Entertainment Ungkap Penundaan MV “Cosmic” Untuk Perbaikan Kualitas, Ini Reaksi Penggemar
Profil Endrick Penyerang Muda Brasil, Klub, Riwayat Karier, Usia, dan Status Transfer di Real Madrid
Jangan Berkencan dengan 6 Zodiak Ini Kecuali Anda Berkomitmen pada Pertumbuhan Pribadi
Demo Masak MasterChef Australia 2023 Brent Draper Pukau Mahasiswa Binus University
10 Rekomendasi Parfum Wanita dengan Harga Ramah dan Wangi Tahan Lama
Lulus Jenjang SMP, Intip Potret Wisuda Manuel Anak Bungsu Indy Barends yang Kian Ganteng
5 Cara Agar Cepat Tidur Lelap, Buat Malam Jadi Lebih Berkualitas
Tamayo Perry, Peselancar dan Aktor Pirates of Caribbean Tewas Diserang Hiu di Hawaii
Tampil dengan Rambut Baru dan Setelan Jas, Intip Potret Tampan Cavin Obrient Anak Sulung Yuni Shara
10 Rekomendasi Model Baju Bridesmaid Terbaru 2024, Inspirasi Cantik di Hari Spesial
Hanya Perlu Tambahan 2 Bahan Dapur, Begini Trik Atasi Bau Pesing di Kamar Mandi
9 Rekomendasi Drakor Romantis Komedi yang Anti Boring Sejak Episode Pertama
NCT 127 Umumkan Rilis Full Album WALK Pada Juli, Comeback Pertama Tanpa Taeyong
Profil Rizki Natakusumah Suami Beby Tsabina yang Baru Menikah, Sukses Jadi Anggota DPR RI di Usia Muda
Rangkaian Seserahan Mewah Lamaran Thariq Halilintar dan Aaliyah Massaid, Ada Tas Chanel hingga Sepatu Limited Edition
Euro 2024
Hasil Prancis Vs Timnas Polandia: Les Bleus Gagal Menang
Hasil Euro 2024: Beri Kejutan Besar, Austria Buat Belanda Kalang Kabut
Hasil Euro 2024: Ditahan Imbang Serbia 0-0, Denmark Berhasil Lolos 16 Besar
Hasil Euro 2024: Serangan Mandeg, Inggris Masih Amankan Posisi Puncak Grup C Lawan Slovenia
Link Live Streaming Euro 2024 Denmark vs Serbia, Sesaat Lagi Duel
Dapatkan Link Live Streaming Euro 2024 Inggris vs Slovenia, Sebentar Lagi Tanding
Berita Terkini
Kolaborasi BPBD NTT dan Siap Siaga dalam Manajemen Kebencanaan Bantu Masyarakat Mitigasi Bencana
Mantan Sestama Basarnas Max Ruland Boseke Terima Suap Rp2,5 Miliar, KPK: Untuk Beli Ikan Hias
Bukan Karena Nyi Roro Kidul Mantu, Begini Keterangan Gus Muwafiq Soal di Bulan Suro Dilarang Berpesta
Iseng Taruh Tokek di Piring Sushi, Mahasiswa Taiwan Terancam Dihukum Kampus dan Dituntut Ganti Rugi Restoran
5 Cara Suasana Hati Pengaruhi Kondisi Kulit, Mood yang Baik Jadi Kunci Kulit Sehat
7 Gambar Nyeleneh Siswa di Buku Pelajaran Ini Kreatif Banget
Riset: AI Bisa Bantu Kamu Bersaing di Lingkungan Kerja
Frislly Herlind Tanggapi Kabar Akan Segera Menikah dengan Difa Ryansyah
Jadi Tambah Krispi, Ini Trik Bikin Telur Dadar Keriting Tanpa Hilangkan Protein
Keluarga SYL Kembalikan Uang Rp550 Juta ke KPK
Top 3: Daftar Subsidi yang Mau Dijalankan Prabowo
Infinix Note 40 Series Racing Edition: HP Desain BMW Meluncur di Indonesia
Top 3 Islami: Hukum Mengamalkan Sholawat Tanpa Ijazah Menurut Buya Yahya, Kritik Pedas Gus Baha kepada Hakim
Misi Oatside Hadirkan Minuman Susu Sehat Sekaligus Menjaga Lingkungan