uefau17.com

Tetap Tenang, Ketahui Cara Tepat Mengatasi dan Mencegah Tantrum pada Anak - Health

, Jakarta Tantrum merupakan suatu keadaan yang sering dihadapi oleh orang tua, terutama yang memiliki anak balita. Tantrum juga bisa menjadi penyebab orang tua melakukan kekerasan pada anak, sehingga harus mengerti cara mengenalinya, mencegah, dan yang paling penting yaitu mengatasi anak yang mengalami tantrum.

Menurut Dr. dr I Gusti Ayu Trisna Windiani, SpA(K), Ketua Divisi Tumbuh Kembang-Pediatri Sosial, Dept/KSM Ilmu Kesehatan Anak FK UNUD/RSUP Prof. Dr. I G.N.G Ngoerah, Bali tantrum adalah suatu ledakan perilaku yang mencerminkan respons disregulasi terhadap rasa frustrasi Anak.

"Anak tidak mampu meregulasi rasa frustasi yang dia alami," kata Trisna dalam acara Seminar Media Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) yang dilaksanakan secara daring pada Selasa, 23 April 2024, dengan topik Tantrum: Bagaimana Mencegah dan Mengatasinya?.

Tantrum anak merupakan suatu periode yang ekstrem, tidak menyenangkan, yang tidak sesuai dengan situasi. Kadang-kadang menunjukkan perilaku agresif sebagai respons terhadap frustrasi atau kemarahan anak. 

"Tantrum ini sebetulnya merupakan suatu perkembangan normal sesuai dengan usia anak, tetapi bisa juga menjadi abnormal jika tantrum berlanjut sampai anak yang lebih besar dan remaja," kata Trisna.

Umumnya tantrum yang normal biasa terjadi di usia 18 bulan sampai 4 tahun.

Perkembangan emosional/sosial pada anak, perlu dimengerti oleh orang tua atau keluarga sebagai dasar untuk mengatasi tantrum pada anak.

"Jadi harus mengerti tahap perkembangan emosional/sosial anak," kata Trisna.

Orang tua atau keluarga perlu menyadari bahwa ada tahap-tahap perkembangan yang harus terbentuk dengan baik sesuai dengan usianya. 

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penyebab Tantrum Pada Anak

Trisna menjelaskan beberapa faktor berikut ini bisa menjadi penyebab atau pencetus tantrum pada anak.

  1. Kondisi fisiologis anak: Pada anak yang lebih kecil biasanya tantrum terjadi jika mereka lelah, lapar, bosan, frustasi. 
  2. Masalah kesehatan: Bisa juga ketika anak sakit, atau ada masalah kesehatan yang dialami.
  3. Anak menginginkan atau menolak sesuatu: "Bisa jadi dia mencari perhatian orang tuanya, atau anak tidak mau ketika sedang asik bermain kemudian tiba-tiba terjadi perubahan yang mendadak," kata Trisna. Anak belum memiliki keterampilan coping yang baik.
  4. Anak dengan kebutuhan khusus (ABK): "Anak-anak yang berkebutuhan khusus tidak bisa menyampaikan apa yang ingin dikatakan dengan baik," jelas Trisna.
  5. Pola asuh orang tua: Pola asuh otoriter, permisif, atau tidak selalu diabaikan oleh orang tua, atau bahkan ada suatu peraturan yang tidak konsisten. 
  6. Temperamen anak: Temperamen anak yang keras kepala dan tidak sabar bisa menyebabkan tantrum.
  7. Lingkungan: "Misalnya ada kekerasan di dalam keluarga, orang tua mengalami gangguan kesehatan mental," kata Trisna.
3 dari 4 halaman

Mengatasi Tantrum dengan Metode RIDD

Remain Calm (Tetap Tenang)

Ketika anak tantrum, sebagai orang tua harus tetap tenang, jangan ikut berteriak dan nada suaranya juga harus tenang. "Jika orang tua berteriak, maka anak itu akan meningkatkan dua kali kekuatan tantrumnya," kata Trisna.

Ignore the Tantrum (Abaikan Perilaku Tantrumnya)

Abaikan perilaku tantrumnya, tetapi jangan mengabaikan anak tersebut. kalau Anak sudah aman, sudah tidak membahayakan dirinya atau orang lain, maka abaikan tantrumnya, tetapi tidak mengabaikan anak.

Distract the Child (Alihkan perhatian Anak)

Orang tua atau pengasuh boleh meninggalkan anak sementara sambil menunggu tantrumnya berhenti. "Berikan anak waktu untuk mengeluarkan energinya untuk tantrum," kata Trisna.

Do Say "yes" When Meeting the Child's Physical and Safety Needs, but Don't Give in to Demands (Katakan "ya" Jika Kondisi Anak Aman, Jangan Menyerah Pada Permintaan Anak)

Mengatakan "ya" ketika anak sudah dirasa aman, tetapi jangan mudah tergoyah untuk memenuhi keinginan anak. 

4 dari 4 halaman

Mencegah Tantrum Pada Anak Menggunakan Metode CALM

Communicate Well (Komunikasi yang Baik)

Orang tua harus tetap melakukan komunikasi yang baik, jangan berdebat, jangan berteriak di depan anak.

"Menjadi orang tua harus menjadi contoh yang baik, jangan ketika anak tantrum orang tua malah ikut tantrum," kata Trisna.

Attend to the Child's Need (Perhatikan Apa yang Dibutuhkan Anak)

Selalu berikan perhatikan yang positif kepada Anak. Orang tua harus mengerti kebutuhan anak seperti lapar dan mengantuk, atau tidak ingin diganggu.

Let the Child Share Their Feelings and Listen (Berikan Kesempatan Anak Berbagi Perasaan, dan Dengarkan)

Jadilah pendengar yang baik. Sejak awal anak harus dikenalkan untuk mengutarakan perasaanya seperti ketika sedang marah, kecewa, atau sedih. "Sehingga anak bisa merasakan apa yang dia rasakan. Bisa belajar tentang intrapersonal," jelas Trisna.

Make Naptimes and Mealtimes a Daily Routine as Much as Possible (Buat Rutinitas Waktu tidur dan Makan Anak)

"Rutinitas adalah bagian dari disiplin. Waktu tidurnya, makannya, perlu diatur, walaupun libur tetap harus rutin dan konsisten dilakukan," kata Trisna.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat