uefau17.com

Penimbangan Serentak Bisa Potret Angka Stunting Secara Lebih Nyata, Hasilnya Keluar Bulan Depan - Health

, Jakarta Penimbangan serentak untuk ketahui data stunting akan berakhir di minggu ini. Penimbangan dan pengukuran serentak ini dilakukan di 338.000 posyandu dan diharapkan dapat memotret stunting secara lebih nyata.

Sesuai arahan Wakil Presiden, pemerintah melakukan gerakan intervensi serentak penimbangan dan pengukuran tinggi bayi di posyandu seluruh Indonesia dan dikerjakan di sepanjang Juni. Hal ini dilakukan dalam upaya merespons angka stunting hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2024 yang turunnya sangat tipis, yaitu 0,1 persen.

“Kita berharap setelah terkumpul data lebih dari 95 persen diverifikasi dan validasi dari Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGBM),” kata Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dokter Hasto Wardoyo di Semarang, Kamis, 27 Juni 2024.

“Di bulan Juli ada angka yang dikeluarkan dari Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS). Dan Alhamdulillah, Jawa Tengah laporannya per hari ini sudah mencapai 96 persen. Kota Semarang sudah 99 persen,” tambahnya.

Hasil penimbangan serentak menjadi hal yang ditunggu-tunggu termasuk oleh Anggota Komisi IX DPR RI Edy Wuryanto.

“Penimbangan dengan waktu yang serentak, satu bulan ini, dan dilakukan di hampir seluruh posyandu tentu dapat memberikan gambaran bagaimana status gizi anak-anak di Indonesia,” kata Edy dalam keterangan tertulis yang diterima Health , Jumat, 28 Juni 2024.

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Harapkan Jumlah Anak yang Diukur Capai 95 Persen

Untuk itu, Edy mendorong agar jumlah anak yang ikut diukur bisa mencapai 95 persen anak Indonesia. Semakin mendekati jumlah riil, menurut Edy, maka akan semakin baik untuk menggambarkan kondisi sesungguhnya. Edy pun mendorong agar penimbangan serentak ini dapat disukseskan.

“Perlu peran pemerintah daerah dan stakeholder lain untuk mendukung program ini. Jangan takut ketahuan angka riilnya berapa. Sebab kalau tahu status gizi masyarakatnya, maka bisa intervensi dengan lebih tepat sasaran,” ucap politisi PDI Perjuangan ini.

Data yang terkumpul nantinya akan masuk dalam Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM) dan menyertakan nama sekaligus alamat.

“Data yang didapatkan dari penimbangan serentak ini dapat digunakan untuk membuat kebiijakan yang mendukung intervensi spesifik pada stunting,” ujar Legislator dari Dapil Jawa Tengah III ini.

3 dari 4 halaman

Masih Jauh dari Target 14 Persen

Intervensi spesifik ini akan menyasar langsung penyebab terjadinya stunting, cara mengatasi dan pendampingan keluarga. Misalnya pemberian asupan makanan bergizi dan imunisasi.

Seperti diketahui, pemerintah menargetkan stunting dapat turun hingga prevalensi 14 persen pada 2024. Namun, dari survei kesehatan Indonesia (SKI) 2023, prevalensi stunting baru menyentuh 21,5 persen.

Hal ini menjadi pekerjaan berat pemerintah untuk mengejar targetnya. Sebab pemenuhan target ini juga terkait dengan misi Indonesia Emas 2045 yang memiliki sumber daya manusia (SDM) yang unggul.

4 dari 4 halaman

Pengukuran Serentak Capai 92,29 Persen

Menanggapi isu yang sama, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy mengatakan bahwa target 14 persen adalah hal yang sangat ambisius.

“Target 14 persen itu memang sangat ambisius tapi nanti akan kita lihat tahun 2024 seperti apa dari bulan Juni ini kan kita mengadakan pengukuran, penimbangan dan intervensi stunting serentak seluruh Indonesia,” jelas Muhadjir dalam peringatan puncak Hari Keluarga Nasional (Harganas)  ke-31 di Simpang Lima, Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (29/6/2024).

Dia menambahkan, sampai hari ini sudah ada 92,29 persen balita yang ditimbang dan diukur. Mereka sudah diketahui statusnya, termasuk yang stunting.

“Tinggal besok kita harap mendekati 100 persen lah, itulah yang akan kita jadikan patokan di samping juga hasil sensus yang dilakukan di masyarakat. Itu yang akan dijadikan titik tolak untuk merancang penanganan stunting ke depan,” papar Muhadjir.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat