uefau17.com

Berapa Lama Kiamat Berlangsung? Penjelasan Imam Al-Ghazali - Islami

, Cilacap - Banyak sisi menarik dan penting dalam membahas eskatologi Islam. Eskatologi Islam merupakan cabang ilmu keislaman yang secara khusus membahas perihal kehidupan di akhirat setelah kematian, termasuk di dalamnya pembahasan tentang kiamat.

Salah satu pembahasan menarik dalam kaitannya dengan kiamat, salah satunya ialah berapa lama kiamat itu berlangsung?

Pertanyaan ini menarik dan tentu saja tidak mudah menjawabnya jika dikaitkan dengan satuan waktu misalnya, detik, menit, jam, hari dan lain sebagainya.

Keterangan-keterangan dalam Al-Qur’an perihal ini sifatnya universal dan hanya menerangkan peristiwa kiamat sebagai peristiwa yang sangat cepat sekejap mata.

وَلِلّٰهِ غَيْبُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ وَمَآ اَمْرُ السَّاعَةِ اِلَّا كَلَمْحِ الْبَصَرِ اَوْ هُوَ اَقْرَبُۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

“Dan milik Allah (segala) yang tersembunyi di langit dan di bumi. Urusan kejadian Kiamat itu, hanya seperti sekejap mata atau lebih cepat (lagi). Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.” (QS. An-Nahl: 77).

 

Simak Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pendapat Imam Al-Ghazali

Merujuk salah satu karya Sang Hujjatul Islam Imam Al-Ghazali yakni Ihya Ulumuddin disebutkan bahwa kiamat ini berlangsung selama 50.000 tahun. Pendapat ini diperkuat oleh Imam Al-Qurthubi dalam kitab Tadzkirah 

Ini sesuai pula dengan hadis yang diriwayatkan oleh Abu Sa'id Al-Khudri.

Rasulullah SAW bersabda:

"Dalam suatu hari yang kadarnya lima puluh ribu tahun."

Berapa lama Hari Kiamat berlangsung selama 50.000 tahun ini disebut hanya akan dirasakan oleh orang-orang yang berat amal buruknya. Akan tetapi bagi orang-orang yang berat amal baiknya tidak akan selama itu.

Sementara itu, berapa lama Hari Kiamat berlangsung bagi orang-orang yang berat amal baiknya, akan dirasakan lebih cepat dari satu hari. Dalam Shahih Al-Jami' disebutkan bagi mereka Hari Kiamat akan terasa seperti waktu Zuhur menuju Ashar.

"Hari kiamat bagi orang-orang mukmin hanyalah seukuran antara zuhur dan ashar," diterangkan.

3 dari 3 halaman

Biografi Singkat Imam Ghazali

Menukil muslim.or.id, beliau bernama Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Ahmad Ath Thusi, Abu Hamid Al Ghazali (Lihat Adz Dzahabi, Siyar A’lam Nubala’ 19/323 dan As Subki, Thabaqat Asy Syafi’iyah 6/191). Para ulama nasab berselisih dalam penyandaran nama Imam Al Ghazali. Sebagian mengatakan, bahwa penyandaran nama beliau kepada daerah Ghazalah di Thusi, tempat kelahiran beliau. Ini dikuatkan oleh Al Fayumi dalam Al Mishbah Al Munir. Penisbatan pendapat ini kepada salah seorang keturunan Al Ghazali.

Imam Al Ghazali memulai belajar di kala masih kecil. Mempelajari fikih dari Syaikh Ahmad bin Muhammad Ar Radzakani di kota Thusi. Kemudian berangkat ke Jurjan untuk mengambil ilmu dari Imam Abu Nashr Al Isma’ili dan menulis buku At Ta’liqat. Kemudian pulang ke Thusi (Lihat kisah selengkapnya dalam Thabaqat Asy Syafi’iyah 6/195).

Beliau mendatangi kota Naisabur dan berguru kepada Imam Haramain Al Juwaini dengan penuh kesungguhan. Sehingga berhasil menguasai dengan sangat baik fikih mazhab Syafi’i dan fikih khilaf, ilmu perdebatan, ushul, manthiq, hikmah dan filsafat. Beliau pun memahami perkataan para ahli ilmu tersebut dan membantah orang yang menyelisihinya. Menyusun tulisan yang membuat kagum guru beliau, yaitu Al Juwaini (Lihat Adz Dzahabi, Siyar A’lam Nubala’ 19/323 dan As Subki, Thabaqat Asy Syafi’iyah 6/191).

Setelah Imam Haramain meninggal, berangkatlah Imam Al Ghazali ke perkemahan Wazir Nidzamul Malik. Karena majelisnya tempat berkumpul para ahli ilmu, sehingga beliau menantang debat kepada para ulama dan mengalahkan mereka. Kemudian Nidzamul Malik mengangkatnya menjadi pengajar di madrasahnya di Baghdad dan memerintahkannya untuk pindah ke sana. Maka pada tahun 484 H beliau berangkat ke Baghdad dan mengajar di Madrasah An Nidzamiyah dalam usia tiga puluhan tahun. Disinilah beliau berkembang dan menjadi terkenal. Mencapai kedudukan yang sangat tinggi.

Penulis : Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat