uefau17.com

Tren Kasus Uroginekologi pada Wanita Meningkat di Surabaya, Apa Penyebabnya? - Surabaya

, Surabaya - Guru besar Uroginekologi Rekonstruksi Fakultas Kesehatan Universitas Airlangga (FK Unair) Surabaya Eighty Mardiyan Kurniawati mengungkapkan, kasus uroginekologi  para wanita di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soetomo, trennya terus meningkat setiap tahun.

"Saya mencatat, rekap data kasus terbanyak poli Uroginekologi di RS dr Soetomo Surabaya, yaitu Prolaps organ panggul (POP). Mulai 2020, terdapat 96 kasus, 2021 ada 148 kasus. Selanjutnya, meningkat lagi menjadi 252 kasus di 2022 dan 364 kasus terjadi di 2023," ujarnya pada acara diskusi dan peluncuran layanan Uroginekologi Center Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Kendangsari Merr Surabaya, Senin (1/7/2024).

Dia mengatakan, peringkat kedua terbanyak selanjutnya adalah kelainan Kongenital.

"Tahun 2020, 41 kasus. Tahun 2021, 102 kasus. Tahun 2022, 203 kasus dan tahun 2024, berjumlah 302 kasus. Kemudian disusul dengan Fistula Urogenital dan Fistula Rektovagina," ucapnya.

Dia menjelaskan, terus meningkatnya angka kasus ini karena semakin terbukanya informasi saat ini

"Di media sosial, orang tahu bahwa di RSIA Merr Surabaya keluhan-keluhannya bisa ditangani, mereka akhirnya memeriksakan diri," ujarnya.

Dia menuturkan, Prolaps organ panggul  selama ini sering diremehkan dan dianggap bukan penyakit. Hal ini menyebabkan kondisi pasien semakin parah.

Prolaps organ panggul adalah penonjolan organ panggul ke dalam hingga keluar vagina. POP terjadi karena penyokong organ panggul melemah.

Ada beberapa faktor risiko yang menyebabkan Prolaps organ panggul. Pertama yaitu usia, terutama yang sudah menopause, kemudian persalinan dan kehamilan.

”Terutama pada persalinan pervaginam, jumlah persalinan, tindakan dalam persalinan yaitu FE dan vakum, proses persalinan yang lama dan bayi besar. Faktor risiko lainnya yaitu obesitas, batuk kronis dan konstipasi, rokok, alkohol serta faktor genetik," ucapnya.

Bahkan, lanjutnya, berdasarkan catatannya selama menjadi dokter prakter di RSIA Kendangsari Merr Surabaya, ada fenomena baru yang muncul yaitu pasangan suami istri selama empat tahun tidak bisa berhubungan intim karena lubang vagina sang istri kecil, tidak lebih besar dari jari kelingking.

"Ada juga pasien yang fesesnya keluar dari vagina, tidak melalui dubur. Rata-rata mereka datang ke RSIA Kendangsari Merr Surabaya, sudah menangis duluan sebelum menceritakan problem yang dihadapinya," ujarnya.

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kasus Uroginekologi Sudah Lama Ada

Direktur RSIA Kendangsari Merr Surabaya, Dhimas Panji chondro A menambahkan, layanan Uroginekologi Center ini diluncurkan berawal dari perintah Kementerian Kesehatan yang menjalankan visi dari Presiden Joko Widodo bahwa seluruh masyarakat harus sehat dan produktif.

Dhimas menyampaikan bahwa di Jawa Timur hingga saat ini baru ada empat dokter spesialis uroginekologi. ”Dua diantaranya ya Prof. Eighty dan dr. Gatut ini yang ada di Surabaya dan sekitarnya,” ujarnya.

Dhimas mengatakan, kasus uroginekologi memang sudah lama ada. Tapi perkembangan ilmunya memang baru beberapa tahun terakhir.

”Di sini kita punya tanggung jawab untuk menjawab masalah kesehatan yang berkembang di masyarakat,” ucapnya.

Dhimas mengatakan, program Urogynecologi Center ini diberi nama MUACH (Merr Urogynecology and Aesthetic Center Healthcare). MUACH ini memiliki keunggulan berupa dukungan beberapa alat berteknologi tinggi seperti Laser dan Biofeedback.

"Alat ini sangat membantu pemberian layanan area kewanitaan ini menjadi lebih komprehensif dan less invasive sehingga hasil treatment akan lebih baik dan lebih terukur terukur," ujarnya.

Penyediaan alat canggih ini tidak lepas dari kontribusi dari mitra RSIA Kendangsari Merr yaitu Regenesis. Tentunya juga Tim Urogynekologi Surabaya, yang kedepannya akan terus saling berkolaborasi untuk memberikan layanan terbaik bagi para pasien.

"Layanan Subspesialis dari kebidanan dan kandungan ini menangani berbagai masalah kewanitaan seperti Rahim turun, gangguan berkemih (beser), gangguan fungsi defekasi, gangguan fungsi seksual seperti vaginismus, estetika area intim wanita, senam kegel serta stimulasi otot vagina dengan biofeedback," ucap Dhimas.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat