, Beijing - Tidak lengkap rasanya membicarakan HUT ke-70 Republik Rakyat China tanpa memberikan 'apresiasi' khusus pada partai yang selama tujuh dekade mengelola negara itu.
Sejak 1 Oktober 1949, China diperintah oleh satu partai --Partai Komunis Tiongkok.
Advertisement
Baca Juga
Partai telah memimpin negara dari era Pemimpin Mao Zedong hingga menjadi kekuatan ekonomi seperti sekarang ini, di bawah kepemimpinan presiden seumur hidup Xi Jinping.
Saat Republik Rakyat Tiongkok merayakan hari jadinya yang ke-70, mari menilik kembali 5 fakta tentang bagaimana Partai Komunis China memerintah negara tersebut, seperti dikutip dari BBC, Selasa (1/10/2019).
Simak video pilihan berikut:
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
1. Absolut
Partai Komunis Tiongkok memegang kendali penuh atas negara, dari pemerintah hingga polisi dan militer.
Dengan sekitar 90 juta anggota, partai diorganisasikan seperti skema piramida, dengan politbiro partai dan akhirnya Presiden Xi Jinping di puncak.
Meski China memiliki parlemen --Kongres Rakyat Nasional-- pengambilan keputusan akhir untuk sebuah kebijakan ada di tangan kepemimpinan partai.
Partai Komunis juga mencengkeram kuat media dan internet untuk membungkam perbedaan pendapat. Mereka mengelola 'departemen komunikasi, diseminasi informasi, publisitas dan propaganda', serta 'lembaga percetakan & penerbit pemerintah' dengan daya jangkau internasional (masing-masing merupakan lembaga setingkat kementerian) -- memahami saat peliputan di Beijing pada Februari 2019.
Partai juga memiliki kader yang mengakar, bahkan hingga ke tataran level adminsitrasi pemerintahan terkecil, seperti distrik/county.
Penanaman rasa cinta rakyat terhadap China juga disamakan dengan rasa cinta untuk partai. Sementara model pemerintahan yang lebih pluralistik dan demokratis dibendung, demi kohesi dan pertumbuhan nasional.
Semua itu, menjadikan Tiongkok secara efektif pemerintahan satu partai absolut.
Peran utama Partai Komunis diabadikan dalam konstitusi dan sementara ada beberapa partai kecil lainnya, mereka berkewajiban untuk mendukung Partai Komunis.
Advertisement
2. Transformasi Partai Komunis China
Di bawah pendiri Mao Zedong, Partai menegakkan sosialisme totaliter yang kaku.
Namun kegagalan ekonomi dari Great Leap Forward dan kelaparan, serta pembersihan Revolusi Kebudayaan menyebabkan jutaan kematian di seluruh negeri.
Setelah kematian Mao pada tahun 1976, negara itu perlahan-lahan muncul dari stagnasi, dengan reformasi Deng Xiaoping atas Partai Komunis China serta negara secara keseluruhan.
Mereka mulai menyibak 'Tirai Bambu' yang selama era Mao mengisolasi China.
Orientasi partai pada era reformasi Deng adalah mendukung kebijakan perekonomian yang terbuka --bahkan beberapa pengamat menilainya hampir menyerupai kapitalisme-- dengan daya jangkau global.
Presiden saat ini, Xi Jinping telah berkuasa sejak 2012 dan sejak saat itu mengawasi kemunculan Tiongkok sebagai kekuatan super global. "Negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat," kata sejumlah analis dalam menilai status China saat dewasa ini.
3. Piramida
Sekitar 7 persen dari populasi adalah anggota partai --dengan syarat kesetiaan yang sangat penting bagi siapa saja yang ingin menaiki tangga karier-- baik dalam politik, bisnis atau bahkan hiburan.
Itu bahkan berlaku untuk orang-orang seperti bos raksasa e-commerce Alibaba Jack Ma, perusahaan telekomunikasi pendiri Huawei Ren Zhengfei atau selebriti seperti aktris Fan Bingbing.
Jika mereka terlihat bertentangan dengan cita-cita partai, mereka harus secara terbuka meminta maaf untuk menyelamatkan diri dari penahanan dan penganiayaan rahasia, yang persis seperti yang terjadi dengan aktris Fan tahun lalu --menurut BBC.
Mulai dari tingkat lokal, organisasi partai memilih badan-badan yang lebih tinggi sampai ke kepemimpinan. Kongres Partai Nasional memilih komite pusat yang pada gilirannya memilih politbiro.
Pemilihan ini biasanya diputuskan dan disetujui terlebih dahulu dan kekuasaan yang sebenarnya ada di tangan politbiro.
Di bagian paling atas adalah Presiden Xi. Pada 2017, partai membuka jalan baginya untuk menjadi presiden seumur hidup.
Partai juga memilih untuk mengabadikan nama dan ideologinya dalam konstitusi, mengangkatnya ke tingkat pendiri Mao Zedong.
Advertisement
4. Peran Politbiro yang Sangat Kuat
Partai Komunis mengendalikan negara dari pemerintah hingga polisi hingga militer.
Di puncak, politbiro memastikan garis partai ditegakkan dan mengendalikan tiga badan penting lainnya:
- Dewan Negara
- Komisi Militer Pusat
- Kongres Rakyat Nasional atau parlemen.
Dewan Negara adalah pemerintah, yang dipimpin oleh perdana menteri --saat ini Perdana Menteri Li Keqiang-- berstatus junior di bawah presiden.
Perannya adalah implementasi kebijakan partai di seluruh negeri, misalnya mengelola rencana ekonomi nasional dan anggaran negara.
Hubungan antara militer dan partai berawal dari Perang Dunia II dan perang saudara berikutnya. Kedekatan ikatan dilembagakan oleh Komisi Militer Pusat, yang memimpin angkatan bersenjata Tiongkok.
Ia memiliki kendali atas persenjataan nuklir negara itu dan lebih dari 2 juta pasukannya, yang merupakan militer terbesar di dunia.
5. Mencengkeram Opini Publik
Partai Komunis tidak mentolerir perbedaan pendapat. Tidak ada partai oposisi sejati yang diizinkan dan kritik terhadap pemerintah berisiko terhadap penindakan.
Penindasan terhadap mereka yang berbicara menentang pihak berwenang tidak menunjukkan tanda-tanda mereda dan tindakan keras terhadap hak asasi manusia telah meningkat di bawah Presiden Xi Jinping
Tindakan keras itu juga tidak pandang bulu, termasuk anggota partai berpangkat tinggi. Bo Xilai, yang pernah menjadi ketua regional partai yang kuat, dinyatakan bersalah atas korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan pada tahun 2013 dalam sebuah persidangan 'pura-pura' dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.
China menegaskan bahwa mereka menjunjung tinggi hak asasi manusia dan membenarkan tindakan kerasnya terhadap perbedaan pendapat, dengan mengatakan bahwa mengangkat jutaan orang dari kemiskinan lebih utama daripada hak kebebasan individu.
Media dan internet - termasuk media sosial - dikontrol dengan ketat; Penyensoran internet "Great Firewall" China mengontrol akses ke banyak situs web berita Barat, serta Google, Facebook, YouTube dan Twitter.
Digitalisasi kehidupan sehari-hari memungkinkan partai untuk menerapkan teknologi pengawasan canggih yang berpuncak pada rencana sistem kredit sosial.
Kontrol media yang hampir total ini telah membantu Partai mempengaruhi opini publik dan menegakkan kontrol mereka atas negara dan masyarakat.
Terkini Lainnya
HUT ke-70 RRC, Presiden Xi Jinping: Tak Ada Kekuatan yang Bisa Menghentikan China
8 Senjata Baru Tiongkok yang Patut Diwaspadai pada Parade HUT ke-70 RRC
Simak video pilihan berikut:
1. Absolut
2. Transformasi Partai Komunis China
3. Piramida
4. Peran Politbiro yang Sangat Kuat
5. Mencengkeram Opini Publik
China
tiongkok
RRC
HUT ke-70 China
HUT ke-70 RRC
Partai Komunis
partai komunis china
Komunis
Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Hasil Copa America 2024: Uruguay Singkirkan Amerika Serikat, Panama Melenggang ke Perempat Final
Bermain Imbang Lawan Meksiko, Ekuador Lolos ke Perempat Final Copa America 2024
Hasil Copa America 2024: Drama VAR, Ekuador Lolos ke Perempat Final Singkirkan Meksiko, Venezuela Hajar Jamaika
Hasil Copa America 2024 Argentina vs Peru dan Kanada vs Cile: La Albiceleste Juara Grup, Les Rouges Dampingi ke Perempat Final
Link Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Peru, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Timnas Indonesia U-16
Ini Penyebab Kekalahan Lawan Australia Menurut Pelatih
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas Indonesia Gagal Pertahankan Gelar Piala AFF U-16, Nova Arianto Tetap Beri Apresiasi
Hasil Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Australia: Dapat Kartu Merah dan Kebobolan 5 Gol, Garuda Nusantara Gagal ke Final
Hasil Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Australia: Dapat Kartu Merah, Garuda Nusantara Paksa Skor Imbang di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Australia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Judi Online
Menko PMK Pastikan Pelaku Judi Online Dihukum Berat dan Tak Dapat Bansos
Puan Minta MKD Buka Daftar Anggota DPR yang Diduga Terlibat Judi Online
Dewan Pers Minta Kapolri-Kapolda Usut Kebakaran Rumah Wartawan di Karo
MKD: 2 Anggota DPR dan 58 Staf Terlibat Judi Online, Perputaran Uang Capai Rp 1,9 Miliar
MKD DPR Sebut Hanya 2 Anggota Dewan yang Terlibat Judi Online
PKS Minta Anggota DPRD DKI yang Terlibat Main Judi Online Dipecat
Pilkada 2024
Hasto PDIP: Coklit Ini Penting Dalam Menjamin Hak Konstitusional Warga
PPP Sebut Pernyataan KPU soal Usia Cagub-Cawagub Bukan Hanya untuk Kaesang
Pilkada 2024, Perindo Serahkan 37 Rekomendasi ke Bakal Calon Kepala Daerah di Seluruh Indonesia
Kapolri Pastikan Pemetaan Potensi Kerawanan Pilkada 2024 di HUT ke-78 Bhayangkara
Jelang Pilkada 2024, Jokowi Minta Polri Jaga Netralitas dan Stabilitas
Gen Z Ingin Putra Daerah Jadi Pemimpin Muara Enim di Pilkada 2024
TOPIK POPULER
TODAY IN HISTORY
2 Juli 1881: Penembakan Tragis Presiden ke-20 Amerika Serikat James A. Garfield di Hadapan Anaknya
Populer
Indonesia Diskusi Bareng Taliban di Pertemuan Doha III, Cari Solusi Akhiri Krisis Multidimensi Rakyat Afghanistan
Swedia Sahkan UU yang Izinkan Kakek-Nenek Dapat Cuti Berbayar untuk Merawat Cucu
Israel Perintahkan Warga Khan Younis Mengungsi
2 Juli 1881: Penembakan Tragis Presiden ke-20 Amerika Serikat James A. Garfield di Hadapan Anaknya
Kemlu RI: Tak Ada WNI Korban Mobil Tabrak Pejalan Kaki di Korea Selatan yang Tewaskan 9 Orang
Pesawat Air Europa dari Madrid Turbulensi dan Mendarat Darurat ke Brasil, 40 Orang Terluka
LSPR Institute Gelar Festival SaBOR Latin Food & Film, Jelajah Budaya Amerika Latin Termasuk Minuman Favorit Lionel Messi
Ratusan Pendemo Turun ke Jalanan Kota Mexico City, Advokasikan Hak-hak Hewan
Korea Utara Tindak Tegas Pelaku Pelanggaran Budaya, Larang Pakai Gaun Pengantin hingga Bahasa Gaul
Euro 2024
UEFA Lakukan Penyelidikan, Bintang Inggris Jude Bellingham Terancam Larangan Bertanding di Euro 2024.
Pangeran William Girang Inggris Lolos ke Perempat Final Euro 2024, Sebut Kayak Naik Rollercoaster
La Furia Roja Bersiap Hadapi Jerman di Perempat Final Euro 2024
Prediksi Euro 2024 Austria vs Turki: Mencari Sejarah Baru
Profil Nico Williams, Pemain Timnas Spanyol yang Bersinar di Euro 2024
Berita Terkini
Belah Semangka Artinya Apa? Definisi dan Contoh Penggunaannya dalam Sengketa
Bacaan Azan Salat 5 Waktu dan Cara Menjawabnya, Ketahui Keutamaan Menjawab Azan
Chery Fulwin T10 Segera Debut, Sekali Jalan Bisa Tempuh 1.400 Kilometer
Israel Paksa Warga dan Pengungsi Palestina Tinggalkan Khan Younis
Bursa Gembok 53 Emiten yang Belum Setor Laporan Keuangan 2023
Siap-Siap, Seleksi CPNS 40 Ribu Formasi di IKN Dibuka Juli-Agustus 2024
Cegah Karhutla, Taman Nasional Baluran Situbondo Bangun Posko Pemadam di Sejumlah Lokasi
Muhadjir Effendy: Semua Desa Harus Ada PAUD
UEFA Lakukan Penyelidikan, Bintang Inggris Jude Bellingham Terancam Larangan Bertanding di Euro 2024.
Sambut Peluncuran Zenless Zone Zero, HoYoverse Rilis Lagu Bareng DJ Tiesto
Hong Kong Bersiap Sambut 2 Panda dari China
Rupiah Selasa Sore Ditutup KO dari Dolar AS, Ini Penyebabnya
Pesona Titik Nol Kilometer Indonesia, Jadi Spot Wisata Favorit
Turis Thailand Boikot Perjalanan ke Korea Selatan, Kapok Ditolak Masuk Imigrasi dengan Alasan Tak Jelas
4 Racikan Bumbu Barbeque Sapi Rumahan, Simple Dijamin Enak