uefau17.com

Menurut Mbah Moen Mulianya Rajab Bukan karena Isra Mi’raj, Lalu Apa? - Islami

, Jakarta - Pada malam 27 Rajab tahun 10 kenabian terdapat satu peristiwa penting yang sangat bersejarah dalam Islam. Peristiwa itu menjadi cikal bakal turunnya perintah melaksanakan sholat lima waktu.

Peristiwa tersebut adalah Isra Mi’raj, perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa lalu menuju Sidratul Muntaha. Perjalanan ini sangat kilat, hanya dalam satu malam.

Sholat yang merupakan buah dari peristiwa Isra Mi’raj masih menjadi kewajiban yang harus ditunaikan oleh seorang muslim hingga sekarang. Akan mendapat dosa bagi yang meninggalkannya tanpa udzur.

Isra Mi’raj pada malam 27 Rajab merupakan salah satu peristiwa agung karena Nabi Muhammad SAW bertemu Allah SWT untuk menerima perintah langsung yaitu sholat. Namun, menurut KH Maimoen Zubair (Mbah Moen), Isra Mi’raj bukan sebab mulianya bulan Rajab. Ada hal lain yang membuat Rajab menjadi salah satu bulan mulia.

Sebagaimana kita tahu, Rajab termasuk bulan haram (asy-syahrul hurum) bersama tiga bulan lainnya dalam penanggalan kalender Hijriyah. Empat bulan haram (Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab) dalam Al-Qur’an disebut sebagai bulan yang dimuliakan Allah.

Lantas, jika bukan karena Isra Mi’raj, apa sebab mulianya bulan Rajab menurut Mbah Moen? Simak berikut penjelasannya.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kelahiran Nur Nabi Muhammad SAW

Mbah Moen mengatakan, yang menjadi sebab mulianya bulan Rajab adalah lahirnya nur (cahaya) Nabi Muhammad SAW. Kelahiran nur Kanjeng Nabi saat bersamaan "kumpulnya" Sayyid Abdullah dengan Siti Aminah pada malam Jumat tanggal 10 Rajab. 

“Kelahiran nur ini penting. Enggak ada hari yang mulia dibuat sejarah oleh Nabi Muhammad, kecuali bulan Rajab,” katanya dikutip dari YouTube ppalanwarsarang, Kamis (18/1/2024).

Setelah lahir nur Nabi Muhammad SAW, lanjut Mbah Moen, enam bulan kemudian tepatnya tanggal 10 Muharram datang ruh nabi. Lalu pada 12 Rabiul Awal-nya Nabi Muhammad SAW lahir ke dunia.

“Jadi Kanjeng Nabi itu lahir dua kali. Selain Nabi Muhammad lahirnya cuma sekali. Sebab tidak melahirkan apa pun, nafsu (badan) saja tidak terasa,” katanya.

“Akan tetapi, Sayyid Abdullah merasakan kalau melahirkan karena adanya nur. Makanya, Rajab ini dimuliakan oleh Allah sebab permulaan segala hal adalah nur-nya Nabi Muhammad,” ujarnya.

3 dari 4 halaman

Sebab Mulianya Rajab

Oleh karenanya, Rajab termasuk bulan Istimewa. Banyak orang yang berpuasa di bulan ini, terutama pada 10 hari pertama. Kemuliaan bulan Rajab ini berawal dari nur-nya Nabi Muhammad SAW.

“Sekarang Nabi Muhammad di Isra Mi'raj-kan, (tapi) kemuliaan bulan Rajab ini bukan karena Isra Mi’raj, bulan Rajab ini memang bulan ini (mulia). Kenapa mulia? Karena awal mula Allah membuat nur-nya baginda nabi,” ungkapnya. 

“Jadi sekarang bulan Rajab makanya dimuliakan. Rajab dimuliakan, di bulan paling mulia ini Allah meng-Isra Mi’raj-kan nabi kita, Muhammad SAW,” tambahnya.

“Jadi awalnya bulan yang mulia itu bulan Rajab. Disusun dengan bulan Dzulqa'dah , Dzulhijjah, dan Muharram,” ujar Mbah Moen. 

Bulan mulia dari Rajab itu tersambung ke tiga bulan haram yang berturut-turut. Dari Rajab, kemudian Sya’ban, Ramadhan, Syawal, lalu ke tiga bulan mulia yang berurutan.

“Rajab ditambah Sya’ban, Ramadhan, Syawal. Jadi Kanjeng Nabi diutus bawa bulan mulia tiga ini. Tiga ini untuk menyambung antara Rajab dengan Dzulqa’dah. Jadi sekarang bulan yang mulia itu ada tujuh bulan,” tuturnya. 

4 dari 4 halaman

Cara Memuliakan Rajab

Sebagaimana penjelasan sebelumnya bahwa Rajab adalah bulan mulia, maka cara memuliakannya menurut Mbah Moen dapat dengan berpuasa. 

“Yang belum puasa ya besok harus puasa. Barangsiapa puasa sehari saja dijanjikan masuk surga, itulah mulianya bulan Rajab,” ungkapnya.

“Barangsiapa yang berpuasa sehari saja di bulan Rajab kelak (di surga) akan diberi minuman yang lehih manis daripada madu, lebih putih dari susu, lebih wangi dari misik. Ini yang dinamakan minuman surga,” katanya mengutip hadis keutamaan puasa di bulan Rajab.

Namun, untuk bisa masuk surga tidak cukup hanya puasa di bulan Rajab. Kata Mbah Moen, harus dibarengi dengan ibadah-ibadah lainnya seperti berdzikir atau bisa dekat dengan para wali Allah. Wallahu a’lam.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat