uefau17.com

Pernah Punya 2 Pintu, Ini Sejarah Pintu Ka'bah - Islami

, Jakarta - Ka'bah adalah bangunan suci yang terletak di tengah Masjidil Haram di kota Makkah, Arab Saudi.

Kubah hitam yang dikelilingi oleh bangunan persegi empat ini merupakan salah satu tempat ibadah paling suci dalam agama Islam.

Dijuluki "Baitullah" (Rumah Allah), Ka'bah menjadi arah kiblat bagi umat Islam di seluruh dunia dalam melaksanakan sholat.

Sejarahnya yang kaya dan maknanya yang mendalam membuat Ka'bah menjadi pusat spiritual bagi umat Islam, tempat di mana jutaan jamaah haji berkumpul setiap tahunnya dalam perjalanan ibadah haji yang menggugah hati dan jiwa.

Taukah Anda sejarah pintu ka'bah? Dahulu pernah punya dua pintu.

Simak Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Nama Dua Pintu Ka'bah

Pada masa lalu, Ka'bah pernah memiliki dua pintu. Dua pintu tersebut dikenal sebagai "Bab al-Salam" (Pintu Keselamatan) dan "Bab al-Umrah" (Pintu Umrah).

Pintu Bab al-Salam terletak di sebelah timur Ka'bah, sementara pintu Bab al-Umrah terletak di sisi sebelah barat. Pintu-pintu tersebut digunakan untuk memasuki dan meninggalkan Ka'bah sebelum struktur saat ini dibangun.

Setelah renovasi dan perluasan Ka'bah oleh Khalifah Umar bin Khattab pada abad ke-7 M, pintu-pintu tersebut ditutup dan hanya satu pintu utama yang tetap digunakan hingga sekarang.

Menukil Muhammadiyah.or.id, sebagai pusat kiblat umat Islam sedunia, telah mengalami perjalanan panjang dengan dinamika yang cukup beragam. Dalam lintasan perjalanan sejarah, Ka’bah juga sempat mengalami beberapa kali kerusakan, dan beberapa kali perbaikan serta renovasi.

Salah satu dampak dengan adanya perbaikan dan renovasi ternyata pernah menjadikan Ka’bah memiliki dua buah pintu. Lalu, apa dan bagaimana dua pintu Ka’bah itu ?

Pintu Ka’bah yang sekarang tampak oleh banyak orang dengan hiasan ornamen yang indah itu terletak di sebelah timur Ka’bah, tidak jauh dari Hajar Aswad, titik memulai thawaf atau mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali.

Sedangkan bekas pintu keduanya, sebenarnya masih bisa tampak bekasnya hingga sekarang. Akan tetapi karena tertutup kiswah atau kain hitam penutup Ka’bah, bekas pintu tersebut tidak tampak kecuali ketika saat-saat tertentu saja. Bekas pintu ini terletak di sebelah barat, tepat berhadapan dengan pintu Ka’bah yang masih bertahan sampai hari ini.

Dalam beberapa referensi sejarah, Ka’bah pada awalnya tidak berbentuk kubus seperti yang tampak sekarang, bahkan disebutkan Ka’bah tidak berpintu dan tidak berjendela. Ka’bah baru memiliki pintu ketika masa kekuasaan kaum Tubba’ atau Kerajaan Yaman Kuno.

Bahkan pada masa itu, Ka’bah memiliki dua pintu di sisi timur (yang tampak sekarang) dan sisi barat, dan tidak berjarak dari tanah. Dua pintu tersebut menjadi akses keluar masuk pengunjung Ka’bah pada masa itu.

3 dari 3 halaman

Pernah Alami Kerusakan saat Terjadi Banjir Bandang

Lalu, Ka’bah pernah mengalami kerusakan di masa kaum Quraisy menguasai Mekkah karena banjir bandang di Makkah masa itu. Bagian yang hancur ini diperkirakan adalah bagian yang sekarang menjadi Hijir Isma’il.

Ketika kaum Quraisy memperbaiki Ka’bah, pintu Ka’bah sebelah barat ditutup selama perbaikan itu berjalan. Pintu Ka’bah sebelah timur juga dinaikkan beberapa hasta dari tanah.

Di renovasi Ka’bah di era Quraisy ini pula Nabi Muhammad -shallallahu ‘alahi wa sallam– memiliki peran dalam meletakkan Hajar Aswad kembali pada tempatnya.

Hingga ketika ‘Abdullah bin Zubayr bin ‘Awwam menguasai Makkah pada sekitar tahun 64 H, kemudian kembali merenovasi Ka’bah setelah mengalami beberapa kerusakan, dan membuka pintu barat yang sekian lama tertutup, seperti sebelum kaum Quraisy merenovasinya pada masa lalu.

Sehingga Ka’bah pada masanya kembali memiliki dua akses pintu, yaitu di sisi barat dan di sisi timur.

Ketika al-Hajjaj bin Yusuf berkuasa sebagai amir atas Makkah, pintu sisi barat Ka’bah kembali ditutup. Bentuk inilah yang dipertahankan sejak era Abdul Malik bin Marwan di masa Daulah Umawiyah hingga sekarang.

Sebenarnya, pintu kedua Ka’bah hampir dibuka kembali di masa Khalifah al-Mahdi di era Daulah ‘Abbasiyah. Akan tetapi Imam Malik bin Anas memberikan saran, dan mengatakan “Saya tidak setuju Ka’bah menjadi “mainan” para penguasa, ketika penguasa (Makkah) berganti, maka diganti pula bentuknya“. Semenjak itu, Ka’bah bertahan dengan bentuknya dengan satu pintu hingga sekarang.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat