uefau17.com

Tensi Geopolitik Tinggi, OJK Perintahkan Lembaga Jasa Keuangan Stress Test - Bisnis

, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong lembaga jasa keuangan untuk terus memonitor potensi risiko, termasuk melakukan stress test ketahanan terhadap gejolak pasar, serta melakukan strategi mitigasi risiko dalam rangka menjaga ketahanan permodalan dan likuiditas.

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar menjelaskan, permintaan tersebut dalam rangka menjaga stabilitas sektor keuangan dan menjaga pertumbuhan ekonomi di tengah masih tingginya tensi geopolitik global, serta ekspektasi tingkat suku bunga higher for longer dan volatilitas harga komoditas pangan yang dapat mempengaruhi perekonomian dan sektor keuangan.

"Sehingga sektor jasa keuangan dapat terjaga stabil dan dapat berkontribusi optimal bagi perekonomian nasional," kata Mahendra dalam RDK Bulanan November 2023 secara virtual, Senin (4/12/2023).

Di samping itu, Mahendra melaporkan saat ini stabilitas sektor jasa keuangan nasional masih tetap terjaga yang didukung permodalan solid dan likuiditas memadai.

"Sektor jasa keuangan terjaga didukung oleh permodalan yang kuat dan likuiditas yang memadai, sehingga dinilai mampu menghadapi berlanjutnya penurunan pertumbuhan ekonomi dunia dan tingkat ketidakpastian global yang tinggi," ujarnya.

Lebih lanjut, Mahendra menyoroti prtumbuhan ekonomi di dalam negeri. Tercatat pertumbuhan PDB Kuartal III-2023 tercatat 4,94 persen secara tahunan.

"Hal itu didukung oleh tingginya pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan investasi bangunan," ujarnya.

Di sisi lain, tingkat inflasi juga terjaga rendah di level 2,56 persen secara tahunan. Sementara itu, ekspor masih terkontraksi atau minus 4,26 persen secara tahunan.

"Secara umum leading indicators perekonomian nasional masih cukup positif, diantaranya ditunjukkan oleh neraca perdagangan yang masih surplus, konsumsi semen domestik yang meningkat, dan PMI manufaktur yang ekspansif," pungkasnya.

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

PMI Manufaktur Indonesia Ekspansi 27 Bulan Berturut-turut, Kalahkan China hingga AS

Sebelumnya, S&P Global merilis data bahwa Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada November 2023 menguat ke level 51,7. Jika dibandingkan dengan posisi Oktober 2023 yang berada di posisi 51,5, maka PMI Manufaktur Indonesia ini meningkat 0,2 poin.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menjelaskan, realisasi angka PMI Manufaktur Indonesia di November 2023 ini menunjukkan bahwa aktivitas industri manufaktur di tanah air semakin bergeliat meskipun di tengah kondisi tekanan ekonomi global yang belum stabil.

Menurut data PMI, ekspansi sektor manufaktur Indonesia bertahan hingga triwulan IV 2023. Kenaikan produksi didukung oleh kenaikan permintaan baru dan kenaikan jumlah tenaga kerja. Pemenuhan permintaan baru meningkatkan aktivitas pembelian oleh perusahaan manufaktur.

Disebutkan pula, perusahaan secara umum optimis bahwa output pada 12 bulan mendatang akan naik, di tengah harapan terhadap kondisi pasar yang menguat dan harga yang lebih stabil.

“Kinerja sektor industri manufaktur nasional menjelang akhir tahun 2023 ini masih berada di fase ekspansi, meski mendapat tekanan dari kondisi ekonomi global. Artinya juga bahwa capaian positif (PMI Manufaktur Indonesia) ini bertahan hingga 27 bulan berturut-turut,” kata Agus dalam keterangan tertulis, Sabtu (2/12/2023).

PMI manufaktur Indonesia mulai membaik pada November 2023 karena adanya peningkatan produksi yang lebih cepat dibanding dua bulan sebelumnya. Kenaikan jumlah produksi juga turut menambah penyerapan tenaga kerja. Terlebih, didukung dengan aktivitas industri untuk persiapan akhir tahun yang meliputi Natal dan Tahun Baru.

“Hal ini juga menandakan bahwa tingkat kepercayaan diri dari para pelaku industri kita masih tinggi,” ungkapnya.

3 dari 4 halaman

Permintaan dan Ekspansi

Economics Associate Director S&P Global Market Intelligence Jingyi Pan menyebut, data PMI November 2023 menunjukkan bahwa sektor manufaktur Indonesia terus berekspansi.

“Pesanan baru yang akan datang untuk barang produksi Indonesia kembali naik pada November 2023. Hal ini didukung oleh perbaikan kondisi permintaan dan ekspansi basis pelanggan,” jelasnya.

Pan menilai sangat penting untuk mengamati tanda-tanda perlambatan, meski perusahaan manufaktur tampaknya optimistis bahwa kondisi akan membaik pada bulan-bulan mendatang.

Namun, kabar baiknya, pertumbuhan output mengalami percepatan dengan sebagian ditopang oleh perbaikan pada jumlah tenaga kerja.

“Sementara tekanan harga semakin intensif, tingkat inflasi biaya input dan harga output masih belum melampaui rata-rata masing-masing,” ujarnya.

4 dari 4 halaman

Di atas ASEAN

PMI manufaktur Indonesia pada November 2023 mampu melampaui PMI manufaktur ASEAN (50,0), serta negara-negara ASEAN seperti Thailand (47,6), Malaysia (47,9), Vietnam (47,3), dan Myanmar (48,1).

Selain itu, juga lebih tinggi dibanding PMI China (50,7), Zona Eropa (43,8), Jerman (42,3), Jepang (48,3), Belanda (44,9), Korea Selatan (50,0), Taiwan (48,3), Inggris (46,7), dan Amerika Serikat (49,4).

  

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat