, New Delhi - Partai oposisi utama India menuduh Perdana Menteri Narendra Modi melakukan ujaran kebencian setelah dia menyebut muslim sebagai "penyusup" – salah satu retorikanya yang paling menghasut tentang agama minoritas, beberapa hari setelah negara itu memulai pemilu yang berlangsung selama berminggu-minggu.
Pernyataan yang dilontarkan dalam kampanye pada hari Minggu (21/4/2024) menuai kritik keras bahwa Modi menjajakan kiasan anti-muslim. Partai Kongres India pun membuat pengaduan ke Komisi Pemilihan Umum India pada Senin (22/4), dengan tuduhan dia melanggar peraturan yang melarang kandidat terlibat dalam aktivitas apa pun yang memperburuk ketegangan agama.
Baca Juga
Kritik terhadap Modi – seorang nasionalis Hindu – menyebutkan tradisi keberagaman dan sekularisme India telah diserang sejak Partai Bharatiya Janata (BJP) yang dipimpinnya memenangkan kekuasaan satu dekade lalu. Mereka menuduh partai tersebut memupuk intoleransi agama dan terkadang bahkan kekerasan. BJP membantah tuduhan itu dan mengatakan kebijakannya menguntungkan seluruh rakyat India.
Advertisement
Dalam kampanye di Negara Bagian Rajasthan, Modi mengatakan ketika Partai Kongres India berkuasa mereka mengatakan umat Islam mempunyai hak utama atas sumber daya negara.
"Jika mereka kembali berkuasa, partai tersebut akan mengumpulkan semua kekayaan Anda dan mendistribusikannya kepada mereka yang memiliki lebih banyak anak," katanya yang disambut tepuk tangan massa, seperti dilansir AP, Rabu (24/4).
"Mereka akan membagikannya kepada para penyusup," lanjutnya, sambil menambahkan, "Apakah menurut Anda uang hasil jerih payah Anda harus diberikan kepada penyusup?"
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Kian Menjadi pada Era Modi
Presiden Partai Kongres India Mallikarjun Kharge menggambarkan pernyataan Modi sebagai ujaran kebencian, sementara juru bicara partai Abhishek Manu Singhvi menyebutnya "sangat, sangat tidak pantas".
Partai Kongres India mendesak Komisi Pemilihan Umum, yang kode etiknya melarang para kandidat menggunakan perasaan kasta atau komunal untuk mendapatkan suara, untuk bertindak. Pemungutan suara dimulai pada hari Jumat (19/4) dan berlangsung selama enam minggu, di mana Modi dan BJP menurut sebagian besar survei diperkirakan akan menang. Hasilnya pemilu India akan keluar pada 4 Juni.
Asaduddin Owaidi, seorang muslim yang menjadi anggota parlemen yang juga presiden Partai All India Majlis-e-Ittehad-ul-Muslimeen mengatakan pada hari Minggu, "Sejak tahun 2002 hingga hari ini, satu-satunya jaminan Modi adalah melecehkan umat Islam dan mendapatkan suara."
Advertisement
Meskipun telah lama terjadi ketegangan antara komunitas mayoritas Hindu dan muslim di India, kelompok hak asasi manusia mengatakan bahwa serangan terhadap kelompok minoritas menjadi lebih berani di bawah pemerintahan Modi.
Advertisement
Didiamkan?
Pernyataan Modi merujuk pada pernyataan mantan Perdana Menteri Manmohan Singh dari Partai Kongres India pada tahun 2006. Singh mengatakan bahwa kasta, suku, perempuan yang lebih rendah di India, dan "khususnya minoritas muslim" berhak mendapatkan bagian yang setara dalam pembangunan negara.
"Mereka harus mempunyai klaim pertama atas sumber daya," kata Singh.
Sehari kemudian, kantornya mengklarifikasi bahwa Singh merujuk pada semua kelompok yang kurang beruntung.
Advertisement
Dalam petisinya kepada Komisi Pemilihan Umum, Partai Kongres India mengatakan bahwa Modi dan BJP telah berulang kali menggunakan simbol dan sentimen agama dan agama dalam kampanye pemilu mereka tanpa mendapat hukuman.
"Tindakan ini semakin diperkuat oleh kelambanan komisi dalam menghukum perdana menteri dan BJP atas pelanggaran terang-terangan mereka terhadap undang-undang pemilu," sebut petisi itu.
"Dalam sejarah India, tidak ada perdana menteri yang merendahkan martabat jabatannya seperti yang dilakukan Modi," tulis Kharge di platform media sosial X alias Twitter.
Komisi Pemilihan Umum dapat mengeluarkan peringatan dan memberhentikan kandidat untuk jangka waktu tertentu karena pelanggaran kode etik.
"Kami menolak berkomentar," kata juru bicara komisi tersebut kepada kantor berita Press Trust of India pada hari Senin.
Dalam pidatonya, Modi juga mengulangi kiasan nasionalis Hindu bahwa umat Islam telah melampaui jumlah penduduk Hindu dengan memiliki lebih banyak anak. Umat Hindu merupakan 80 persen dari 1,4 miliar penduduk India, sedangkan 200 juta penduduk muslim di negara itu setara dengan 14 persen.
BJP yang dipimpin Modi sebelumnya menyebut muslim sebagai penyusup dan migran ilegal yang menyeberang ke India dari Bangladesh dan Pakistan.
Meskipun demikian, Modi sebagian besar tetap diam atas berbagai tuduhan diskriminasi terhadap muslim dan para kritikus mengatakan bahwa hal tersebut telah menguatkan beberapa pendukungnya yang paling ekstrem dan memungkinkan lebih banyak ujaran kebencian terhadap umat Islam.
Terkini Lainnya
Ekspor Batu Bara RI ke India dan Bangladesh Masih Tinggi, tapi China Melandai
Bangladesh dan India Disengat Gelombang Panas
India Fasilitasi Warganya yang Terdampak Banjir di Uni Emirat Arab
Kian Menjadi pada Era Modi
Didiamkan?
India
Narendra Modi
bjp
Ujaran Kebencian
Muslim
Partai Kongres India
Pemilu India
Manmohan Singh
Islam
Pelanggaran Kode Etik
Rekomendasi
Bangladesh dan India Disengat Gelombang Panas
India Fasilitasi Warganya yang Terdampak Banjir di Uni Emirat Arab
Partai Pro-China Menangkan Pemilu Maladewa, Hubungan dengan India Kian Renggang?
Guru Yoga Asal India Kunjungi Bali, Sandiaga Uno: Perkuat Positioning Sebagai Destinasi Wisata Spiritual
India Gelar Pemilu yang Disebut Terbesar Sedunia, Narendra Modi Bakal Menjabat Periode Ketiga?
Terbesar di Dunia, Hampir Semiliar Warga Negara Miliki Hak Memilih pada Pemilu India
Melihat Pendistribusian Mesin Pemungutan Suara Elektronik pada Pemilu India
Dijuluki Hercules Perempuan, Bocah 9 Tahun di India Ini Viral karena Kuat Angkat Besi 75 Kg
IMF Prediksi Ekonomi AS Tumbuh 2,7% pada 2024
Chandrika Chika
Chandrika Chika Minta Maaf pada Orangtua, Sesali Terjerat Kasus Narkoba
Ibunda Chandrika Chika Sebut Putrinya Sempat Pamit Sebelum Ditangkap karena Narkoba
Keluarga Bantah Chandrika Chika Disebut Sudah Konsumsi Narkoba Sejak Setahun Terakhir
Jefri Nichol Dituding Sindir Chandrika Chika, Kasus Lama Diungkit Lagi oleh Warganet: Dulu Chulo Papi, Sekarang Papi Chulo
VIDEO: Positif Narkoba, Selebgram Chandrika Chika dan Lima Rekannya Ditangkap Polisi
Viral Pesan Billy Saputra untuk Chandrika Chika, Yang Penting Jangan Narkoba
Putusan MK
Momen Prabowo Subianto Gemas dengan Anies Baswedan, Usai Pidato Sebagai Presiden Terpilih 2024-2029
Usai Putusan MK Tolak Seluruh Gugatan Pilpres 2024, Siapa Jadi Oposisi?
Prabowo-Gibran jadi Presiden-Wapres Terpilih, Zulkifli Hasan: Gonjang-Ganjing Pemilu Selesai
3 Pernyataan KPU Jelang Menetapkan Prabowo-Gibran Jadi Presiden dan Wakil Presiden Terpilih 2024
AHY: Keputusan MK Terkait Pilpres 2024 Final, yang Kecewa Harus Legowo
Piala Asia U-23 2024
Jadwal dan Hasil Piala Asia U-23 2024: Siapa Lolos ke Semifinal?
4 Fakta Menarik Jelang Duel Perempat Final Piala Asia U-23 2024 Korea Selatan Vs Timnas Indonesia
Korea Selatan vs Indonesia: Dilema Shin Tae-yong Hadapi Tanah Kelahiran di Perempat Final Piala Asia U-23
Jelang Perempat Final Piala Asia U-23, Pelatih Korea Selatan Terpukau Kinerja STY di Timnas Indonesia
Badai Cedera Hantam Korea Selatan Jelang Lawan Timnas Indonesia di Piala Asia U-23 2024
BRI Liga 1
Klasemen BRI Liga 1: Peserta Championship Series Bertambah, Susul Borneo FC dan Persib Bandung
Hasil BRI Liga 1 Persik Kediri vs PSS Sleman: Drama 8 Gol dan 1 Kartu Merah, Macan Putih Gagal ke Championship Series
Persebaya Keok Lagi Dibekuk Bali United di Kandang, Paul Munster Sebut Anak Asuhnya Kalah Mental
Hasil BRI Liga 1: Hajar Persebaya Surabaya, Bali United Segel Tiket Championship Series
Jadwal dan Link Streaming BRI Liga 1 2023/2024 Pekan ke-33 di Vidio: Persib vs Borneo FC
Hasil BRI Liga 1 2023/2024: Sikat RANS, PSIS Jaga Asa ke Championship Series
TOPIK POPULER
TODAY IN HISTORY
24 April 2011: Kebocoran Berkas Guantanamo AS Kuak Kebrutalan Penjara Paling Kontroversial di Dunia
Populer
Asisten Anggota Parlemen Uni Eropa Ditangkap atas Tuduhan Jadi Mata-mata China
Kekurangan Tentara Lawan Rusia, Ukraina Panggil Pulang Pria Usia Tempur di Luar Negeri
UNICEF Minta Intervesi Lebih untuk Atasi Krisis Kemanusiaan di Haiti
Adik Kim Jong Un: Korea Utara Akan Bangun Kekuatan Militer Paling Tangguh
Mengenal 4 Fosil Dinosaurus yang Ditemukan Hampir Utuh
Proses Pendaftaran dan Seleksi Universitas Top Ivy League, Cek Tips, Trik, dan Alur yang Perlu Anda Ketahui di Sini
25 April 1980: Misi Penyelamatan Sandera Amerika Serikat di Teheran Gagal
Protes Mobil Truknya yang Dibeli Tak Kunjung Datang, Pria di Argentina Tolak Pergi dari Dealer
Mengenal Asteroid Kamo'oalewa, "Bulan Kedua" Bumi
Menlu AS Antony Blinken Minta China-Taiwan Minimalisir Konflik dan Menahan Diri
Mooryati Soedibyo
Top 3: Pendiri Mustika Ratu Mooryati Soedibyo Meninggal Dunia
Rahasia Umur Panjang Mooryati Soedibyo yang Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun
Top 3 Berita Hari Ini: Mooryati Soedibyo Meninggal Dunia, Sang Mpu Jamu Bakal Dimakamkan Secara Militer
Jokowi Takziah ke Rumah Duka Almarhumah Mooryati Soedibyo
Berita Terkini
Harga Minyak Mentah Turun 2% usai Persediaan BBM AS Naik
Malaikat Digambarkan Memiliki Dua Sayap Besar, Benarkah?
60 Kata-kata Sad Jawa dan Artinya, Ungkapan Keresahan Hati
Top 3 News: Jawaban Singkat Jokowi Usai Disebut Bukan Kader PDIP Lagi
6 Fakta Menarik Gunung Kerenceng di Sumedang yang Puncaknya Berbentuk Segitiga
Terungkap! HP Android Asal China Ini Jadi yang Pertama di Dunia Pakai Snapdragon 8 Gen 4
Psikolog: Kelola Stres Setiap Hari Cegah Emosi Meledak
Cuaca Besok Jumat 26 April 2024: Jabodetabek Bakal Hujan Siang hingga Malam
Adik Kim Jong Un: Korea Utara Akan Bangun Kekuatan Militer Paling Tangguh
5 Manfaat Daun Pisang untuk Kesehatan dan Kecantikan
Chery Dirikan Pabrik di Thailand, Kapasitas 50 Ribu Unit per Tahun
120 Sky Quotes Indah, Luasannya Jadi Sumber Inspirasi
Membaca Arah Politik, Setelah Prabowo dan Gibran Jadi Presiden-Wapres Terpilih
Kronologi Prajurit TNI Tewas Disambar Petir di Mabes Cilangkap
Viral, ODGJ di Banten Dikeroyok Warga karena Sering Mengamuk