uefau17.com

Kisah Mbah Kholil Bangkalan Dituduh Mencuri dan Diragukan Kewaliannya oleh Teman Pondoknya - Islami

, Jakarta - Kewalian ulama Nusantara KH Muhammad Kholil bin Abdul Lathif atau Syaikhona Kholil Bangkalan sudah tidak diragukan lagi. Kewalian Mbah Kholil sudah diakui oleh para ulama besar, termasuk pengarang maulid Simtudduror, Habib Ali bin Muhammad bin Husein al-Habsyi.

Mbah Kholil Bangkalan menjadi salah satu ulama dari Pulau Madura yang sangat masyhur. Sejarah mencatat banyak ulama Tanah Air yang pernah berguru kepadanya. Salah satunya adalah pendiri Nahdlatul Ulama (NU) Hadratus Syekh KH Hasyim Asy’ari.

Jika melihat sepak terjang Mbah Kholil dan peranan pentingnya dalam dakwah Islam, tentu tak perlu meragukan lagi akan kewalian Mbah Kholil. Namun ternyata, meski nama Mbah Kholil sudah masyhur masih ada yang meragukan kewaliannya.

Keraguan itu datang dari temannya sendiri saat di pesantren. Keraguan itu muncul karena temannya itu diajak Mbah Kholil memasuki rumah orang kaya dan membawa harta-hartanya. Bahkan, Mbah Kholil dituduh mencuri oleh temannya itu.

Bagaimana kisah akhirnya? Apakah teman mondoknya meyakini kewalian Mbah Kholil atau justru tidak? Simak kisah karomah Mbah Kholil berikut yang diceritakan oleh KH Abdul Adzim Cholili saat haul ke-45 Nyai Hj Imron. Kisah karomah ini didapat dari Habib Abdullah Surabaya dan dinukil dari laman Ponpes Syaichona Moh. Cholil.

 

Simak Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kisah Karomah Mbah Kholil Bangkalan

Suatu ketika Mbah Kholil kedatangan salah satu teman pondoknya dan menginap di rumahnya. Temannya tersebut berkunjung karena mendengar kekeramatan dan kewalian Mbah Kholil.

Setelah sholat Isya berjemaah, Mbah Kholil mengajak temannya ke salah satu rumah orang kaya di sebelah utara dari Desa Tonjung, tepatnya di Desa Ghubeng. 

Teman Mbah Kholil enggan masuk ke rumah orang kaya itu. Ia malah mengira Mbah Kholil memiliki niatan mencuri harta-harta rumah itu. Ia juga heran mengapa seseorang yang tingkatannya wali tapi memiliki niatan yang tidak patut ditiru.

“Kak padahal saya mendengar dari orang-orang bahwa kamu adalah seorang waliyullah besar, tapi kenapa kamu mencuri?” kata temannya.

“Sudahlah ayo ikut saja,” ajak Mbah Kholil.

3 dari 3 halaman

Mengambil Harta Orang Kaya

Akhirnya temannya Mbah Kholil ikut masuk. Ia melihat Mbah Kholil mengambil sebuah peti yang berisi dinar banyak sekali dan membawanya keluar. Temannya tak bisa lagi memengaruhi Mbah Kholil, ia mengikuti saja dengan perasaan gelisah.

Setelah sekitar satu jam di luar, Mbah Kholil mengajak temannya lagi untuk masuk ke dalam rumah yang dimasukinya tadi, tapi temannya masih tetap tidak mau.

“Sudahlah Kak kamu jangan mencuri lagi,” pintanya yang dihiraukan Mbah Kholil.

Setelah kembali masuk rumah orang kaya tadi, Mbah Kholil lalu menjelaskan apa maksud dari yang dilakukannya. Alasannya itulah membuat temannya mengakui kewalian dan kekeramatan Mbah Kholil.

“Saya di sini bukan untuk mencuri. Jadi begini, tadi itu ada maling yang mau mencuri emas di sini, sebelum emasnya dicuri maka saya amankan terlebih dahulu. Coba lihat di sebelah utara itu ada lubang di sana (menunjukkan ada lubang maling), pemilik rumah ini adalah tetanggaku terhitung 40 rumah dari Demangan rumahku. Jadi, saya ingin menyelamatkannya karena ada haqqul jar bagiku,” jelasnya.

Masya Allah, Mbah Kholil mengetahui bahwa rumah orang kaya itu akan menjadi target pencurian. Dengan kejadian ini kewalian Mbah Kholil semakin terbukti. Semoga dari kisah ini terdapat hikmah yang dapat kita petik. Wallahu a’lam.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat