, Pyongyang - Perceraian dilaporkan sedang meroket di Korea Utara. Namun, pemerintah membatasi perceraian, sehingga aksi menyogok menjadi solusi agar proses cerai bisa berlangsung secepatnya.
Berdasarkan laporan Radio Free Asia, Senin (8/8/2022), biaya perceraian bisa mencapai ratusan yuan (jutaan rupiah). Jika tidak memakai pelicin, maka pasutri yang ingin cerai harus menanti hingga beberapa tahun.
Advertisement
Baca Juga
"Sahabat saya yang cerai tahun ini memberikan pengacara 500 yuan (Rp 1,1 juta) dan kemudian menyogok hakim yang berwenang di pengadilan sebesar 1.500 yuan (Rp 3,3 juta). Proses hearing menjadi lebih sederhana, dan persidangan berlangsung cepat. Ia bisa cerai dalam dua pekan," ujar seorang sumber anonim.
Ada juga seorang wanita di kabupaten Kyongsong yang membayar 300 dollar (Rp 4,4 juta) untuk cerai. Warga lain di kota Chongjin membayar 500 dollar (Rp 7,4 juta) dan memberikan aki ke seorang hakim yang dikenalkan saudaranya. Sogokan premium itu bisa membuatnya bisa cerai tanpa repot-repot ke pengadilan.
"Realita di Korea Utara adalah anda tidak bisa mendapat perceraian tanpa uang. Perceraian sangat susah. Makin sering di kalangan pemuda agar tidak mendaftarkan pernikahan mereka bahkan setelah menikah," ujar sumber tersebut.
Apabila tidak mendaftarkan pernikahan, maka orang itu tidak perlu repot-report saat cerai.
"Mereka mendaftarkan pernikahan mereka setelah mereka punya seorang anak atau mereka sudah tinggal bersama selama beberapa tahun," ujar sumber tersebut.
1 yuan: Rp 2.206
1 dollar Amerika: Rp 14.921
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, dalam beberapa kesempatan mengindikasikan krisis kemanusiaan terjadi di negaranya akibat pandemi COVID. Namun Korea Utara masih terkesan enggan untuk menerima bantuan vaksin dari negara lain. Ikuti liputan VOA selen...
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Ada Kuota Cerai
![Korea Utara laporkan 15 orang lagi yang diduga meninggal karena COVID-19](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/MTVsSL0AzBoy6Zkbb9Ymdy_Y0J0=/0x428:4968x3229/640x360/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4023115/original/089669000_1652598754-AP22135243677971.jpg)
Sebelumnya dilaporkan, pemerintah Korea Utara lantas mencoba mencegah perceraian dengan menggunakan taktik kuota cerai, sehingga sejumlah pasutri yang ingin cerai harus menunggu beberapa tahun. Namun, aksi menyogok malah terjadi.
Dilansir Radio Free Asia, Senin (8/8), aksi cerai disebut pemerintah Korea Utara sebagai "anti-sosialis". Pejabat pun diminta jangan langsung menyetujui perceraian.
"Baru-baru ini, cekcok keluarga semakin parah akibat alasan-alasan ekonomi dan jumlah keluarga yang ingin cerai bertambah, tetapi pejabat berwenang memerintahkan pengadilan agar tidak mudah menyetujui perceraian," ujar seorang warga kabupaten Kyongsong kepada RFA.
Saksi mata yang memilih identitas anonim tersebut berkata kerap melihat pasangan cerai yang masih muda.
"Ketika saya terkadang melewati kantor pengadilan, saya selalu melihat selusin pria dan wanita muda berkumpul di depan gerbang utama. Banyak pasangan-pasangan muda ingin bertemu seorang hakim atau pengacara untuk meminta cerai," ujarnya.
Sumber itu juga menjelaskan bahwa pengadilan di Korut biasanya tidak mengizinkan cerai kecuali ada "alasan yang tak bisa dihindari." Pisah rumah pun tidak berarti langsung bisa cerai.
Turut dijelaskan bahwa perceraian dipandang negatif di Korea Utara karena dianggap bisa membuat kegaduhan. Sumber itu juga mendengar dari sahabatnya, yang menikahi pejabat pengadilan, bahwa angka perceraian dibatasi sesuai jumlah populasi.
Kabupaten Kyongsong yang punya 106 ribu populasi hanya bisa memberikan 40 perceraian per tahun.
"Jika pengadilan melebihkan kuota cerai mereka, itu akan dipertanyakan oleh pihak berwenang," ujar wanita itu yang mengaku kaget pada kuota perceraian.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Dulu Dipermalukan, Kini Berbeda
![Penguncian Wilayah Korea Utara Akibat Penemuan Kasus Pertama COVID-19](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/KDbwVxS_-SzdFwJ2uvsAzc0wa64=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4020739/original/011860700_1652347526-AP22132146664711.jpg)
Cerai sempat dianggap sebagai hal negatif di Korea Utara. Pandangan itu kini berubah.
"Dalam beberapa tahun terakhir, pertikaian keluarga telah meningkat karena kesulitan dalam hidup, jadinya jumlah keluarga yang ingin bercerai bertambah. Dulu ada kecenderungan dipermalukan saat bercerai, tetapi tidak begitu lagi sekarang," ujar seorang warga di kabupaten Unhung.
Kesulitan ekonomi yang terjadi tak terlepas dari pandemi COVID-19. Korea Utara sangat bergantung pada China, namun pandemi mempersulit perdagangan.
Saksi mata yang juga memilih anonim itu menyebut sogokan menjadi alternatif agar perceraian lebih mulus.
"Orang-orang ingin bercerai secepat mungkin, tetapi itu tidak mudah. Jumlah sogokan ke hakim pengadilan atau pengacara menentukan apakan perceraian bisa dikabulkan dan seberapa lama," ujarnya.
Lebih lanjut, saksi tersebut menyorot bahwa ada banyak yang ingin cerai, sehingga otomatis sulit melewati tahap awal dokumen tanpa menyogok.
"Realitanya adalah jika kamu tidak membayar sogokan, kamu tidak akan mendapat perceraianmu bahkan setelah menunggu tiga sampai lima tahun," ujarnya.
COVID-19 di Korea Utara Mulai Reda
![Ilustrasi Korea Utara. (AP)](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/niLftouWDZWruVLoWS5WJR5GGHc=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/1575574/original/067436200_1493026039-20170424-Ilustrasi_kora_utara.jpg)
Korea Utara menyatakan semua pasien demamnya telah pulih, menandai berakhirnya gelombang pertama pandemi virus corona COVID-19. Namun, kini Korea Utara menghadapi tantangan kesulitan ekonomi yang semakin dalam dan populasi yang tidak divaksinasi akan memunculkan gelombang baru COVID-19.
Dilansir dari laman Channel News Asia, Jumat (5/8), sementara media pemerintah mengatakan "situasi anti-epidemi telah memasuki fase stabilitas yang pasti", daripada menyombongkan kemenangan, Korea Utara mengatakan akan "menggandakan upaya untuk mempertahankan kesempurnaan dalam pelaksanaan kebijakan anti-epidemi negara".
Negara tertutup itu tidak pernah mengonfirmasi berapa banyak orang yang tertular COVID-19, yang diduga karena kekurangan pasokan pengujian. Tetapi sekitar 4,77 juta pasien demam dilaporkan telah pulih sepenuhnya dan 74 meninggal sejak akhir April 2022. Tidak ada kasus demam baru yang dilaporkan sejak 30 Juli.
Pejabat Korea Selatan dan pakar medis meragukan angka tersebut, terutama jumlah kematian.
Shin Young-jeon, seorang profesor di sekolah kedokteran Universitas Hanyang di Seoul, mengatakan sementara puncak gelombang pertama COVID-19 mungkin telah berlalu, kematian yang dinyatakan hampir "tidak mungkin" dan mungkin ada hingga 50.000 kematian.
"Keberhasilan mereka, jika ada, seharusnya terletak pada kenyataan bahwa wabah itu tidak mengarah pada kekacauan politik atau sosial. Apakah respons COVID-19 mereka berhasil adalah masalah lain."
Menteri Unifikasi Korea Selatan Kwon Young-se, yang bertanggung jawab untuk urusan antar-Korea, mengatakan minggu ini ada "masalah kredibilitas" dengan data Korea Utara tetapi situasi COVID-19 tampaknya "agak terkendali."
![Infografis Ledakan Kasus Covid-19 di Korea Utara. (/Trieyasni)](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/g7aptPTZAAj4tNb1CLTE6pTVfR4=/640x640/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4027305/original/042265800_1652948047-Infografis_SQ_Ledakan_Kasus_Covid-19_di_Korea_Utara.jpg)
Terkini Lainnya
8 Agustus 2022: Infeksi Jepang Nomor 1, Muncul 28 Juta Kasus COVID-19 dalam 28 Hari
Kang Ki Young Positif Covid-19, Batal Liburan ke Bali Bareng Rombongan Extraordinary Attorney Woo
China Beri Sanksi, Nancy Pelosi Tegas Bela Status Quo Taiwan
Ada Kuota Cerai
Dulu Dipermalukan, Kini Berbeda
COVID-19 di Korea Utara Mulai Reda
Korea Utara
Pada
Pernikahan
Cerai
Perceraian
Hakim
sogok
Euro 2024
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Jadwal Lengkap Pertandingan 8 Besar Euro 2024
Terkesan Penampilannya di Euro 2024, Real Madrid Ingin Datangkan Rekan Setim Jude Bellingham
Top 3: Pola Makan Nabati Bisa Perlambat Perkembangan Kanker Prostat
Top 3 Berita Bola: Timnas Belanda Lolos ke Perempat Final Euro 2024, Ronald Koeman Malah Menyesal
Copa America 2024
Link Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Ekuador di Vidio
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Jadwal Siaran Langsung Argentina vs Ekuador di Perempat Final Copa America 2024 di Vidio
Prediksi Copa America 2024 Argentina vs Ekuador: Semuanya Memihak Tim Tango
Timnas Ekuador Siap Berjuang Mati-matian di Perempat Final Copa America 2024
Copa America 2024 Argentina Vs Ekuador: Tim Tanggo Didukung Rekor Apik
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Coklit Pilkada 2024 Sudah Sasar 16,6 Juta Pemilih di Jatim, Target Tuntas di Hari ke-20
Kata Sekjen PKS soal Kaesang Disodorkan Jokowi untuk Maju di Pilkada Jakarta 2024
Survei Warna Research Center: Tingkat Elektabilitas Hendy Siswanto dan Faida Tinggi Jelang Pilkada Jember 2024
Respons Jokowi soal Kabar Kaesang Maju Pilkada Jakarta 2024, Benarkah Sodorkan ke Parpol?
Ridwan Kamil Dianggap Masih Kuat di Pilkada Jawa Barat, Bawa Untung Buat Golkar
Bobby Nasution Terima Pinangan PKB Jadi Bakal Cagub di Pilkada Sumut 2024, Cari Cawagub Perempuan
TOPIK POPULER
TODAY IN HISTORY
4 Juli 1940: Bom Teroris Meledak di New York World’s Fair, Beruntung Hanya 2 Orang Tewas
Populer
Dino Patti Djalal Launching Buku Angka dan Fakta Perubahan Iklim untuk Masa Depan Indonesia
Biro Komite Palestina PBB Apresiasi Dedikasi Indonesia Hentikan Genosida di Jalur Gaza
Mengenal Asteroid Ryugu, Lebih Tua dari Matahari
Menlu Retno Marsudi Kunjungi Sejumlah Negara di Eropa untuk Menggalang Dukungan bagi Palestina
Seberapa Buruknya Perang Nuklir, Ancaman Nyata Kiamat?
Letnan Jenderal Jennie Carignan Jadi Wanita Pertama Pimpin Militer Kanada, Ibu 4 Anak
Pesawat Maskapai AS Delta Airlines Mendarat Darurat, Akibat Penumpang Dapat Makanan Basi
Klarifikasi Kemlu RI: Anggota PPLN Den Haag dalam Kasus Asusila Ketua KPU Hasyim Asy'ari Bukan Seorang Diplomat
Pangeran Harry Disebut Tak Beri Dukungan ke Kate Middleton yang Berjuang Melawan Kanker
Ketua KPU
Skandal Asusila eks-Ketua KPU, Apakah Dosa Zina Bisa Diampuni Allah? Buya Yahya Bilang Begini
HEADLINE: Skandal Asusila Ketua KPU Hasyim Asy'ari yang Dipecat DKPP, Berujung Proses Pidana?
7 Respons Berbagai Pihak Mulai Parpol, KPU, hingga Jokowi Usai DKPP RI Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari
Jokowi Sebut Keppres Pemberhentian Hasyim Asy'ari dari Ketua KPU Masih Diproses
DKPP Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari, Jokowi Pastikan Pilkada 2024 Jujur dan Adil
Berita Terkini
Momen Gus Baha Bertemu Muslimah yang Tak Berbusana Islami di Masjid, Reaksinya jadi Sorotan
Penampakan Afif Maulana saat Pose Memegang Pedang Panjang
Video Viral Pemilik Restauran di Hanoi Vietnam Mengusir Influencer Yahudi untuk Tunjukan Dukungan pada Warga Palestina
Wahana Banana Boat di Pantai Pasir Putih Trenggalek Dihentikan Buntut Wisatawan Terjatuh dan Meninggal
Daya Rusak Sama dengan Narkoba, Ini Kata PP Persis Soal Judi Online
Mengenal 55 Cancri e, Planet Berlian
Karen Agustiawan Pernah Menang Kasasi Lawan Kejagung, KPK Tak Mau Kecolongan
Ayu Ting Ting Putus Pertunangan, Bagaimana Hukum Batal Nikah setelah Lamaran dalam Islam?
Tergiur Emas Milik Korban Ternyata Imitasi, Sepasang Kekasih jadi Tersangka Kasus Pembunuhan Wanita di Sukabumi
Mengapa Food Testing Sebelum Pesta Pernikahan Penting Dilakukan Calon Pengantin?
Polisi Buru 2 DPO Terkait 45 Kg Sabu yang Disimpan dalam Mobil di Parkiran RS Fatmawati
Mau Cepat Kaya? Coba Amalkan Ini Tiap Jumat dari Guru Sekumpul, Rezeki Datang Tak Terduga
Pengantin Habiskan Bujet Katering Pernikahan Rp216 Juta, Menunya Sushi Tei sampai Kopi Kenangan
Link Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Ekuador di Vidio
Ambung Gila, Permainan Mistis yang Libatkan Roh