uefau17.com

6 Fakta Menarik Pegunungan Boliyohuto, Punya Hutan Tropis Terluas di Sulawesi - Lifestyle

, Jakarta - Gunung Boliyohuto adalah nama sebuah gunung yang terletak di Pegunungan Boliyohuto, Pulau Sulawesi. Gunung ini memiliki ketinggian 1.821 meter di atas permukaan laut (mdpl) dan merupakan gunung tertinggi ke-7 di Gorontalo.

Secara administratif, Gunung Boliyohuto masuk ke dalam wilayah Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo. Gunung Boliyohuto merupakan bagian dari Pegunungan Boliyohuto yang masih asri dengan tutupan hutan yang rapat dan keanekaragaman hayati yang masih terjaga baik.

Gunung Boliyohuto dikenal dengan nama "Huidu Boliyohuto". Dalam Bahasa Gorontalo, Huidu berarti Gunung dan Boliyohuto merupakan nama lokal yang digunakan oleh masyarakat Gorontalo bagi wilayah ini.

Masih banyak hal mengenai Gunung Boliyohuto selain lokasi maupun ketinggiannya. Berikut enam fakta menarik Gunung Boliyohuto yang dirangkum Tim Lifestyle pada Jumat (31/5/2024).

1. Kawasan Konservasi

Mengutip dari laman Superlive, Pegunungan Boliyohuto jadi salah satu kawasan konservasi dengan keanekaragaman hayati terbaik di dunia dan masih lestari sampai saat ini. Di Pegunungan Boliyohoto, terdapat dua kawasan konservasi yang masih alami, yaitu Suaka Margasatwa Nantu dan Taman Hutan Raya Bacharuddin Jusuf Habibie.

2. Hutan Tropis Terluas di Sulawesi

Selain itu, kawasan pegunungan ini juga merupakan satu-satunya hutan tropis terbaik dan terluas di Semenanjung Utara Pulau Sulawesi. Suaka Margasatwa Nantu merupakan rumah bagi fauna endemik yang mayoritas terancam punah, seperti babirusa, anoa, monyet Gorontalo, monyet hitam Sulawesi, tarsius, kuskus, babi hutan, dan 80 jenis burung hutan tropis. 

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

3. Diusulkan Jadi Taman Nasional

Kawasan konservasi seluas 51.507 hektare ini berada di tiga kabupaten, yaitu Gorontalo, Boalemo, dan Gorontalo Utara. Suaka Margasatwa Nantu ini lagi diusulkan buat jadi taman nasional. 

Sementara itu, Taman Hutan Raya Bacharuddin Jusuf Habibie adalah taman hutan raya terbesar kedua di Sulawesi yang baru diresmikan pada 2022 lalu. Kawasan seluas 6.208 hektare ini berperan sebagai tempat koleksi flora yang dilindungi, sumber pangan, sumber energi, wisata alam, tempat penelitian, penyedian oksigen, sampai pengendali iklim.

4. Atap Gorontalo

Gorontalo adalah sebuah provinsi di Pulau Sulawesi yang berbatasan dengan Sulawesi Utara yang baru dibentuk pada 2000. Ibu kota provinsinya adalah Kota Gorontalo.

Ada satu atau dua penerbangan setiap hari dari Jakarta tetapi lebih banyak lagi dari Manado, Sulawesi Utara. Saat ini hanya sedikit informasi yang diketahui tentang gunung di provinsi ini, tapi Pegunungan Boliyohuto dengan Gunung Yile-Yile sebagai puncaknya sering disebut sebagai atap Gorontalo.

 

3 dari 4 halaman

5. Gunung Yile-Yile Sebagai Puncaknya

Gunung Yile-Yile setinggi 2.073 mdpl jadi puncak tertinggi di Pegunungan Boliyohuto sekaligus atap negeri Gorontalo.

Gunung Yile-Yile atau kadang dikenal sebagai Gunung ile-ile adalah nama sebuah gunung yang terletak di Pegunungan Boliyohuto, tepatnya di wilayah Sumalata, Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, Pulau Sulawesi.

Gunung ini memiliki ketinggian 2.073 mdpl dan menjadi gunung tertinggi di Provinsi Gorontalo. Titik tertingginya sering disebut juga oleh para pendaki dengan nama Puncak ile-ile.

Yile-Yile dikenal dengan nama "Huidu Yile-Yile atau Huidu ile-ile". Dalam Bahasa Gorontalo, Huidu berarti Gunung dan Yile-Yile merupakan nama lokal yang merujuk pada wilayah ini.

Puncak ile-ile di Gunung Yile-Yile menjadi titik tertinggi yang bisa "diakses langsung" oleh para pendaki di wilayah Provinsi Gorontalo. Meskipun Gunung Tentolomatinan menjadi titik tertinggi di wilayah Barat Laut Gorontalo, tapi akses pendakian terdekatnya justru harus melewati Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah.

4 dari 4 halaman

6. Tempat Tinggal Suku Pedalaman Gorontalo

Selain jadi habitat bagi flora dan fauna langka, Pegunungan Boliyohuto ternyata juga jadi rumah bagi suku Polahi. Mereka merupakan sub-etnis dari Suku Gorontalo yang memilih tinggal di pedalaman hutan untuk menghindari penjajah Belanda sejak tahun 1673.

Karena bersembunyi sejak ratusan tahun lalu, nggak banyak yang kenal sama suku ini, termasuk dari kalangan masyarakat Gorontalo. Selain itu, sedikit banget sumber literer tentang suku Polahi karena mereka terisolasi dan takut ketemu sama orang lain.

Suku Polahi diketahui masih primitif, seperti tinggal di dalam hutan, lebih percaya pada alam dan tidak mengenal agama. Hanya sedikit dari mereka yang akhirnya keluar dari hutan dan berinteraksi dengan warga dusun terdekat. Hingga tidak diketahui secara pasti seperti apa penampilan Suku Polahi, karena hampir tidak ada yang mendokumentasikan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat