uefau17.com

Apakah Anak Boleh Memakai Deodorant? Begini Cara Memilih Produk yang Sesuai - Citizen6

, Jakarta Seiring dengan perkembangan fisik dan hormonal, anak-anak mulai mengalami perubahan dalam keringat dan bau tubuhnya. Hal ini sering kali menjadi pertanda bahwa saatnya mempertimbangkan penggunaan deodorant. 

Dalam memilih produk deodorant yang tepat untuk anak, orang tua harus mempertimbangkan beberapa faktor penting. Salah satunya adalah bahan-bahan yang terkandung dalam produk tersebut. Memilih deodorant yang mengandung bahan-bahan alami atau bebas dari bahan berbahaya seperti aluminium dan paraben dapat menjadi pilihan yang lebih aman. 

Selain itu, faktor sensitivitas kulit anak juga harus dipertimbangkan secara serius. Memilih deodorant yang lembut dan tidak mengiritasi kulit anak menjadi hal yang sangat penting untuk menghindari reaksi alergi atau iritasi kulit yang tidak diinginkan.

Agar tidak salah memilih, simak penjelasan tentang pemakaian deodorant untuk anak serta cara memilihnya, yang telah dirangkum dari berbagai sumber pada Selasa (21/05/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 12 halaman

Usia Berapa Anak Boleh Memakai Deodorant?

Pubertas sekunder merupakan fase perkembangan fisik yang terjadi pada anak-anak, baik laki-laki maupun perempuan, yang dipicu oleh peningkatan hormon dalam tubuh. 

Umumnya, pubertas sekunder terjadi sekitar usia 12 tahun, meskipun waktu ini dapat bervariasi antara individu satu dengan yang lain. Selama masa pubertas, area ketiak anak cenderung menjadi basah karena aktivitas kelenjar keringat, baik itu kelenjar ekrin maupun apokrin, yang telah aktif.

Kelenjar ekrin menghasilkan keringat yang bersifat cair, jernih, tidak berwarna, dan tanpa bau. Biasanya, keringat dari kelenjar ekrin akan dikeluarkan saat seseorang sedang berolahraga, merasa panas, atau kegerahan. 

Di sisi lain, kelenjar apokrin menghasilkan keringat yang lebih kental, berbau, dan dipengaruhi oleh hormon seksual. Kelenjar apokrin baru mulai aktif selama masa pubertas, dan inilah yang seringkali menjadi penyebab munculnya aroma tidak sedap pada tubuh anak saat memasuki masa pubertas. Selama masa pubertas, kelenjar apokrin mulai aktif dan mengeluarkan keringat yang mengandung protein dan lemak.

Sebenarnya, keringat yang diproduksi oleh tubuh tidak memiliki aroma yang khas. Namun, ketika keringat tersebut berinteraksi dengan bakteri di area ketiak, protein dan lemak dalam keringat dapat dipecah, menyebabkan aroma yang tidak sedap. 

Aroma yang dihasilkan oleh anak-anak saat awal masa pubertas cenderung lebih kuat karena produksi keringatnya yang lebih banyak. Semakin banyak keringat yang diproduksi, semakin banyak juga sumber makanan bagi bakteri, sehingga pemecahan lemak dan protein terjadi dalam skala yang lebih besar, menghasilkan aroma yang lebih menyengat. 

Oleh karena itu, ini menjadi alasan mengapa anak-anak yang sudah mengalami pubertas sekunder diizinkan untuk menggunakan deodoran.

3 dari 12 halaman

Cara Memilih Deodorant untuk Anak

Untuk mengurangi aroma tidak sedap pada anak, disarankan untuk memilih deodoran yang memiliki kandungan zinc. Jika tujuannya adalah mengontrol produksi keringat, alternatif yang baik adalah produk yang mengandung tawas. 

Di sisi lain, untuk anak dengan kulit ketiak yang sensitif, pilihan yang baik adalah deodoran yang mengandung magnesium hydroxide atau starch. Kemudian, prioritas utama adalah deodoran yang cepat mengering, yang akan dibahas lebih lanjut di bawah ini.

4 dari 12 halaman

1. Pilih Deodorant yang Mengandung Anti Bakteri untuk Masalah Bau Badan

Zinc adalah salah satu unsur yang berperan sebagai agen antibakteri. Sifat zinc mencakup kemampuannya untuk mengikat keringat yang mengandung bakteri, sehingga mencegah pelepasan molekul bau yang tidak diinginkan dan menjaga ketiak agar tetap segar. Biasanya, jenis zinc yang digunakan dalam deodoran anak terdiri dari zinc ricinoleate dan zinc carbonate.

5 dari 12 halaman

2. Pilih Deodorant yang Mengandung Tawas Jika Keringat Berlebih

Selama masa pubertas, anak-anak menghasilkan sejumlah besar keringat dan asam lemak, yang dapat diurai oleh bakteri dan menghasilkan aroma tidak sedap. Selain memilih produk yang mengandung zinc, alternatif lain yang bisa dipertimbangkan adalah produk dengan kandungan tawas. 

Tawas terbukti efektif dalam mengurangi produksi keringat di area ketiak anak, yang dapat mengurangi risiko timbulnya bau tidak diinginkan karena mengurangi sumber nutrisi bagi bakteri.

Produk yang mengandung zinc dan tawas mungkin lebih efektif dalam mengatasi masalah bau badan. Namun, produk yang memiliki keduanya jarang tersedia di pasaran. Sebagian besar produk cenderung menggunakan salah satu dari kedua kandungan tersebut, baik zinc atau tawas.

Kesimpulannya, jika anak mengalami masalah bau badan tanpa aktivitas fisik yang meningkatkan produksi keringat secara signifikan, zinc dapat menjadi pilihan yang tepat. Namun, jika anak aktif secara fisik dan menghasilkan banyak keringat, produk yang mengandung tawas mungkin lebih sesuai untuk dipertimbangkan.

6 dari 12 halaman

3. Pilih Deodorant dengan Kandungan Magnesium Hydroxide dan Starch untuk Kulit yang Sensitif

Magnesium hidroksida memiliki kemampuan untuk melawan bakteri penyebab bau badan yang berada di permukaan kulit, sehingga mampu mengatasi masalah bau ketiak pada anak. 

Starch juga memiliki fungsi yang serupa dalam mengatasi bau ketiak. Keduanya adalah serbuk karbohidrat yang berasal dari sumber tumbuhan seperti jagung, singkong, atau kentang.

Dalam dunia industri kecantikan, terutama pada produk deodoran, starch digunakan untuk menyerap kelembaban berlebihan yang dihasilkan oleh keringat, sehingga menjaga area ketiak tetap kering. 

Sifatnya yang lembut dan memiliki efek menenangkan menjadikannya aman digunakan pada kulit yang sensitif. Namun, sayangnya, produk deodoran anak yang mengandung starch masih cukup jarang ditemui jika dibandingkan dengan produk deodoran untuk orang dewasa.

7 dari 12 halaman

4. Utamakan Deodorant Jenis Stick, Spray, atau Lotion yang Cepat Kering

Di pasaran, opsi deodoran untuk anak tersedia dalam berbagai bentuk, seperti stick, spray, lotion, dan roll on. Saat memilih deodorant untuk anak, yang perlu diprioritaskan adalah produk yang memiliki waktu pengeringan cepat untuk memudahkan penggunaan.

Deodoran jenis stick seringkali menjadi pilihan karena tidak meninggalkan residu cairan, sehingga tidak perlu menunggu waktu lama untuk pengeringannya. Deodorant spray tipe aerosol juga populer karena cepat mengering dan penggunaannya yang praktis. 

Sementara itu, deodoran dengan formula lotion juga dapat digunakan karena mengandung lebih banyak air. Namun, disarankan untuk tidak mengaplikasikan terlalu banyak karena hal ini dapat memperlambat proses pengeringan.

8 dari 12 halaman

Bolehkah Anak SD Pakai Deodorant?

Sebenarnya, tidak ada pedoman pasti mengenai kapan sebaiknya anak mulai menggunakan deodoran. Secara umum, penggunaan deodoran umumnya dimulai ketika anak memasuki periode pubertas, biasanya antara usia 9 hingga 15 tahun.

9 dari 12 halaman

Apakah Ada Rexona untuk Anak-anak?

Rexona khusus untuk anak-anak dirumuskan dengan efektivitas tinggi untuk mengatasi bau badan, sehingga tidak perlu lagi merasa cemas tentang aroma tubuh yang tidak sedap. Dengan penggunaan Rexona untuk anak-anak, keyakinan diri pasti akan meningkat.

10 dari 12 halaman

Apa Perbedaan antara Antiperspirant dan Deodoran?

Deodoran juga memiliki aroma yang digunakan untuk menutupi bau badan. Di lain pihak, antiperspirant memiliki fungsi yang berbeda. Produk ini bekerja dengan menghalangi kelenjar ekrin yang memproduksi keringat.

11 dari 12 halaman

Apakah Kita Harus Memakai Deodoran?

Faktanya, menggunakan deodoran tidak diwajibkan, terutama jika Anda tidak melakukan aktivitas yang sangat intens dan tidak banyak mengeluarkan keringat. Di daerah tropis yang lembap dan cenderung menyebabkan keringat berlebih, deodoran sering kali digunakan oleh mereka yang aktif secara fisik dan berpotensi mengalami banyak keringat dalam sehari.

12 dari 12 halaman

Pure Kids Deodorant untuk Usia Berapa?

Dengan kelebihan seperti mencegah penampakan gelap di ketiak, tidak meninggalkan bekas pada pakaian, telah diuji secara dermatologis, tidak mengganggu dalam aktivitas sehari-hari, serta meningkatkan rasa percaya diri, produk ini cocok untuk digunakan oleh anak-anak dalam rentang usia 7 hingga 14 tahun yang memperhatikan penampilan dan kesehatan fisik mereka.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat