uefau17.com

Tentara Israel Kena Mental Setelah Akun Instagramnya Ramai-Ramai Diserbu Warganet Indonesia - Lifestyle

, Jakarta - Perang Palestina dengan Israel kembali pecah pada 7 Oktober 2023 yang disusul dengan agresi militer Israel ke Gaza. Simpati dan dukungan Indonesia terus mengalir bagi warga Palestina. Beragam bentuk dukungan dilakukan, seperti menggalang dana serta aksi turun ke jalan. Bukan itu saja, warganet Indonesia juga menyerbu akun media sosial tentara Israel.

Netizen Indonesia "menyerang" kolom komentar akun tentara Israel. Kolom komentar dipenuhi suara warganet Indonesia yang mendukung kebebasan Palestina. Serangan tersebut berhasil membuat para tentara Israel "kena mental".

Dalam sebuah unggahan di media sosial X oleh akun @Ria_Eyo, ia mengunggah foto tangkapan layar cerita Instagram salah satu tentara Israel yang mengaku tak tahan dengan komentar yang ia dapatkan dari netizen asal Indonesia.

"Wow dengar, sungguh mengerikan, saya tidak tahu caranya, tetapi ratusan orang pro-Palestina baru saja mulai menyerang profil saya, saya mendapat sejuta pesan kebencian dan kebencian di DM di bagian terbelakang!" 

"Tanpa henti mengomentari foto-foto bahwa saya seorang Nazi, omong kosong tentang Israel, dan banyak hal hebat lainnya seperti itu, sungguh tak tertahankan."

"Adakah yang tahu cara menangani ini? Ini belum berakhir! Dan itu membuatku gila di bagian lain, pelecehan gila," tulis akun seorang tentara Israel dengan nama pengguna @yoyodarp.

Bukan hanya tentara tersebut yang mengungkapkan kegeramannya atas komentar-komentar warganet Indonesia. Beberapa tentara lainnya juga mengunggah video yang mengeluhkan komentar netizen Indonesia memenuhi akun Instagramnya.

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tentara Israel Cari Bala Bantuan Hadapi Warganet Indonesia

Salah satunya adalah video tentara perempuan berkacamata yang diunggah ulang dan diterjemahkan ke bahasa Indonesia dari bahasa Ibrani oleh akun X, dengan nama pengguna @satriaagaza.

"Dengar aku sudah terbiasa dengan kenyataan mereka sejak awal perang, tentang Palestina. Tapi dalam dua hari terakhir mereka (Netizen Indonesia) membuatku meledak dengan reaksi seperti itu," ucap tentara perempuan berkacamata tersebut.

"Dan banyak lagi, karena Palestina, banyak orang yang mengatakan bahwa Anda adalah seorang pembunuh. Bagaimana rasanya tangan Anda berlumuran darah? Wadda? Seperti apa?"  lanjutnya. 

"Mereka tidak bersama kita, mereka curang kok. Jadi saya punya permintaan, tetapi jika Anda dapat menanggapi saya melalui postingan di Instagram, Tiktok Anna Aref, bendera Israel dan secara umum kepada pembuat konten mana pun, karena banyak orang  (tentara Israel) sekarang mendapatkan reaksi seperti itu. Dan saya juga menyadari mereka menipu akun saya, yang seperti, saya tidak melakukan apapun yang tidak baik. Wow itu membuatku marah," tambah tentara itu.

Melalui video itu, ia juga meminta bantuan warganet Israel untuk melawan netizen Indonesia. "Jadi kalau kamu bisa berbuat curang pada mereka, maka aku pun curang. Tapi aku butuh lebih banyak orang untuk melawan mereka, dan masalahnya mereka sangat banyak dan aku adalah satu orang, dan karena itu aku mengandalkanmu teman-teman, jika kamu bisa membantuku. Dan itu saja," ungkap tentara itu.

3 dari 4 halaman

Ajakan Pakai Baju Hijau untuk Dukung Palestina

Aksi bela Palestina melalui media sosial juga dilakukan dengan ajakan mengenakan pakaian berwarna hijau pada 15 November 2023. Gerakan itu diinisiasi oleh seorang influencer asal Malaysia bernama Ray Rilo, yang beberapa kali mengunggah tentang gerakan tersebut di akun Instagram pribadinya yaitu @rayrilo.

Ia mengajak seluruh warga dunia untuk berswafoto dengan memakai baju hijau dan mengunggahnya di media sosial dengan tagar #WearGreen dan #WearGreenForPalestine. Ia menjelaskan gerakan itu dilakukan sebagai bentuk dukungan kepada warga Palestina yang saat ini masih berperang dengan Israel.

Tanggal 15 November dipilih karena hari tersebut adalah hari kemerdekaan bagi warga Palestina. Dalam salah satu unggahan mengenai gerakan itu yang ia unggah pada Selasa, 12 November 2023, seorang warganet berkomentar, "Maaf kak izin bertanya Knp tanggal 15 kak?"

Warganet lainnya menjawab, "Halo Kak. Bantu jawab. Karena tgl 15 November adalah tgl dirayakan Kemerdekaan Palestina kak. Deklarasi Kemerdekaan Palestina dinyatakan pada 15 November 1988 di Aljir oleh Dewan Nasional Palestina dan Organisasi Pembebasan Palestina.🇵🇸🙂," tulis seorang warganet.

Hal itu dibenarkan oleh Ray Rilo dengan membalas, "terima kasih ya sudah membantu (menjelaskan). 😊🇵🇸🍉✨," tulisnya.

 
4 dari 4 halaman

Ditanggapi Pro Kontra Warganet

Tidak semua orang setuju dengan gerakan itu. Seorang warganet menulis, "Apa manfaatnya bagi Palestina? Mengenakan warna hijau tidak akan membantu rakyat Palestina. Orang-orang sekarat, namun kita dengan senang hati mengenakan pakaian berwarna hijau hanya untuk diposting di media sosial dengan hashtag, semuanya tersenyum. LOL."

Ray Rilo menanggapi komentar tersebut yang ia tuliskan dalam keterangan foto unggahannya, "Itu tidak mengubah realitas Palestina."

"Setelah menyaksikan kenyataan yang menyedihkan dari pemboman, korban luka-luka, dan hilangnya nyawa tak berdosa, sungguh menyayat hati melihat ketidakberdayaan masyarakat Palestina. Pemandangan anak-anak di bawah reruntuhan dan keluarga-keluarga yang tercerai-berai sungguh tak terlukiskan, dan hal ini sangat membebani hati kami. Dalam keadaan seperti ini, tindakan kita mungkin tampak terbatas pada doa dan donasi, karena menyadari pentingnya menciptakan kesadaran mengenai krisis yang sedang berlangsung."

"Memulai kampanye "Pakailah Pakaian Hijau Untuk Palestina" bukanlah tentang relaksasi atau kesenangan; ini tentang mengakui gawatnya situasi. Tujuannya adalah untuk meringankan stres dan ketegangan sehari-hari yang dialami masyarakat ketika dihadapkan dengan gambaran menyedihkan tentang warga Palestina yang tidak berdaya. Mengenakan pakaian hijau dan tetap tersenyum bukanlah upaya untuk menyampaikan bahwa kita bernasib lebih baik dibandingkan orang-orang di Palestina."

"Sebaliknya, ini adalah mekanisme penanggulangan, sebuah cara untuk tetap waras dan kuat, menjaga kekuatan mental kita untuk melawan ketidakadilan online dan memperkuat pesan yang kuat."

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat