uefau17.com

Dzun Nurain Artinya dalam Islam dan Sosok Utsman bin Affan - Hot

, Jakarta Dzun nurain artinya perlu dipahami oleh umat Islam. Pasalnya julukan atau gelar ini diberikan pada salah seorang sahabat Nabi Muhammad SAW yang juga menjadi salah satu khalifah bagi umat Islam setelah meninggalnya Rasulullah SAW.

Sahabat Nabi Muhammad SAW yang mendapatkan julukan Dzun Nurain yaitu Utsman bin Affan. Sayyidina Utsman bin Affan RA adalah khalifah ketiga yang menggantikan Sayyidina Umar bin Khattab RA, dan merupakan salah satu dari empat Khalifatur Rasyidin.

Dzun nurain artinya dalam Islam perlu diketahui dari kisah Utsman bin Affan. Kisah khalifah ketiga umat Islam ini tentunya penuh dengan cerita yang bisa menginspirasi setiap muslim. Kamu perlu mengenali sejarah Utsman bin Affan sebagai khalifah Islam.

Berikut rangkum dari berbagai sumber, Senin (16/10/2023) tentang dzun nurain artinya.

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Dzun Nurain Artinya

Dzun nurain artinya perlu dipahami oleh setiap muslim. Dzun nurain artinya adalah gelar yang diberikan kepada seorang sahabat Nabi Muhammad SAW yang juga merupakan khalifah ketiga umat Islam, yaitu Utsman bin Affan. Dzun nurain artinya tentu merupakan gelar yang baik bagi sahabat nabi satu ini.

Dzun nurain artinya pemilik dua cahaya. Dzun nurain artinya berkaitan dengan Utsman bin Affan menikahi dua putri Rasulullah SAW, yaitu Sayyidah Ruqayyah dan Sayyidah Ummu Kultsum. Dzun nurain artinya pemilik dua cahaya diberikan pada Utsman tidak terlepas dari kedekatannya dengan Rasulullah SAW. Bahkan, dia amat mengenal siapa dan bagaimana Rasulullah SAW ketika pertama menjadi Nabi.

3 dari 4 halaman

Sejarah Perjalanan Utsman bin Affan sebagai Khalifah

Melansir luk.staff.ugm.ac.id, berikut sejarah perjalanan Utsman bin Affan sebagai khalifah:

Awal Masuk Islam

Takdir Allah SWT lah yang telah menentukan Utsman untuk menyertai rombongan pertama yang menerima hidayah dan agama Allah SWT. Utsman termasuk salah satu dari tujuh orang yang selalu mendampingi dan menyertai perjuangan Rasulullah SAW. Dia amat mengenal siapa dan bagaimana Rasulullah ketika pertama menjadi Nabi.

Pada suatu hari ketika pulang dari perjalanan dagangnya ke Syam dan ketika rombongan kafilahnya beristirahat di tempat teduh(antara Ma'an dan Azzarqa), ketika sedang tidur, tiba-tiba Utsman bermimpi mendengar suara yang menyeru mereka agar bangun karena orang yang bernama Ahmad telah muncul di kota Mekah. Rupanya telah sampai berita gembira kepada Utsman tentang hadirnya seorang nabi Allah SWT, nabi akhir jaman. Sifatnya yang pemalu, kelapangan dadanya dan kemurahan jiwanya mendorong untuk bertemu dengan Muhammad SAW. Itulah awal keislamannya.

Setiap sahabat Nabi SAW memiliki keistimewaan sifat, baik yang tampak dalam ucapannya maupun dalam amal perbuatannya. Seperti sabda Nabi Muhammad SAW: "Orang yang paling kasih sayang dari umatku ialah Abubakar, dan paling teguh dalam memelihara ajaran Allah SWT ialah Umar, dan yang paling bersifat pemalu ialah Utsman." (HR. Ahmad, Ibnu Maajah, Alhakim, Attirmidzi).

Sifat pemalu itulah yang mendorong Utsman ra menjadi seorang dermawan yang penuh welas asih, sehingga ketika Rasulullah SAW tengah mempersiapkan pasukan "Al'usrah", seluruh biayanya ditanggung Utsman seorang diri. Rasulullah SAW menyambutnya dengan ucapan: "Tidak akan ada sesuatu yang dapat membahayakan Utsman dengan apa yang dia lakukan hari ini. Ya Allah, ridhoilah Utsman, sesungguhnya aku ridho kepadanya." (HR Attirmidzi)

Sifat yang Dermawan

Ketika kaum muslimin hijrah dari Mekah ke Madinah, mereka dihadapkan pada masalah air. Sementara itu, di sana ada sumur tapi milik orang yahudi dan sengaja diperdagangkan. Rasulullah SAW kemudian berharap ada sahabat yang mau membeli sumur itu. Mendengar itu Utsman datang ke tempat orang Yahudi dan membeli separuh sumur itu dengan sehari untuk hak muslim, sehari lagi untuk hak Yahudi dengan harga 12.000 dirham. Pada giliran hak Utsman, maka umat muslim mengambil air sebanyak-banyaknya yang cukup untuk 2 hari. Hal itu menyebabkan orang Yahudi merasa sangat rugi karena tidak ada lagi yang membeli airnya, maka akhirnya dijual haknya kepada Utsman sebesar 8.000 dirham.

Setelah peristiwa tersebut, Rasulullah SAW menikahkan putrinya, Ummu Kalthum dengan Utsman. Sebelumnya Utsman beristrikan Ruqayah, putri Rasulullah SAW yang kedua, tapi ia telah wafat. Oleh karena itu Utsman RA mendapat julukan Dzun nurain artinya yang memilik dua cahaya. Yang dimaksud dua cahaya ialah mengawini dua orang putri Rasulullah SAW.

4 dari 4 halaman

Mushhaf Utsmani

Suatu amal perbuatan yang mulia, langgeng sampai kiamat ialah apa yang telah dilakukan Utsman RA. Ayat-ayat yang telah dikumpulkan dan tertulis dalam lembaran-lembaran yang ditulis di masa Khalifah Abu Bakar dan tersimpan di rumah Hafshah sesudah wafatnya Umar RA diambil Utsman RA. Kemudian karena kepentingan itu Utsman membentuk panitia yang diketuai oleh Zaid bin Tsabit dengan Abdullah bin Zubair, Said bin Aash dan Abdurahman bin Haarits sebagai anggota.

Tugas panitia itu membukukan Al-Qur’an, yaitu dengan cara menyalin dari lembaran-lembaran sampai menjadi buku. Utsman memberi nasihat, jika ada perselisihan di antara mereka dalam bacaanya maka ayat-ayat itu harus ditulis menurut dialek suku Quraisy karena Al-Qur’an diturunkan menurut dialek mereka. Al-Qur’an yang telah dibukukan diberi nama "Al Mushhaf", yang sebuah di tangan khalifah Utsman (Madinah) dan empat buah lagi dikirim ke Makkah, Syria, Basra, dan Kufah agar di tempat tersebut bisa disalin. Utsman RA akan tetap dikenang sebagai orang yang paling berjasa dalam bidang ini.

Utsman Dan Perluasan Dakwah Islamiah

Di masa khalifah Utsman, perluasan dakwah Islamiah mengalami jaman keemasan. Contoh pada tahun 24 Hijriah, Utsman mengirim pasukan tentara yang berada di bawah komando Alwalid bin Aqobah menuju Azerbaijan dan Armenia, karena kedua daerah ini telah membatalkan perjanjian yang dibuat dengan kaum muslimin di jaman Umar RA. Juga pada tahun 25 H, penduduk Iskandariah membatalkan perjanjian karena mereka telah dijanjikan mendapat bantuan dari kerajaan Romawi, tapi negeri itu segera tunduk dan kembali dikuasai dengan damai oleh kaum muslimin.

Tapi yang paling dahsyat yaitu tatkala Utsman mengutus Abdullah bin Saad (27 H) untuk menyerbu Afrika. tentara muslim berjumlah 20.000 berhadapan dengan kaum Barbar yang terdiri dari 120.000 orang di bawah pimpinan rajanya yaitu Jarjir. Dengan pertolongan Allah SWT kaum muslimin dapat mengalahkan mereka hingga mereka menuju Andalusia (Spanyol). Para ahli sejarah menganggap masa Utsman RA sebagai jaman kemenangan kaum muslimin dan jaman penaklukan kekuatan-kekuatan Romawi, Parsi, dan Turki.

Fitnah Besar dan Meninggalnya Utsman

Pada akhir tahun 34 H daulah Islam mulai dilanda fitnah, yang menjadi sasaran adalah Utsman RA sampai mengakibatkan Beliau terbunuh pada tahun berikutnya. Fitnah yang keji datang dari Mesir berupa tuduhan-tuduhan palsu yang dibawa oleh orang-orang yang datang hendak umroh pada bulan Rajab. Ali RA mati-matian membela Utsman atas serangan fitnah tersebut.

Hingga suatu saat keadaan semakin parah dan Utsman dikepung di rumahnya dan tidak pergi ke masjid. Pada suatu hari para pembangkang menyerbu rumahnya lalu membunuhnya. Mereka tidak menaruh sedikitpun belas kasihan kepada Utsman yang telah berjuang dalam Islam dan menginfakkan hartanya untuk peperangan.

Ibnu Abidunia menyampaikan kisah dari Abdullah Bin Salaam, "Aku pergi ke rumah Utsman ketika dia sedang dikepung di rumahnya dan aku bertemu dengan dia, lalu dia berkata, "Selamat datang saudaraku, aku bermimpi bertemu Rasulullah SAW di suatu lorong yang sempit dan dan Beliau berkata:"Ya Utsman mereka mengepung kamu?" aku menjawab, "Ya" Nabi bertanya lagi, "Dan mereka membuat kamu haus?" Aku menjawab, "Ya" Kemudian Nabi memberiku ember berisi air dan aku minum sampai puas dan aku rasakan dinginnya air pada dada dan pundakku, lalu Beliau berkata, "Kalau kamu menghendaki, kamu dimenangkan dan kalau kamu menghendaki berbuka puasa di tempat kami." Ketika itu Utsman dalam keadaan puasa. Utsman berkata, "Aku memilih berbuka puasa di tempat Nabi SAW." Tepat pada sore hari itu Utsman RA dibunuh. Ia dimakamkan di semak-semak bukit sebelah timur pekuburan Albaqii, hari Jumaat tahun 35 H tgl 17 Dzulhijjah dalam usia 80 atau 82 tahun.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat