uefau17.com

Penyebab BAB Keluar Darah Segar pada Orang Dewasa dan Anak, Bahaya atau Tidak? - Hot

, Jakarta - BAB keluar darah segar bisa menjadi pengalaman yang mengkhawatirkan, baik pada orang dewasa maupun anak-anak. Kondisi ini dapat terjadi ketika seseorang mengalami pendarahan di saluran pencernaan bagian bawah, seperti usus besar atau rektum. Orang yang mengalami kondisi ini bisa melihat darah segar yang menetes atau bahkan terus-menerus keluar saat buang air besar, namun seringkali tanpa disertai rasa sakit.

Menurut Kementerian Kesehatan RI, penyebab BAB keluar darah segar dapat bervariasi, mulai dari yang ringan seperti wasir hingga kondisi yang lebih serius seperti kanker usus besar.

Pada orang dewasa, penyebab umumnya adalah wasir, fisura ani, atau polip usus besar. Sedangkan pada anak-anak, kondisi seperti intususepsi atau alergi susu sapi juga bisa menyebabkan pendarahan saat buang air besar. Gejala penyerta yang sering muncul saat seseorang mengalami BAB keluar darah segar antara lain sakit perut, demam, diare, perubahan pola buang air besar, hingga penurunan berat badan.

Berikut ulas lebih mendalam penyebab BAB keluar darah segar dan penanganan yang tepat, Rabu (24/4/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penyebab BAB Keluar Darah Segar

Buang air besar (BAB) keluar darah segar seringkali menimbulkan kekhawatiran bagi siapa saja yang mengalaminya. Menurut penelitian yang dipublikasikan oleh Universitas Indonesia (UI), kondisi ini dikenal sebagai hematochezia, yaitu ketika darah merah segar terlihat dalam tinja atau feses. Hematochezia umumnya terjadi karena perdarahan pada saluran gastrointestinal bagian bawah, seperti wasir atau kanker usus besar.

Darah yang keluar pada hematochezia biasanya berwarna merah cerah, berbeda dengan melena yang darahnya berwarna hitam karena berasal dari saluran pencernaan bagian atas.

Penyebab BAB keluar darah segar bisa beragam, namun seringkali disebabkan oleh masalah di saluran pencernaan bagian bawah. Wasir atau hemoroid adalah salah satu penyebab paling umum dari hematochezia. Wasir adalah pembengkakan pembuluh darah di daerah anus dan rektum yang dapat pecah dan menyebabkan perdarahan saat buang air besar. Selain wasir, fisura ani (robekan kecil di sekitar anus) juga dapat menjadi penyebab lain. Penyebab lainnya bisa termasuk infeksi usus, divertikulitis, atau penyakit radang usus.

Apakah Berbahaya?

Meskipun hematochezia tidak selalu menunjukkan kondisi yang serius, tetap penting untuk mencari penanganan medis yang tepat. Melansir dari Kementerian Kesehatan RI, jika dibiarkan tanpa perawatan, hematochezia dapat menyebabkan komplikasi yang lebih serius, seperti anemia akibat kehilangan darah, syok, atau bahkan kematian. Meski hematochezia dapat terjadi tanpa rasa sakit, perdarahan yang berulang atau terus-menerus harus dianggap sebagai tanda peringatan dan memerlukan evaluasi medis lebih lanjut.

Ketika seseorang mengalami BAB keluar darah segar, risiko komplikasi lainnya termasuk penurunan tekanan darah yang dapat menyebabkan pusing atau pingsan. Selain itu, kehilangan darah dalam jumlah banyak dapat memengaruhi suplai oksigen ke tubuh, yang pada akhirnya bisa berdampak pada organ-organ vital.

Oleh karena itu, setiap gejala BAB keluar darah segar harus diambil serius dan harus segera mendapatkan perhatian medis untuk diagnosis yang tepat.

Untuk mencegah komplikasi lebih lanjut, penting untuk mengatasi penyebab dasar hematochezia. Penanganan yang tepat mencakup perubahan pola makan, pengobatan untuk mengurangi peradangan atau pembengkakan, atau dalam beberapa kasus, prosedur bedah untuk menghilangkan sumber perdarahan. Mengingat risikonya yang dapat mengancam jiwa, jika mengalami BAB keluar darah segar, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk diagnosis dan perawatan yang tepat.

3 dari 4 halaman

Penyebab BAB Keluar Darah Segar Lainnya

Buang air besar (BAB) keluar darah segar, atau dikenal sebagai hematochezia, sering kali disebabkan oleh perdarahan di saluran pencernaan bagian bawah, seperti usus besar dan rektum. Hematochezia dapat menunjukkan masalah kesehatan serius dan memerlukan penanganan medis segera.

Menurut Kemenkes RI, penyebab BAB keluar darah segar yang paling umum berasal dari beberapa kondisi berikut ini.

  1. Wasir. Wasir atau hemoroid adalah pembengkakan pembuluh darah di sekitar anus dan rektum yang dapat menyebabkan perdarahan saat buang air besar. Ketika wasir pecah atau teriritasi, darah segar bisa muncul dalam tinja. Selain perdarahan, wasir juga dapat menyebabkan rasa sakit atau gatal di sekitar anus.
  2. Luka pada Anus (Fisura Ani). Fisura ani adalah robekan kecil pada kulit di sekitar anus, sering disebabkan oleh buang air besar yang keras atau sembelit kronis. Luka ini bisa berdarah ketika feses melewati anus, menyebabkan keluarnya darah segar. Selain itu, fisura ani bisa menimbulkan rasa sakit dan ketidaknyamanan selama atau setelah buang air besar.
  3. Kanker Usus Besar. Kanker usus besar atau kolorektal adalah penyebab BAB keluar darah segar paling serius. Tumor yang tumbuh di usus besar dapat menyebabkan perdarahan, terutama ketika tumor teriritasi atau tumbuh lebih besar. Selain perdarahan, kanker usus besar dapat menyebabkan gejala seperti penurunan berat badan, perubahan pola BAB, dan rasa sakit di perut.
  4. Kolitis Ulseratif. Kolitis ulseratif adalah jenis penyakit radang usus yang menyebabkan peradangan dan luka pada lapisan usus besar. Ketika peradangan parah, perdarahan dapat terjadi, mengakibatkan munculnya darah segar dalam tinja. Gejala lainnya meliputi diare, nyeri perut, dan penurunan berat badan.
  5. Polip Usus Besar. Polip adalah pertumbuhan abnormal pada lapisan usus besar. Beberapa jenis polip memiliki potensi untuk berubah menjadi kanker, tetapi polip juga dapat berdarah, terutama jika teriritasi atau mengalami trauma. Jika polip terletak di dekat rektum, darah segar dapat muncul saat buang air besar. Inilah penyebab BAB keluar darah segar.
  6. Tumor Jinak di Usus Besar atau Rektum. Tumor jinak, seperti adenoma, dapat menyebabkan perdarahan jika tumbuh cukup besar atau jika teriritasi. Meskipun tidak bersifat kanker, tumor ini dapat mengganggu fungsi usus dan menyebabkan gejala seperti hematochezia.
  7. Penyakit Crohn. Penyakit Crohn adalah penyakit radang usus yang dapat memengaruhi bagian mana pun dari saluran pencernaan, termasuk usus besar dan rektum. Peradangan yang diakibatkan oleh penyakit Crohn dapat menyebabkan perdarahan dan menghasilkan darah segar saat buang air besar. Gejala lainnya termasuk diare kronis, nyeri perut, dan kelelahan.
  8. Radang pada Lapisan Rektum (Proktitis). Proktitis adalah peradangan pada lapisan rektum yang dapat disebabkan oleh infeksi, penyakit autoimun, atau kondisi lain. Peradangan ini dapat menyebabkan perdarahan dan keluarnya darah segar saat buang air besar. Gejala tambahan mungkin termasuk nyeri saat buang air besar, sensasi panas, atau keinginan buang air besar yang mendesak.
  9. Diverkulitis. Diverkulitis terjadi ketika divertikula, kantong kecil pada dinding usus besar, mengalami infeksi atau peradangan. Kondisi ini dapat menyebabkan perdarahan yang menghasilkan hematochezia. Gejala lainnya meliputi demam, nyeri perut, dan perubahan pola buang air besar.

Pada bayi atau anak-anak, penyebab BAB keluar darah segar bisa berbeda. Beberapa kondisi yang bisa menyebabkan hematochezia pada usia muda meliputi necrotizing enterocolitis (peradangan pada usus besar atau usus halus pada bayi), usus melintir, intususepsi (bagian usus masuk ke dalam bagian lain), iskemia usus (kurangnya aliran darah ke usus), alergi susu sapi, dan tonjolan pada bawah usus kecil (Meckel’s diverticulum).

Setiap kali terjadi hematochezia, terutama jika berulang atau disertai gejala lain seperti nyeri, demam, atau perubahan pola buang air besar, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter untuk diagnosis dan penanganan yang tepat.

 

4 dari 4 halaman

Pemeriksaan BAB Keluar Darah Segar

Jika seseorang mengalami BAB keluar darah segar, dokter biasanya akan merekomendasikan beberapa pemeriksaan untuk menentukan penyebab dan tingkat keparahan masalah tersebut. Berikut adalah beberapa pemeriksaan yang umum dilakukan merangkum dari Kemenkes RI:

1. Tes Darah

Tes darah dilakukan untuk mengetahui jumlah sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit. Jumlah sel darah merah yang rendah bisa mengindikasikan anemia akibat pendarahan. Selain itu, tes darah juga digunakan untuk memeriksa kecepatan pembekuan darah dan fungsi organ hati, yang dapat memberikan petunjuk tentang masalah kesehatan lainnya.

Misalnya, jika pembekuan darah melambat, pasien mungkin memiliki gangguan perdarahan yang bisa menyebabkan hematochezia.

2. Kolonoskopi

Kolonoskopi adalah pemeriksaan yang melibatkan penggunaan selang panjang yang dilengkapi dengan kamera untuk melihat kondisi usus besar dan rektum. Selang ini dimasukkan melalui anus untuk mendeteksi sumber pendarahan, polip, tumor, atau peradangan. Selama kolonoskopi, dokter juga dapat melakukan biopsi atau mengambil sampel jaringan untuk pemeriksaan lebih lanjut di laboratorium.

Misalnya, kolonoskopi dapat mengungkap adanya polip usus yang mungkin berdarah, menyebabkan BAB keluar darah segar.

3. Biopsi

Biopsi adalah prosedur mengambil sampel jaringan untuk diperiksa di laboratorium. Pemeriksaan ini digunakan jika dokter mencurigai adanya tumor atau pertumbuhan abnormal di usus besar atau rektum. Dengan menganalisis jaringan di bawah mikroskop, dokter dapat menentukan apakah ada sel kanker atau kondisi lain yang menyebabkan pendarahan. Misalnya, biopsi bisa dilakukan jika selama kolonoskopi ditemukan pertumbuhan abnormal yang perlu dianalisis lebih lanjut.

4. Foto Rontgen

Foto rontgen digunakan untuk melihat kondisi saluran pencernaan dengan bantuan sinar X. Dokter dapat menggunakan larutan barium untuk meningkatkan kontras pada gambar, sehingga dapat melihat dengan lebih jelas kondisi usus besar dan rektum. Foto rontgen dapat membantu mendeteksi adanya penyumbatan, divertikula, atau kelainan struktur lainnya yang bisa menyebabkan pendarahan.

Misalnya, foto rontgen dengan barium enema dapat menunjukkan adanya divertikula yang mungkin terinfeksi atau mengalami peradangan.

5. Angiografi

Angiografi adalah pemeriksaan yang melibatkan penyuntikan cairan kontras ke dalam pembuluh darah untuk melihat kerusakan atau penyempitan. Prosedur ini dapat membantu mendeteksi sumber pendarahan dalam pembuluh darah yang mungkin menyebabkan hematochezia.

Dokter dapat melihat aliran darah dan mengidentifikasi area yang tidak normal. Misalnya, angiografi dapat digunakan untuk mengidentifikasi pembuluh darah yang pecah atau tersumbat yang mungkin menyebabkan pendarahan di saluran pencernaan.

6. Radionuclide Scan

Radionuclide scan adalah pemeriksaan yang melibatkan penyuntikan bahan radioaktif ke pembuluh darah untuk melihat kerusakan atau aliran darah yang tidak normal. Pemeriksaan ini dapat membantu mendeteksi sumber pendarahan yang sulit dideteksi dengan metode lain.

Misalnya, radionuclide scan dapat digunakan untuk menemukan lokasi perdarahan yang menyebabkan hematochezia, terutama jika perdarahan tersebut tidak terlihat selama kolonoskopi atau pemeriksaan lainnya.

7. Laparotomi

Laparotomi adalah prosedur bedah terbuka yang memungkinkan dokter melihat langsung ke dalam perut untuk mencari sumber pendarahan. Prosedur ini dilakukan jika metode pemeriksaan lainnya tidak berhasil mengidentifikasi penyebab pendarahan. Laparotomi biasanya digunakan dalam kasus darurat atau jika sumber perdarahan sangat sulit ditemukan.

Misalnya, jika pasien mengalami pendarahan berat dan pemeriksaan non-invasif tidak memberikan hasil, laparotomi dapat dilakukan untuk mengidentifikasi dan mengatasi penyebab pendarahan.

Semua pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi dan mengatasi penyebab BAB keluar darah segar dengan tepat. Sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk menentukan jenis pemeriksaan yang sesuai berdasarkan gejala dan kondisi kesehatan individu.

 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat