uefau17.com

Genjot Populasi, Provinsi di China Tawarkan Uang Tunai Bagi Pengantin di Bawah Usia 25 Tahun - Global

, Beijing - Sebuah wilayah di salah satu provinsi terkaya di China mengumumkan akan memberikan hadiah uang tunai bagi pasangan pengantin dengan mempelai wanita berusia 25 tahun ke bawah. Ini merupakan cara terbaru pemerintah untuk mengatasi krisis demografi yang memburuk. 

Dilansir SCMP, Selasa (29/8/2023), Kabupaten Changsan, Prvinsi Zhejiang barat, China, mengumumkan pekan lalu bahwa pengantin baru yang memenuhi persyaratan itu akan menerima uang tunai 1.000 yuan atau sekitar Rp 2 juta. 

Usia pernikahan legal di China adalah 22 tahun untuk pria dan 20 tahun untuk wanita.

Langkah ini sangat kontras dengan aturan yang berlaku di China sejak akhir tahun 1970an, hingga pada tahun 2016 pemerintah menghapuskan kebijakan satu anak. 

Tahun lalu, pendaftaran pernikahan di China menurun menjadi 6,83 juta, menandai penurunan tahunan kesembilan berturut-turut dan merupakan tingkat terendah sejak akhir tahun 1970-an.

Pada April 2023, sebuah distrik di kota Shaoxing, Zhejiang, meluncurkan daftar kebijakan pronatalis, termasuk menawarkan paket hadiah senilai 1.000 yuan kepada pengantin baru, tanpa ada batasan usia yang ditentukan. 

Pemerintah daerah di seluruh China telah menerapkan berbagai tindakan untuk menggenjot populasinya, termasuk pemberian uang tunai dan cuti sebagai orang tua. Beberapa bahkan membuat program pencari jodoh untuk menyelamatkan merosotnya angka kelahiran dan pernikahan di negara tersebut.

Namun, ahli demografi mengakui bahwa tidak ada dampak langsung dari upaya tersebut sehingga China harus menerima dan beradaptasi dengan rendahnya angka kelahiran

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Imbauan Pemerintah Agar Warganya Menikah dan Punya Anak

Dalam Festival Qixi atau Hari Valentine di China yang dirayakan setiap tanggal 22 Agustus, masyarakat di Kota Xian bagian barat menerima pesan dari komisi kesehatan setempat yang mengimbau pasangan agar menikah dan melahirkan pada usia yang sesuai. 

Krisis demografi yang ditandai dengan menurunnya jumlah kelahiran dan cepatnya penuaan populasi merupakan salah satu tantangan paling serius bagi perekonomian China yang melambat. 

Tahun lalu, populasi China menyusut 850.000 menjadi 1,4118 miliar jiwa, menandai penurunan pertama sejak tahun 1961.

Ibu di China hanya memiliki 9,56 juta bayi pada tahun 2022, turun 9,98 persen dari 10,62 juta pada tahun 2021.

3 dari 3 halaman

India Salip Populasi China

Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan pada bulan April bahwa India menyalip Tiongkok sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia.

Untuk mendorong generasi muda menikah, para ahli demografi juga berpendapat bahwa perguruan tinggi di China harus mengakomodasi mahasiswa pascasarjana dan doktoral yang ingin memulai keluarga dengan menawarkan dukungan finansial dan pelonggaran aturan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat