, Melbourne - Dua dekade sudah tragedi bom Bali berlalu. Aksi teror tersebut menewaskan 202 orang, termasuk 88 warga Australia.
Mengutip ABC Indonesia, Rabu (12/10/2022), sejumlah kerabat korban tragedi bom Bali menceritakan bagaimana kondisi mereka kehilangan orang yang disayang.
Kadek Wina Pawani masih berusia lima tahun ketika ayahnya, Kadek Sumerawat, yang bekerja sebagai pengemudi menjadi salah satu korban bom Bali tahun 2002.
Advertisement
Peristiwa bom Bali di Sari Club di Kuta tersebut menewaskan lebih dari 200 orang, dengan sebagian besar korban adalah warga Indonesia dan lebih dari 80 lainnya warga Australia.
Wina, nama panggilannya, mengatakan dia baru sepenuhnya sadar mengenai peristiwa tersebut ketika dia sudah duduk di bangku SMP karena ingatannya sendiri samar atas ayahnya.
"Ibu juga tidak banyak bercerita karena mungkin waktu itu saya masih kecil," katanya kepada ABC Indonesia.
"Baru setelah SMP saya merasa dalam hidup saya saya kehilangan satu orang yaitu Bapak saya."
Ibunya yang tak mudah untuk menghidupi keluarga mulai dari membuka toko, berjualan makanan keliling, sampai membuka usaha laundry. Itu pun tidak sepenuhnya berhasil.
"Saya merasa dunia tidak adil, [saya] tidak bisa menerima keadaan mengapa ayah saya menjadi korban dari apa yang dilakukan orang lain," kata Wina, anak kedua dari tiga bersaudara tersebut."Saya melihat sendiri bagaimana susahnya ibu saya menjalani kehidupan sehari-hari setelah ayah saya meninggal.'
Sekarang di usia 25 tahun, Wina yang kini bekerja di salah satu rumah sakit hewan di Denpasar ini mengaku pandangannya berubah terhadap para pelaku bom Bali tersebut.
"Saya mulai menerima. Mungkin ini semua sudah seharusnya terjadi, dan saya mulai memaafkan pelakunya."
"Mereka yang melakukannya juga memiliki keluarga dan saya yakin hukuman apa pun yang dijatuhkan terhadap pelakunya akan juga memengaruhi keluarga, mereka pasti juga dalam tekanan."
Dua dekade berlalu setelah tragedi bom Bali pada 12 Oktober 2002 lalu. Konsulat Australia gelar peringatan peristiwa tersebut dengan doa bersama keluarga korban.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Tiga Hari Menunggu Ayah Pulang
Berbeda dengan Wina, Ni Wayan Limna Rarasanti kehilangan ayahnya ketika dia berusia 12 tahun, sehingga ia masih memiliki ingatan akan sang ayah, I Wayan Sujana, yang saat itu bekerja sebagai petugas keamanan di Sari Club.
"Yang paling berkesan adalah saya dulu suka dibawa ayah jalan-jalan naik motor ke mana-mana," katanya kepada ABC Indonesia.
"Dan yang paling menyedihkan [setelah peristiwa itu] adik saya sempat menunggu ayah pulang di pinggir jalan dekat rumah selama tiga hari."
Jasad ayahnya tidak pernah ditemukan secara utuh dan hanya setelah adanya bantuan pencarian lewat penelusuran DNA, akhirnya beberapa bagian tubuh ayah Limna ditemukan di rumah sakit.
Saat itu Limna mengatakan ia tidak paham mengapa para pelaku melakukan tindakan pengeboman tersebut.
"Namun dengan semakin berkembangnya waktu saya belajar untuk memaafkan," katanya Sastra Wijaya dari ABC Indonesia.
"Saya serahkan kepada negara untuk bagaimana menghukum mereka."
Tidak pernah ke lokasi selama 20 tahun
Deci Ketut Rudita adalah salah seorang korban ledakan di Sari Club tersebut ketika mobil yang ditumpanginya berada persis di depan tempat kejadian.
Karena peristiwa tersebut, Deci mengalami luka bakar sekitar 30 persen dan cedera lain yang parah di bagian matanya.
Walau ia sekarang tinggal tidak jauh dari lokasi kejadian, Deci mengaku tidak pernah melewati atau mengunjungi tempat tersebut selama 20 tahun terakhir.
"Saya tidak pernah ke sana sejak peristiwa itu ... saya ingin mengubur kisah yang mengerikan tersebut dengan tidak pergi ke sana."
"Sampai sekarang perasaan saya tetap sama, saya merasa tidak ada kepentingan untuk mendatangi lokasi kejadian."
Walau tidak pernah mendatangi tempat tersebut Deci Ketut Rudita mengatakan mengenang peristiwa tersebut perlu dilakukan.
"Momentum seperti ini bisa juga digunakan untuk mengedukasi mereka yang tidak tahu, mereka yang tidak mengalami," katanya.
Keluarga korban seperti Kadek Wina Parwani dan Ni Wayan Limna Rarasanti berusaha mengikuti upacara setiap tanggal 12 Oktober di Kuta.
Advertisement
Memaafkan Pelaku
![Peringatan 20 Tahun Bom Bali](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/C0ZuUftUpY5RDodsmnYXLdwUvX8=/0x360:3491x2328/640x360/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4188997/original/032849200_1665557790-Peringatan_20_Tahun_Bom_Bali-AFP__5_.jpg)
Demikian juga halnya dengan salah satu korban lainya Ngesti Puji Rahayu yang biasa dipanggil Yayuk.
Berasal dari Jember, Jawa Timur, pada 2002 itu Yayuk baru pindah ke Bali dan bekerja menjadi juru masak ketika diajak majikannya ke Paddy Club ketika kemudian bom meledak.
Sekarang Yayuk masih tinggal di Bali dan mengatakan akan menghabiskan sisa hidupnya di pulau tersebut.
Dia juga mengatakan sudah memaafkan para pelaku dan pernah bertemu langsung dengan pelaku dalam sebuah pertemuan yang diatur pemerintah Indonesia beberapa tahun lalu.
"Saya hanya berharap tidak akan peristiwa seperti bom Bali lagi," katanya.
Sejumlah inisiatif untuk membantu korban dan keluarganya
Di balik kepedihan akan peristiwa bom Bali, para korban dan keluarga korban masih menyimpan rasa syukur.
Wina dan Limna sebagai keluarga korban mendapat bantuan beasiswa dari Yayasan Kemanusiaan Ibu Pertiwi (YKIP) yang dibentuk tahun 2002 untuk membantu keluarga korban.
Menurut Wina Parwani, dia sekarang bersyukur karena ada peristiwa tersebut dia bertemu dengan banyak orang dan mendapat bantuan dalam berbagai bentuk termasuk dana pendidikan sehingga dia dan adik-adiknya bisa menyelesaikan pendidikan dan sekarang bekerja.
"Saya bersyukur bukan karena ayah saya meninggal tapi setelah dia meninggal saya dipertemukan dengan banyak orang. banyak orang yang merangkul saya. peduli dengan saya, bahkan mereka sebelumnya tidak tahu dengan saya," katanya.
Selain itu ada pula inisiatif bantuan bagi korban yang mengalami disabilitas, seperti yang dilakukan Pusat permberdayaan penyandang disabilitas (Puspadi) yang dikelola oleh I Nengah Latra.
"Di tahun 2002 kami membantu sekitar 350 penyandang disabilitas, sekarang selama 20 tahun terakhir kami sudah membantu 7.830 penyandang disabilitas di Bali dan Indonesia berkat bantuan dana dari begitu banyak orang yang terlibat," katanya.
Paling Tidak Dia Tidak Mendapatkan Remisi
![Peringatan 20 Tahun Bom Bali](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/k7kKBz3kKRQXAq5l42yM47kplsc=/0x206:3932x2422/640x360/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4188999/original/044784100_1665557792-Peringatan_20_Tahun_Bom_Bali-AFP__7_.jpg)
Salah seorang pelaku peristiwa bom Bali adalah Umar Patek yang dijatuhi hukuman 20 tahun penjara pada tahun 2012 yang menjadi pemberitaan baru-baru karena mendapatkan remisi dari masa hukumannya dan diperkirakan bebas tak lama lagi.
Pemerintah Australia sudah mengadakan kontak diplomatik dengan pemerintah Indonesia menentang rencana pembebasan itu.
Meski telah memaafkan, Ni Wayan Limna mengatakan dia tidak setuju dengan kemungkinan pembebasan lebih awal Umar Patek.
"Saya berharap dia tetap di penjara. Paling tidak dia tidak mendapatkan remisi sehingga tidak bisa mendapatkan pembebasan awal," kata Limna.
Senada dengan Limna, Deci juga tidak setuju Umar Patek bebas lebih cepat.
"Ini kejahatan terhadap kemanusiaan yang sangat serius, [jadi] mengapa dia harus mendapatkan remisi?"
Ia juga mempertanyakan keberadaan beberapa kelompok yang dianggapnya radikal, yang "masih mendapatkan panggung untuk berceramah."
"Ini sangat mengecewakan sekali bagi saya sebagai korban bom," pungkasnya.
![Infografis Indonesia Australia](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/saKCFK8smQfgPss32Ckn96CHVHo=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/1463561/original/017262400_1483685642-Infografis_Australia_revisi.jpg)
Terkini Lainnya
Tak Sanggup Bayar Denda Rp100 Juta, WNI Bawa Bekal Makan Mengandung Daging Babi di Taiwan Dideportasi
Tiga Hari Menunggu Ayah Pulang
Memaafkan Pelaku
Paling Tidak Dia Tidak Mendapatkan Remisi
ABC Australia
Bom Bali
Bali
Berita Terkini
Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
HEADLINE: Rivalitas Ronaldo vs Messi di Fase Final Euro 2024 dan Copa America 2024, Siapa Unggul di Usia Senja?
Copa America 2024: Laga Brasil Melawan Kolombia Berakhir Tanpa Pemenang
Hasil Copa America 2024: Kolombia Jadi Juara Grup Usai Tahan Imbang Brasil, Kosta Rika Tekuk Paraguay
Link Live Streaming Copa America 2024 Brasil vs Kolombia, Sesaat Lagi Tanding di Vidio
Link Live Streaming Copa America 2024 Brasil vs Kolombia, Rabu 3 Juli Pukul 08.00 WIB di Indosiar dan Vidio
Timnas Indonesia U-16
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Timnas U-16 Indonesia Vs Vietnam: Nova Arianto Yakin Garuda Muda Bisa Bangkit
Judi Online
Polres Kota Dumai Razia Judi Online di Telepon Genggam Anggota, Hasilnya?
Muhammadiyah: Judi Online Harus Diberantas
Sidak Ponsel Personel Polisi di Ponorogo Antisipasi Judi Online, Apa Hasilnya?
5 Ciri Jika Kamu Sudah Kecanduan Judi Online, Segera Tangani
Pimpinan MPR Sayangkan PPATK Belum Serahkan Nama Anggota DPR Terlibat Judi Online
Pilkada 2024
Jelang Pilkada 2024, Bacagub NTB Lalu Muhamad Iqbal Bertemu Kaesang
Kinerja Pj Walikota Pekanbaru Muflihun Dinilai Jadi Tolak Ukur di Pilkada 2024
Komisi II DPR Pastikan Pemberhentian Ketua KPU Hasyim Asy'ari Tak Ganggu Proses Pilkada
Sosok Sudaryono di Mata Menantu Habib Luthfi Bin Yahya Pekalongan
Jelang Pilkada 2024, Pemkot Mojokerto Minta Masyarakat Manfaatkan Klinik Hoaks
Bawaslu Ungkap Potensi Kerawanan Pilkada Jakarta, Heru Budi: Akan Dianalisis
TOPIK POPULER
TODAY IN HISTORY
3 Juli 2022: Tragedi Longsor Gletser Gunung Marmolada di Pegunungan Alpen Italia, 10 Pendaki Tewas
Populer
Istri Presiden Pertama RI Ratna Sari Dewi Sukarno ke Lokasi Gempa Hualien Taiwan, Beri Donasi Rp1 Miliar
7 Fenomena Astronomi Juli 2024, Ada 2 Hujan Meteor
5 Komet Paling Terang hingga Saat Ini
Wayang Alien di Lokasi Crop Circle Jadi Penanda Indonesia UFO Festival 2024
Israel Disebut Buang Limbah Cemari Aliran Air Al-Auja Spring, Kesehatan Warga Palestina di Desa Al-Auja Kian Terancam
Hizbullah Serang Israel Utara dengan Puluhan Roket Katyusha, Balas Kematian Warga Sipil
10 Fakta Unik Bandara Dunia, Ada yang Terpencil hingga Mengapung di Laut
3 Juli 2022: Tragedi Longsor Gletser Gunung Marmolada di Pegunungan Alpen Italia, 10 Pendaki Tewas
Kecelakaan Pesawat Jet Militer Subsonik Su-25 Georgia Saat Latihan, Pilot Tewas
Malang, Pria di Philadelphia Alami Gangguan Penglihatan Usai Bola Mata Disengat Lebah
Euro 2024
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
HEADLINE: Rivalitas Ronaldo vs Messi di Fase Final Euro 2024 dan Copa America 2024, Siapa Unggul di Usia Senja?
Legenda Jerman Remehkan Skuad Spanyol di Euro 2024, Dianggap Tim Bau Kencur
Cristiano Ronaldo Mau Pensiun? Euro 2024 Jadi Laga Terakhir Membela Portugal
Manchester United Naksir Bintang Turki di Euro 2024, Harganya Masih Murah Meriah
Berita Terkini
Polisi Tangkap Pengirim Narkoba Dalam Paket Ayam Jago Melalui Bandara Pekanbaru
Mengenal Planet Kerdil Ceres yang Diduga Dihuni Alien
Ayu Ting Ting Batal Nikah padahal Sudah Lamaran, Bagaimana Hukumnya dalam Islam?
Melacak Rekam Jejak Civitas Akademika Universitas Brawijaya Melalui Pameran QR Art
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Rekrutmen Pimpinan KPK Sepi Peminat, Ancaman Bagi Pemberantasan Korupsi?
Jadwal, Hasil, dan Klasemen Final Four PLN Mobile Proliga 2024: Siapa Rebut Gelar Juara?
Bus Ranau Indah Masuk Jurang, Seorang Pemotor Meninggal Dunia
HEADLINE: Rivalitas Ronaldo vs Messi di Fase Final Euro 2024 dan Copa America 2024, Siapa Unggul di Usia Senja?
Malam Tari Inai, Prosesi Penting dalam Adat Perkawinan Masyarakat Melayu Timur
Begini Bentuk Kunci Dekripsi Ransomware yang Dikasih Brain Cipher ke PDN
Saatnya Ibu-Ibu Berjaya di Dunia Digital, Berkreasi dengan Teknologi AI