uefau17.com

9 Cara Mengatasi Sakit Ulu Hati Tanpa Obat, Ampuh dan Tanpa Efek Samping - Hot

, Jakarta Sakit ulu hati adalah kondisi umum yang seringkali menimbulkan rasa tidak nyaman di bagian tengah atas perut. Gejala ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari pola makan yang tidak teratur hingga stres berlebih. Meskipun seringkali tidak serius, sakit ulu hati bisa mengganggu aktivitas sehari-hari jika tidak ditangani dengan tepat.

Ada beberapa cara mengatasi sakit ulu hati tanpa obat yang bisa dilakukan secara alami yang efektif. Salah satu metode yang bisa dicoba adalah dengan mengubah pola makan, seperti menghindari makanan pedas, berlemak, dan asam.

Berikut ulas mengenai cara mengatasi sakit ulu hati tanpa obat yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Senin (20/5/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Cara Mengatasi Sakit Ulu Hati Tanpa Obat

Menurut Ahli gastroenterologi dan profesor kedokteran di Harvard Medical School Dr. Jacqueline Wolf, ada beberapa cara mengatasi sakit ulu hati tanpa obat, yakni:

1. Makan sedikit dan perlahan

Pada saat perut dalam kondisi penuh, maka rentan terjadi kenaikan asam lambung hingga ke kerongkongan. Hal inilah yang dapat menyebabkan sakit ulu hati. Untuk itu, Anda bisa meredanya dengan makan dengan porsi yang lebih sedikit lebih sering daripada makan dalam jumlah besar sebanyak tiga kali setiap harinya.

2. Jangan bergerak terlalu cepat

Setelah makan, Anda disarankan untuk tidak melakukan olahraga berat. Kalau hanya sekadar jalan-jalan, itu masih diperbolehkan, namun tidak untuk aktivitas yang terlalu berat. Apalagi, aktivitas yang mengharuskan anda membungkuk, itu perlu dihindari. Hal ini dikarenakan membungkuk dapat mengirimkan asam ke kerongkongan Anda.

3. Hindari makanan tertentu

Apabila memiliki resiko asam lambung, Anda disarankan untuk tidak mengonsumsi beberapa makanan yang dapat memicu hal tersebut. Adapun beberapa makanan yang memicu refluks, yakni makanan jenis mint, makanan berlemak, makanan pedas, makanan asam, tomat, bawang merah, bawang putih, kopi, teh, coklat, dan alkohol

4. Jangan tidur setelah makan

Anda disarankan untuk tidur tiga jam setelah makan. Itu artinya, Anda tidak boleh tidur siang setelah makan siang, dan tidak boleh makan malam atau ngemil tengah malam karena dapat memicu mengantuk dan langsung tertidur.

5. Hindari minuman bersoda

Minuman bersoda membuat Anda menjadi bersendawa karena adanya gas dalam minuman tersebut. Hal itu dapat membantu mengirimkan asam ke kerongkongan. Oleh karena itu, sebaiknya Anda minum air biasa saja daripada meminum minuman bersoda.

6. Jaga berat badan ideal

Tubuh yang memiliki berat badan berlebihan berpotensi menyebarkan struktur otot yang menopang sfingter esofagus bagian bawah yang dapat mengurangi tekanan untuk menahan sfingter agar tetap tertutup. Kondisi ini dapat menyebabkan asam lambung naik, mulas, dan sakit pada ulu hati. Untuk itu, apabila Anda disarankan untuk menurunkan berat badan, itu adalah pilihan yang dapat Anda coba.

7. Berhentilah merokok

Nikotin yang terdapat dalam rokok dapat mengendurkan sfingter esofagus bagian bawah. Hal itu dapat membuat proses pencernaan bermasalah dan bisa menyebabkan rasa sakit pada ulu hati . Untuk itu, sebisa mungkin berhenti merokok.

8. Tidur dengan kepala lebih tinggi

Secara ideal, posisi kepala Anda harus 6 hingga 8 inci lebih tinggi dari kaki Anda. Kondisi ini dapat dilakukan dengan menyediakan penyangga "ekstra tinggi" pada bagian tempat tidur yang menopang kepala Anda. Menurut Dr. Wolf, tidak menyarankan untuk membuat ganjalan dengan menumpuk bantal karena menurutnya itu tidak akan membantu kondisi yang Anda butuhkan.

9. Periksa obat Anda

Apabila Anda sedang mengonsumsi obat, coba periksa beberapa obat, termasuk postmenopausal estrogen, antidepresan trisiklik, dan obat penghilang rasa sakit anti inflamasi yang dapat mengendurkan sfingter. Kemudian yang lainnya, terutama bifosfonat seperti alendronate (Fosamax), ibandronate (Boniva), atau risedronate (Actonel), yang digunakan untuk meningkatkan kepadatan tulang sehingga dapat mengiritasi kerongkongan dan membuat sakit pada ulu hati. Untuk itu, anda bisa menghindari mengonsumsi bat tersebut.

3 dari 3 halaman

Penyebab Sakit Ulu Hati

Sakit ulu hati dapat disebabkan oleh berbagai faktor, yang umumnya terkait dengan pola makan, gaya hidup, dan kondisi medis tertentu. Berikut adalah beberapa penyebab utama sakit ulu hati:

  1. Refluks Asam (GERD): Kondisi ini terjadi ketika asam lambung naik ke kerongkongan, menyebabkan sensasi terbakar di dada dan ulu hati. Hal ini bisa dipicu oleh makanan pedas, berlemak, asam, serta minuman beralkohol atau berkafein.
  2. Gastritis: Peradangan pada dinding lambung yang bisa disebabkan oleh infeksi bakteri Helicobacter pylori, penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), atau konsumsi alkohol berlebihan. Gastritis menyebabkan rasa nyeri atau terbakar di ulu hati.
  3. Makan Berlebihan: Mengonsumsi makanan dalam jumlah besar atau makan terlalu cepat dapat memberikan tekanan ekstra pada lambung, menyebabkan refluks asam dan sakit ulu hati.
  4. Stres dan Kecemasan: Kondisi emosional yang tidak stabil dapat memicu produksi asam lambung yang berlebihan, yang kemudian dapat menyebabkan sakit ulu hati. Selain itu, kondisi emosional ini dapat memperburuk gejala GERD dan memperlambat proses pencernaan, meningkatkan risiko refluks asam.
  5. Merokok: Nikotin dalam rokok dapat mengendurkan sfingter esofagus bagian bawah, yang berfungsi untuk mencegah asam lambung naik ke kerongkongan. Ketika sfingter ini melemah, refluks asam lebih mungkin terjadi.
  6. Makanan Tertentu: Beberapa jenis makanan, seperti cokelat, bawang putih, bawang bombay, makanan pedas, dan makanan berlemak, dapat memicu produksi asam lambung yang berlebihan atau mengendurkan sfingter esofagus bagian bawah.
  7. Obesitas: Kelebihan berat badan dapat meningkatkan tekanan dalam rongga perut, yang kemudian mendorong asam lambung naik ke kerongkongan sehingga dapat menyebabkan sakit pada ulu hati. Ini juga meningkatkan risiko pengenduran sfingter esofagus bagian bawah.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat