, Batam - Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia dan Kaukus Indonesia untuk Kebebasan Akademik (KIKA) menggelar diskusi publik, membahas polemik Proyek Strategis Nasional (PSN) Rempang Eco-City, Jumat, 21 Juni 2024.
Diskusi daring ini, menghadirkan Dandhy Dwi Laksono dari Watchdoc dan Rina Mardiana dari Pusat Studi Agraria IPB University dan KIKA. Selain itu, diskusi ini juga menghadirkan Sasmito Madrim dari AJI Indonesia, Boy Jerry Even Sembiring dari Walhi Riau, Andri Alatas dari YLBHI-LBH Pekanbaru, warga Pulau Rempang, dan beberapa narasumber lainnya, mulai dari akademisi, aktivis dan peneliti.
Baca Juga
Siapa Menikmati Kompensasi Relokasi Warga Batam?
VIDEO: Kacau! Petugas Pengisi ATM Curi Uang Sebesar 1,1 Miliar!
Turis Singapura Trauma, Terjebak Macet 2,5 Jam di Terminal Feri Batam
Diskusi publik ini mengupas berbagai perspektif dari para narasumber mengenai polemik yang dialami masyarakat di Pulau Rempang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau. Berbagai sudut pandang muncul dalam diskusi ini termasuk framing berita yang tidak berimbang, hingga dampak sosial dari proyek tersebut.
Advertisement
Wadi, perwakilan warga Sembulang Hulu, Pulau Rempang, menyampaikan rasa keprihatinannya atas informasi yang disebarkan Badan Pengusahaan (BP) Batam kepada publik. Wadi menilai pernyataan BP Batam mengenai data warga yang telah setuju untuk direlokasi tidak dapat dipertanggungjawabkan.
"Kami berharap BP Batam jangan asal menyebarkan informasi apalagi bohong. Banyak yang menolak relokasi, jangankan ganti untung yang besar, kami tidak akan mau dipindahkan karena ini kampung kami dari ratusan tahun yang lalu," katanya.
Sementara itu, Saka asal Kampung Tua Pasir Panjang, Pulau Rempang, juga mengutarakan hal serupa. Menurutnya, mayoritas warga Kampung Tua Pasir Panjang menolak relokasi.
"Kami meminta BP Batam terbuka atas informasi yang ada, karena data warga penerima relokasi yang disampaikan oleh BP Batam fiktif," katanya.
Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia mengkritik pemberitaan terkait konflik agraria di Pulau Rempang yang dipublikasi tanpa melakukan verifikasi. Perwakilan AJI Indonesia, Sasmito Madrim, menyoroti minimnya pemberitaan yang sesuai dengan fakta di lapangan.
"Kalau kita lihat di pemberitaan, terdapat dua kubu dan ini terpecah," kata Sasmito.
Dia menjelaskan bahwa ada media yang bersikap kritis dan kredibel, sementara ada pula media yang mewakili kepentingan perusahaan.
Sasmito menekankan pentingnya verifikasi dalam setiap laporan berita untuk memastikan akurasi dan keadilan dalam pemberitaan, terutama dalam kasus konflik agraria yang berdampak langsung pada masyarakat di Pulau Rempang dan daerah lainnya.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Tetap Lantang
![Batam](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/VBIDWLM3CmRxuX0LtS9zR0ZwgMk=/0x0:0x0/640x360/filters:quality(75):strip_icc():format(webp):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-gray-landscape-new.png,540,20,0)/kly-media-production/medias/4865756/original/027623000_1718605517-IMG-20240617-WA0003.jpg)
Direktur YLBHI-LBH Pekanbaru, Andri Alatas menyoroti kurangnya ketegasan pemerintah dalam menangani konflik agraria di Indonesia. Menurut Andri, terdapat perbedaan mencolok antara pernyataan Presiden Jokowi yang meminta agar masyarakat didahulukan dibandingkan pemegang konsesi, dengan tindakan nyata di lapangan.
"Kementerian hingga ke bawah tidak mengikuti instruksi Presiden Jokowi sehingga konflik agraria terus berlarut hingga saat ini," kata Andri.
Data YLBHI-LBH Pekanbaru di Pulau Rempang, ditemukan bahwa sekitar 90 kepala keluarga yang setuju untuk direlokasi bukan merupakan warga asli Pulau Rempang.
"Mereka menerima relokasi karena tidak memiliki ikatan emosional atau rasa sayang terhadap lahan dan kampung adat yang telah dijaga selama ratusan tahun," kata Andri.
Direktur Eksekutif Walhi Riau, Boy Jerry Even Sembiring menambahkan, konflik penolakan pengukuran lahan yang terjadi pada 7 September 2023 di Pulau Rempang merupakan tragedi yang telah disusun secara sistematis oleh pemerintah.
Boy menyoroti ribuan personel gabungan yang dipersenjatai mengusir ribuan masyarakat dengan menggunakan tembakan peluru karet dan gas air mata.
"Ini bukti pemerintah secara sistematis menyusun dan melaksanakan tindakan represif terhadap masyarakat," kata Boy.
Hilangnya berita kritis juga mendapat perhatian. Menurutnya, BP Batam punya hak jawab, tapi tidak punya hak memaksa bahkan mengekang pemberitaan dan kebebasan.
Rina Mardiana, perwakilan dari KIKA turut menyayangkan situasi konflik yang berlarut-larut tanpa penyelesaian yang memadai di Pulau Rempang.
Rina menyebut telah menemukan fakta mengejutkan terkait janji-janji pemerintah yang tidak sesuai dengan kondisi di lapangan. Dia juga menyoroti banyaknya rilis berita dari BP Batam yang tidak terverifikasi.
"Klaim bahwa banyak warga yang bersedia direlokasi harus diverifikasi ulang, hasil investigasi kami menunjukkan fakta yang sangat berbeda di lapangan," kata Rina.
Dandhy Dwi Laksono, Co-Founder Watchdog mengungkapkan bahwa polemik di PSN Rempang Eco-City merupakan pertarungan berat bagi masyarakat setempat.
"Ini pertarungan yang sepertinya berat karena investor yang berada di Rempang hari ini merupakan investor yang sudah dua kali memiliki proyek besar dan gagal di Selat Sunda dan Teluk Benoa," kata Dandhy.
Ia menambahkan bahwa konflik agraria di Papua dan Banyuwangi jauh lebih kompleks. Di Papua masyarakat yang menolak dianggap pro kemerdekaan atau anti-NKRI, sementara di Banyuwangi, warga yang menolak tambang emas dicap sebagai komunis.
"Identitas Melayu yang digunakan masyarakat Rempang sangat relevan sebagai instrumen untuk menggalang dukungan solidaritas masyarakat," katanya.
Herdiansyah Hamzah dari Universitas Mulawarman. Ia menyatakan bahwa negara telah melakukan kejahatan terencana terhadap masyarakat di Pulau Rempang, seperti yang terjadi di daerah lain.
"Negara secara terang benderang melakukan kejahatan serius terhadap masyarakatnya sendiri. Negara tidak hanya merampas tanah, tapi juga merampas ruang hidup dan masa depan anak cucu masyarakat terdampak. Masalah di Pulau Rempang adalah masalah kita bersama, sebagai sebuah bangsa," kata Herdiansyah.
Menurutnya, negara harus menjadi wakil yang merepresentasikan kepentingan rakyat Indonesia, bukan sebagai pihak yang merampas tanah rakyatnya sendiri.
Di akhir pernyataannya, Herdiansyah membacakan sepenggal puisi karya Wiji Thukul yang berjudul 'Pepatah Buron'.
"Kawan sejati adalah kawan yang masih berani tertawa bersama walau dalam kepungan bahaya," tutupnya.
Terkini Lainnya
Siapa Menikmati Kompensasi Relokasi Warga Batam?
VIDEO: Kacau! Petugas Pengisi ATM Curi Uang Sebesar 1,1 Miliar!
Turis Singapura Trauma, Terjebak Macet 2,5 Jam di Terminal Feri Batam
Tetap Lantang
Batam
Rempang
Rempang Eco-City
AJI
YLBHI
walhi
Rekomendasi
Turis Singapura Trauma, Terjebak Macet 2,5 Jam di Terminal Feri Batam
Takbir Keliling Warga Rempang, Pawai Obor Memanggil Malaikat Penyelamat
Terjebak Pinjol, Karyawati Nyolong 143 Smartphone
Ditangkap, Yang Menyalahgunakan Solar Bersubsidi di Batam
41 Ribu Film Kena Sensor LSF, Publik Perlu Membiasakan Sensor Mandiri
Kisruh Internal PSI Batam, Menunggu Respon Kaesang
BP Batam Evaluasi Alokasi Lahan PT CSS dan Berkomitmen Kembalikan Uang
Kantor PSI Batam Disegel Kader, Kasus Narkoba?
Copa America 2024
Profil Endrick Penyerang Muda Brasil, Klub, Riwayat Karier, Usia, dan Status Transfer di Real Madrid
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Hasil Copa America 2024: Gol Marquinhos Dibatalkan, Brasil Harus Puas Ditahan Imbang Kosta Rika Tanpa Gol
Copa America 2024: Kolombia Pecundangi Paraguay di Laga Perdana Grup D
Link Live Streaming Copa America 2024 Brasil vs Kosta Rika, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Timnas Indonesia U-16
Top 3 Berita Bola: Timnas Indonesia U-16 Sikat Filipina, Manchester United Gaet Pemain Denmark Lagi
Kalahkan Filipina, Coach Nova: Timnas Indonesia U-16 Kurang Kreatif, Untung Punya Keunggulan Fisik
Daftar Negara Tersukses Sepanjang Sejarah Piala AFF U-16, Indonesia Peringkat Berapa?
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Hasil Piala AFF U-16 2024 Filipina vs Indonesia: Kerja Keras, Garuda Nusantara Amankan 3 Poin
Hasil Piala AFF U-16 2024 Filipina vs Indonesia: Garuda Nusantara Belum Cetak Gol
Judi Online
Polri Tegaskan Sudah Ada Bandar Judi Online yang Ditangkap
Kritik Keras Mahasiswa IPB Asal Gorontalo soal Pemberian Bansos bagi Pelaku Judi
Promosikan Situs Judi Online, Segini Upah yang Didapat 2 Selebgram Lampung
Kronologi Penangkapan Dua Selebgram Lampung yang Promosikan Judi Online
Haji 2024
Puluhan Ribu Jemaah Haji Pulang ke Indonesia Lewat Bandara Soetta hingga 21 Juli 2024
Jemaah Haji Indonesia Tersasar sampai Tidak Makan 2 Hari, Dibantu Muthawif Malaysia Kembali ke Hotel
Mengapa Ada Larangan Keluar Rumah Sepulang Haji? Ini Penjelasannya
Benarkah Bid’ah jika Berkunjung ke Orang yang Pulang Haji? Buya Yahya Ungkap Fadhilahnya
Tangis Haru Warnai Kedatangan Kloter Pertama Jemaah Haji Asal Lampung di Rajabasa
13 Bandara Siap Sambut Kepulangan 216 Ribu Jemaah Haji hingga 22 Juli 2024
TOPIK POPULER
Populer
Belasan Tower Ilegal di Garut Disegel, Bagaimana Sinyal Seluler?
Jamban Bikin Kepulangan Jemaah Haji Asal Garut Terlambat 3 Jam, Keluarga Sempat Waswas
6 Rekomendasi Kuliner Enak di Ciwidey
Promosikan Situs Judi Online, Segini Upah yang Didapat 2 Selebgram Lampung
Simak, Berikut Makanan yang Harus Dihindari Penderita Asam Urat
Intip, 7 Rekomendasi Serial Netflix Kesukaan Member BTS
Siapa Menikmati Kompensasi Relokasi Warga Batam?
Menikmati Libur Sekolah di Orchid Forest, Wisata Alam Indah dan Memesona di Lembang
Diadaptasi dari Manga Karya Akane Shimizu, Teaser Pertama Live Action 'Cells at Work' Dirilis
Kronologi Ricuhnya Konser Lentera Festival 2024, Picu Pembakaran hingga Penjarahan Barang Vendor
Euro 2024
Lolos ke 16 Besar Euro 2024, Italia Bersiap untuk Pertandingan Lebih Berat
Denmark Vs Serbia: Tim Dinamit Bakal Berjuang Demi Tiket 16 Besar Euro 2024
Prediksi Euro 2024 Prancis vs Polandia: Bungkam Kritik
Inggris Vs Slovenia Euro 2024: The Three Lions Incar Hasil Maksimal
Jadi Pencetak Gol Tertua di Euro, Harga Pasar Luka Modric Masih Mentereng
Prediksi Euro 2024 Inggris vs Slovenia: Tim 3 Singa Merespon Kritik
Berita Terkini
Eriko: Kursi PKB dan PDIP Cukup Untuk Usung Anies
Teriakan Lantang dari Rempang yang Hilang
Kemenperin Bakal Kasih Industri Pengolahan Rumput Laut Mesin Baru
Kritik Pedas Gus Baha terhadap Hakim, Memvonis Orang dalam Kondisi Ini
Cara Membuat Tulisan Miring di WA untuk HP Android dan iPhone, Gampang Banget
Syahrini Rahasiakan Jenis Kelamin Calon Anaknya, Keluarga Juga Tak Diberitahu
Ransomware Serang Pusat Data Nasional Sementara, 210 Instansi di Indonesia Terdampak
SM Entertainment Ungkap Penundaan MV “Cosmic” Untuk Perbaikan Kualitas, Ini Reaksi Penggemar
Puluhan Ribu Jemaah Haji Pulang ke Indonesia Lewat Bandara Soetta hingga 21 Juli 2024
PDIP Berandai-andai Cagub Jakarta dari PKB, Tapi Cagub Jatim Kadernya
Korea Utara Kirim 70 Balon Udara Mengandung Parasit dari Kotoran Manusia ke Korsel
5 Olahan Ubi Kayu yang Lezat dan Bergizi, Praktis dan Empuk
Hanya Pakai 1 Bahan Dapur, Begini Trik Mudah dan Cepat Hilangkan Noda Jamur di Jas Hujan
Dihadirkan Saat Rilis Penyalahgunaan Narkotika, Musisi Virgoun Kenakan Baju Tahanan
Daya Beli Smartphone di Masyarakat Masih Tinggi, Ini Hasil Riset Reasense