uefau17.com

Wisata Garut Rasa Ubud di Antapura De Djati, Ada Kesepakatan Jaga Kelestarian Sawah Seperti di Jatiluwih - Lifestyle

, Jakarta - Libur sekolah dan long weekend kali ini tak ada salahnya dimanfaatkan dengan bepergian ke destinasi wisata menarik bersama teman atau keluarga. Bagi Anda yang mencari rekomendasi tempat wisata untuk dituju, bisa mengunjungi Antapura De Djati yang terletak di Jalan Raya Cibiuk, Desa Cibiuk Kaler, Kecamatan Cibiuk, Kabupaten Garut.

Berjarak kurang lebih 25 kilometer dari pusat Kota Garut, pengunjung bisa menjangkaunya sekitar 50 menit perjalanan dengan menggunakan kendaraan pribadi. Ketika sampai di sana, Anda akan langsung disambut oleh hamparan sawah yang luas dan hijau seperti di Desa Wisata Jatiluwih, di Ubud, Bali. Ditambah dengan udara Garut yang sejuk, pangunjung diharapkan semakin betah berlibur di sini.

"Alasan mengadopsi konsep tersebut untuk menarik wisatawan yang ingin merasakan atmosfer dan pengalaman serupa tanpa harus jauh ke Bali," jelas Direktur Antapura De Djati, H Galih Ruslan, kepada Tim Lifestyle , Kamis, 13 Juni 2024.

Tempat wisata itu buka setiap hari dengan jam operasional pada pukul 08.00--19.00 WIB. Harga tiket masuknya berbeda-beda, yakni Rp30 ribu di hari biasa dan Rp35 ribu di akhir pekan. Pengunjung anak di bawah 5 tahun gratis tiket masuk. Selain itu, ada harga khusus juga untuk usia 5–8 tahun dan lansia di atas 60 tahun, yaitu cukup membayar Rp20 ribu saja.

Bagi teman-teman disabilitas yang ingin berkunjung ke wisata ini juga tidak perlu khawatir karena sudah tersedia fasilitas yang ramah disabilitas, seperti ram yang datar untuk kursi roda, tangga yang ramah disabilitas, dan kamar mandi yang sesuai, kata Ruslan.

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Ada Kesepakatan Jaga Kelestarian Sawah

Pemandangan persawahan menjadi daya tarik utama tempat wisata ini. Luasnya mencapai empat hektare dengan sebagian kepemilikan berada di tangan pengelola tempat wisata dan sebagian lainnya milik warga lokal.

Mengingat sawah jadi andalan, pengelola pun putar otak melestarikannya lantaran tak seperti di Jatiluwih yang keberadaannya dilindungi peraturan pemerintah daerah agar tidak sampai dialihfungsikan.

"Ada perjanjian sewa menyewa dengan pemilik yang intinya justru kita menginginkan view sawah tetap dijaga dan dirawat karena sebagai daya tarik dan kekuatan Antapura De Djati dengan Ubud view-nya, di mana hasil panennya menjadi sepenuhnya milik mereka selaku pemilik lahan," Ruslan menguraikan. 

Mengingat tempat wisata ini di tengah sawah, risiko bertemu ular atau binatang lainnya jelas ada karena itu termasuk habitat alami mereka. Namun, pihak pengelola mengaku selalu melakukan tindakan pencegahan seperti pembersihan area secara rutin dan pengawasan untuk menjaga keamanan pengunjung.

Pengunjung Antapura dilarang membawa makanan dan minuman dari luar. Mereka akan diarahkan mengisi perut ke restoran atau kafe yang ada di tempat wisata.

Di tempat wisata yang dibuka pada Februari 2022 itu terdapat Aksen Coffee untuk Anda bisa bersantai dan menikmati waktu bersama keluarga. Setelah dari Aksen Coffee, malamnya Anda bisa menikmati makan malam di Cibiuk Resto dan Warung Djati. Dengan konsep semi outdoor, restoran ini menawarkan aneka hidangan khas Indonesia yang memanjakan lidah.

3 dari 4 halaman

Ragam Wahana yang Tersedia di Antapura

Tidak hanya menikmati pemandangan sawah saja tentunya, ada juga wahana permainan yang bisa Anda coba di Antapura De Djati ini. Berikut merupakan beberapa wahana yang wajib Anda coba:

Rainbow Slider

Seluncuran tinggi berwarna pelangi yang membuat Anda berteriak seru ketika menaikinya. Untuk naik wahana ini, Anda cukup membayar Rp15 ribu untuk sekali meluncur.

Ayunan

Wahana ayunan itu menghadap langsung ke panorama sawah. Pengunjung wajib membayar Rp15 ribu.

Playground

Bagi anak-anak, di sini juga disediakan taman bermain yang bisa dicoba. Pengunjung cukup membayar Rp15 ribu untuk mengaksesnya.

Spot Foto Instagramable 

Spot foto yang menjadi primadona wisata ini yaitu balon udara, sarang burung, terowongan bunga, ayunan bunga, hingga pematang sawah yang hijau. Ada juga sepeda gantung, yang mengharuskan Anda naik sepeda di atas tali dan berjalan di atas hamparan sawah yang indah. Untuk spot ini Anda harus bayar Rp15 ribu.

Bagi Anda yang tidak cukup sehari berwisata di Antapura De Djati ini, tersedia paket kemping hanya dengan membayar Rp300 ribu saja. Fasilitas yang didapat yaitu tiket masuk wisata untuk empat orang, lahan camping, toilet, parkir, dan air galon.

Jika Anda tidak memiliki tenda pribadi, di sini juga terdapat penyewaan tenda dengan harga mulai dari Rp35 ribu untuk kapasitas dua orang hingga Rp160 ribu untuk kapasitas 8--10 orang. Ada juga penyewaan alat-alat camping lainnya, seperti lampu tenda dan flysheet.

 

 

 

4 dari 4 halaman

Persiapan Menyambut Libur Sekolah

 

 

Menurut Ruslan, setiap hari tempat wisatanya kedatangan sekitar 700--1000 pengunjung. Khusus menyambut masa liburan sekolah, Antapura De Djati telah mempersiapkan beberapa kegiatan dan promosi khusus, seperti program liburan sekolah dengan aktivitas kreatif dan edukatif untuk anak-anak.

Ada pula paket liburan keluarga dengan harga spesial dan fasilitas tambahan. Tersedia menu makanan khusus atau promo kuliner untuk menarik wisatawan serta penawaran diskon atau paket camping untuk menarik lebih banyak pengunjung selama liburan.

Untuk mengantisipasi lonjakan pengunjung, wisata ini sudah menyiapkan beberapa langkah, meliputi:

1. Menambah jumlah staf untuk melayani pengunjung dengan lebih efisien.

2. Menerapkan sistem reservasi atau tiket dengan kuota terbatas untuk mengatur jumlah pengunjung yang masuk.

3. Menyediakan area parkir tambahan dan mengatur arus lalu lintas untuk mengelola lalu lintas kendaraan.

4. Membangun area tunggu atau ruang santai tambahan bagi pengunjung.

5. Menyediakan fasilitas tambahan, seperti booth dan stand makanan minuman tambahan.

Ruslan membagikan beberapa tips sebelum berkunjung ke wisata Antapura De Djati ini. Pertama, direkomendasikan berkunjung di hari biasa pada pukul 08.00–10.00 atau 15.00–17.00 WIB untuk menghindari keramaian.

Kedua, pastikan Anda membawa payung, memakai topi, memakai pakaian yang menyerap keringat, dan menggunakan sepatu yang nyaman karena meski udaranya sejuk, tapi cuaca seringkali tidak menentu. Selain dilarang membawa makanan dan minuman, Anda juga diimbau untuk tidak membawa hewan peliharaan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat