, Jakarta Gangguan makan atau eating disorder adalah gangguan psikologis yang mempengaruhi perilaku makan seseorang, pikiran tentang makanan, dan persepsi tubuh. Gangguan makan dapat mengganggu keseimbangan nutrisi dan kesehatan fisik dan mental seseorang.
Baca Juga
Advertisement
Gangguan makan seringkali melibatkan faktor-faktor psikologis, sosial, dan biologis yang kompleks. Eating disorder adalah kondisi yang dapat memengaruhi kemampuan tubuh untuk menerima nutrisi yang diperlukan. Apabila terjadi dalam jangka panjang, kondisi ini dapat membahayakan organ tubuh seperti jantung, tulang, sistem pencernaan, bahkan dapat mengancam jiwa (life-threatening).
Eating disorder adalah kondisi yang dapat terjadi pada siapa saja, tidak peduli usia, jenis kelamin, atau latar belakang. Perawatan medis dan dukungan psikologis adalah penting dalam mengatasi gangguan makan. Berikut ulasan tentang eating disorder adalah gangguan makan yang rangkum dari berbagai sumber, Kamis (2/11/2023).
Stres dan emosi yang tak terbendung terbukti secara ilmiah dapat memengaruhi kadar hormon kortisol, yang pada gilirannya dapat mengganggu kadar gula dalam darah, serta kemampuan otak berkomunikasi lancar dengan sistem pencernaan.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Penyebab Gangguan Makan
![Ilustrasi](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/rafmUqbUI9kXO2e87G5bSeG0fQI=/0x513:7952x4995/640x360/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4382526/original/010706200_1680583676-pexels-mikhail-nilov-8119913.jpg)
Eating disorder adalah masalah kompleks yang melibatkan interaksi antara berbagai faktor. Berikut beberapa faktor yang dapat menyebabkan gangguan makan.
1. Faktor Genetik
Faktor genetik bisa memainkan peran penting dalam perkembangan gangguan makan. Beberapa individu mungkin memiliki kerentanan genetik terhadap gangguan makan. Meskipun gen-gen tertentu yang terlibat belum sepenuhnya dipahami, penelitian telah menunjukkan bahwa faktor genetik dapat mempengaruhi seberapa rentan seseorang terhadap gangguan makan.
Artinya, individu yang memiliki orang tua atau saudara kandung dengan riwayat gangguan makan memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengembangkan gangguan makan. Hal ini bisa disebabkan oleh faktor lingkungan dan genetik yang bersama-sama berkontribusi pada gangguan makan dalam keluarga.
2. Faktor Biologis
Perubahan dalam zat kimia otak, seperti neurotransmitter serotonin, dapat berperan dalam perkembangan gangguan makan. Ketidakseimbangan kimia otak ini dapat memengaruhi mood, perilaku makan, dan persepsi tubuh. Dalam beberapa kasus, gangguan makan mungkin menjadi upaya individu untuk mengatasi ketidakseimbangan kimia otak ini.
3. Faktor Psikologis
gangguan makan sering terjadi bersama dengan gangguan psikologis lainnya. Misalnya, depresi, kecemasan, dan obsessive compulsive disorder (gangguan obsesif kompulsif) dapat berkontribusi pada perkembangan gangguan makan. Individu yang mengalami stres emosional atau memiliki citra tubuh yang negatif juga dapat lebih rentan terhadap gangguan makan.
Faktor Resiko Eating Disorder
Selain faktor penyebab gangguan makan yang sudah disebutkan, ada beberapa situasi dan kondisi lain yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami gangguan makan, berikut diantaranya.
1. Usia Remaja
sia remaja adalah periode ketika seseorang mulai mengidentifikasi diri mereka dan seringkali merasa tekanan sosial untuk mencapai citra tubuh yang dianggap ideal. Remaja, terutama perempuan, mungkin lebih rentan terhadap gangguan makan.
2. Diet yang Berlebihan
Diet yang terlalu ketat atau berlebihan dapat mengakibatkan rasa lapar yang berlebihan, yang pada gilirannya dapat memicu perilaku makan yang tidak sehat. Individu yang menerapkan diet ketat dapat mengalami siklus makan berlebihan sebagai reaksi terhadap kelaparan yang mereka alami.
3. Stres
Stres yang disebabkan oleh masalah dalam kehidupan sehari-hari, seperti pekerjaan, keluarga, atau hubungan sosial, dapat memicu gangguan makan. Mekanisme koping yang tidak sehat atau upaya untuk mengatasi stres dengan mengontrol makanan dapat menjadi pemicu gangguan makan.
Advertisement
Jenis Gangguan Makan dan Gejalanya
![makan nasi putih](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/YG-LmtGecSxbWUTmyg0nHrcnAhU=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/1328983/original/067567800_1472184179-ea.jpg)
Semua jenis gangguan makan adalah masalah serius yang memerlukan perawatan medis dan dukungan psikologis. Bantuan dari dokter, terutama dokter spesialis gizi klinis, dan psikolog sering diperlukan untuk membantu individu yang mengalami gangguan makan.
Pemahaman yang baik tentang jenis gangguan makan dan gejalanya adalah langkah awal dalam mengidentifikasi, mendiagnosis, dan merancang rencana pengobatan yang sesuai. Berikut jenis ganguan makan yang umum terjadi beserta gejalanya.
1. Anoreksia (Anoreksia Nervosa)
Anoreksia adalah salah satu jenis gangguan makan yang paling dikenal. Penderita anoreksia cenderung makan sangat sedikit, bahkan di bawah kebutuhan dasar tubuh. Mereka memiliki obsesi terhadap penurunan berat badan dan citra tubuh yang sangat kurus. Anoreksia dapat menyebabkan kekurangan nutrisi serius, gangguan jantung, kerusakan organ, gangguan hormonal, dan berpotensi mengancam jiwa.
Gejala:
- Penurunan berat badan drastis dan tidak sehat.
- Menyangkal rasa lapar dan makan dalam porsi sangat kecil.
- Kecenderungan untuk mencari alasan untuk tidak makan atau menghindari makanan.
- Seringkali melakukan olahraga berlebihan sebagai upaya untuk menurunkan berat badan.
2. Bulimia (Bulimia Nervosa)
Bulimia adalah gangguan makan yang ditandai oleh siklus makan dalam jumlah besar, diikuti oleh perilaku kompensasi seperti memuntahkan makanan atau mengeluarkannya dari tubuh. Orang dengan bulimia memiliki ketakutan berlebihan terhadap peningkatan berat badan. Bulimia dapat menyebabkan masalah pencernaan, masalah gigi, gangguan elektrolit, kerusakan kerongkongan, dan masalah kesehatan lainnya.
Gejala:
- Makan dalam porsi besar dan sering tanpa kendali diri.
- Perilaku kompensasi seperti memuntahkan makanan, olahraga berlebihan, atau penggunaan laksatif.
- Sering pergi ke kamar mandi setelah makan.
3. Binge Eating Disorder
Binge Eating Disorder mirip dengan bulimia dalam hal perilaku makan dalam jumlah besar dan sering, tetapi tidak diikuti oleh perilaku kompensasi. Penderita binge eating disorder tidak memuntahkan makanan. Binge Eating Disorder dapat menyebabkan kelebihan berat badan, obesitas, masalah kesehatan terkait obesitas, seperti diabetes, tekanan darah tinggi, dan gangguan kardiovaskular.
Gejala:
- Makan dalam porsi besar dan sering, sering kali lebih cepat dari normal.
- Tidak mampu mengendalikan diri saat makan dalam porsi besar.
- Makan saat tidak lapar fisik.
- Rasa malu dan depresi setelah makan berlebihan.
- Penting untuk diingat bahwa
- Penanganan Pasien Gangguan Makan
Seluruh proses penanganan gangguan makan memerlukan kerjasama antara pasien, keluarga, dan tim perawatan medis untuk mencapai pemulihan yang optimal. Berikut proses penanganan eating disorder.
Penanganan Pasien Gangguan Makan
![Seperti Apa Tanda Anoreksia yang Sebenarnya?](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/YQPyH_bfGhEW1NEqscXXh_n9Neg=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/1230135/original/023822100_1462966353-anor.jpg)
Seluruh proses penanganan gangguan makan memerlukan kerjasama antara pasien, keluarga, dan tim perawatan medis untuk mencapai pemulihan yang optimal. Berikut proses penanganan eating disorder.
Diagnosis Gangguan Makan
1. Wawancara dan Riwayat Penyakit
Dokter atau psikiater akan melakukan wawancara dengan pasien untuk mendapatkan pemahaman mendalam tentang gejala yang dialami dan riwayat penyakitnya. Ini termasuk pola makan, kebiasaan berolahraga, dan perasaan serta pikiran pasien terkait makanan dan citra tubuh.
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik akan mencakup pengukuran tinggi dan berat badan, serta tanda-tanda vital seperti tekanan darah dan detak jantung. Pemeriksaan ini membantu dalam menilai dampak fisik dari gangguan makan.
3. Pemeriksaan Laboratorium
Dokter akan memesan berbagai tes laboratorium, seperti hitung darah lengkap, tes urine, tes fungsi hati, tes fungsi ginjal, tes hormon tiroid, foto Rontgen, dan elektrokardiografi (EKG). Pemeriksaan ini membantu dalam mengevaluasi dampak gangguan makan pada kesehatan fisik dan mengidentifikasi masalah kesehatan terkait.
4. Pemeriksaan Psikologis
Pemeriksaan psikologis mencakup penilaian terhadap perilaku makan pasien, sikap terhadap makanan, berat badan, serta citra tubuh. Ini membantu dalam memahami aspek psikologis dari gangguan makan.
Pengobatan Gangguan Makan
Pengobatan gangguan makan melibatkan tim perawatan yang terdiri dari dokter, psikiater, dan dokter gizi. Tujuannya adalah untuk membantu pasien mencapai pola makan yang sehat dan pemulihan holistik. Berikut beberapa metode penanganan yang dapat digunakan.
1. Psikoterapi
Terapi Perilaku Kognitif
Terapi ini bertujuan untuk mengidentifikasi, memahami, dan mengubah perilaku yang berkaitan dengan pola makan. Pasien belajar cara mengatasi pemikiran negatif dan perilaku yang tidak sehat terkait makanan dan citra tubuh.
Terapi Berbasis Keluarga
Terapi ini terutama digunakan pada anak-anak atau remaja dengan melibatkan keluarga. Tujuannya adalah untuk memastikan pasien mengikuti pola makan yang sehat dan mempertahankan berat badan yang ideal. Keluarga berperan penting dalam mendukung pemulihan pasien.
2. Obat-Obatan
Meskipun tidak ada obat yang secara khusus dapat menyembuhkan gangguan makan, dokter dapat meresepkan obat antidepresan atau obat anti-kecemasan untuk mengatasi gejala seperti keinginan makan berlebihan atau perilaku muntah. Obat-obatan ini juga dapat membantu mengatasi kekhawatiran yang berlebihan terhadap makanan atau pola makan tertentu.
3. Konsultasi dengan Dokter atau Ahli Gizi
Konsultasi gizi membantu pasien dalam memperbaiki pola makan mereka. Dokter atau ahli gizi juga dapat menentukan jenis dan cara pengolahan makanan yang tepat. Pada kasus-kasus di mana pasien mengalami malnutrisi yang parah, rawat inap di rumah sakit mungkin diperlukan untuk mengatasi kekurangan nutrisi dan komplikasi kesehatan serius.
Terkini Lainnya
7 Potret Terbaru Gigi Eks Cherrybelle, Akui Idap Eating Disorder Sejak Kecil
8 Gejala Penyakit Anoreksia yang Jarang Disadari, Kenali Sejak Dini
5 Kebiasaan Makan yang Harus Dihindari Agar Tidak Menimbulkan Penyakit
Penyebab Gangguan Makan
1. Faktor Genetik
2. Faktor Biologis
3. Faktor Psikologis
Faktor Resiko Eating Disorder
1. Usia Remaja
2. Diet yang Berlebihan
3. Stres
Jenis Gangguan Makan dan Gejalanya
1. Anoreksia (Anoreksia Nervosa)
2. Bulimia (Bulimia Nervosa)
3. Binge Eating Disorder
Penanganan Pasien Gangguan Makan
Diagnosis Gangguan Makan
1. Wawancara dan Riwayat Penyakit
2. Pemeriksaan Fisik
3. Pemeriksaan Laboratorium
4. Pemeriksaan Psikologis
Pengobatan Gangguan Makan
1. Psikoterapi
Terapi Perilaku Kognitif
Terapi Berbasis Keluarga
2. Obat-Obatan
3. Konsultasi dengan Dokter atau Ahli Gizi
Gangguan Makan
Eating Disorder
Penyebab Eating Disorder
Jenis Eating Disorder
Gejala Eating Disorder
Gangguan Psikologis
Konten Menarik
Euro 2024
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Jadwal Lengkap Pertandingan 8 Besar Euro 2024
Terkesan Penampilannya di Euro 2024, Real Madrid Ingin Datangkan Rekan Setim Jude Bellingham
Top 3: Pola Makan Nabati Bisa Perlambat Perkembangan Kanker Prostat
Top 3 Berita Bola: Timnas Belanda Lolos ke Perempat Final Euro 2024, Ronald Koeman Malah Menyesal
Copa America 2024
Link Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Ekuador di Vidio
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Jadwal Siaran Langsung Argentina vs Ekuador di Perempat Final Copa America 2024 di Vidio
Prediksi Copa America 2024 Argentina vs Ekuador: Semuanya Memihak Tim Tango
Timnas Ekuador Siap Berjuang Mati-matian di Perempat Final Copa America 2024
Copa America 2024 Argentina Vs Ekuador: Tim Tanggo Didukung Rekor Apik
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Coklit Pilkada 2024 Sudah Sasar 16,6 Juta Pemilih di Jatim, Target Tuntas di Hari ke-20
Kata Sekjen PKS soal Kaesang Disodorkan Jokowi untuk Maju di Pilkada Jakarta 2024
Survei Warna Research Center: Tingkat Elektabilitas Hendy Siswanto dan Faida Tinggi Jelang Pilkada Jember 2024
Respons Jokowi soal Kabar Kaesang Maju Pilkada Jakarta 2024, Benarkah Sodorkan ke Parpol?
Ridwan Kamil Dianggap Masih Kuat di Pilkada Jawa Barat, Bawa Untung Buat Golkar
Bobby Nasution Terima Pinangan PKB Jadi Bakal Cagub di Pilkada Sumut 2024, Cari Cawagub Perempuan
TOPIK POPULER
Populer
Cara Tukar Uang Baru via pintar.bi.go.id, Gampang Banget dan Tak Perlu Antre
6 Tulisan Peringatan Tidak Selesai Ini Bikin Penasaran, Jadi Menebak Sendiri
Selain Ayu Ting Ting, 6 Seleb Ini Batal Menikah Setelah Tunangan
6 Potret Gracia Indri dan Gisela Cindy Liburan di Paris, Tetap Kompak
7 Momen Dinda Hauw Jatuh Waktu Berkuda, Langsung Dilarikan ke UGD
5 Resep Daging Kerbau Sederhana dan Enak, Jadi Menu Favorit Keluarga
7 Potret Anniversary Pernikahan Irfan Hakim ke-17, Sosok Istri Jarang Tersorot
7 Potret Sandy Kristian, Peserta Clash of Champions dengan IPK 5,0
Apa Arti Resesi? Krisis Ekonomi yang Juga Dialami Oleh Indonesia
5 Cara Membuat Sate Empuk dan Juicy, Dijamin Bikin Ketagihan
Ketua KPU
Skandal Asusila eks-Ketua KPU, Apakah Dosa Zina Bisa Diampuni Allah? Buya Yahya Bilang Begini
HEADLINE: Skandal Asusila Ketua KPU Hasyim Asy'ari yang Dipecat DKPP, Berujung Proses Pidana?
7 Respons Berbagai Pihak Mulai Parpol, KPU, hingga Jokowi Usai DKPP RI Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari
Jokowi Sebut Keppres Pemberhentian Hasyim Asy'ari dari Ketua KPU Masih Diproses
DKPP Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari, Jokowi Pastikan Pilkada 2024 Jujur dan Adil
Berita Terkini
Tergiur Emas Milik Korban Ternyata Imitasi, Sepasang Kekasih jadi Tersangka Kasus Pembunuhan Wanita di Sukabumi
Mengapa Food Testing Sebelum Pesta Pernikahan Penting Dilakukan Calon Pengantin?
Polisi Buru 2 DPO Terkait 45 Kg Sabu yang Disimpan dalam Mobil di Parkiran RS Fatmawati
Mau Cepat Kaya? Coba Amalkan Ini Tiap Jumat dari Guru Sekumpul, Rezeki Datang Tak Terduga
Pengantin Habiskan Bujet Katering Pernikahan Rp216 Juta, Menunya Sushi Tei sampai Kopi Kenangan
Link Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Ekuador di Vidio
Ambung Gila, Permainan Mistis yang Libatkan Roh
Mengenal Asteroid Ryugu, Lebih Tua dari Matahari
Jadwal Sholat DKI Jakarta, Jawa dan Seluruh Indonesia Hari Ini Jumat 5 Juli 2024
Dahlan Iskan Dicecar KPK soal Perannya Sebagai Kuasa Pemegang Saham PT Pertamina di Kasus Korupsi LNG
Duga Penyidik Tak Profesional, Petani Lapor Propam Polda Kalteng
Jakarta BIN vs Pertamina Enduro Mengawali Empat Besar PLN Mobile Proliga 2024
Skandal Asusila eks-Ketua KPU, Apakah Dosa Zina Bisa Diampuni Allah? Buya Yahya Bilang Begini
Viral, Pengemudi Berpelat Dinas Cekcok dengan Sopir Taksi di Semanggi Jakpus
Vonis Salman Raziq, Perekrut 12 Kurir Narkoba Jaringan Fredy Pratama Ditunda