uefau17.com

Arti Smartphone dan Rumus AOWE dalam Kelas Digi-X Kejaksaan Agung - Citizen6

, Jakarta "Perkembangan teknologi dan kepraktisannya menjadikan smartphone sebagai alat yang sangat bisa diandalkan untuk membuat konten. Ini memudahkan dan memungkinkan siapapun untuk berpeluang membuat konten yang baik dan layak dinikmati khalayak," ujar Riki Dhanu, Produser dalam kelas Digi-X di Kejaksaan Agung, Selasa (25/10/2022).

Apa yang diutarakan Riki terbukti. Hanya dengan mengandalkan sebuah smarphone, semua peserta Digi-X bersama insan Adhyaksa bisa memproduksi dan mendistribusikan konten.

Pencapaian tersebut sesuai dengan harapan Kapuspenkum Kejaksaan Agung, Ketut Sumedana. Dalam sambutannya pada pembukaan batch ke-2 program Digi-X, "Tujuan penyelenggaran program ini adalah meningkatkan kemampuan dan keahlian dalam penulisan berita dan siaran pers serta konten kehumasan. Tidak hanya terori, sekaligus praktik."

Program Digi-X - Kejagung batch ke-2 terselenggara pada 25-26 Oktober 2022. Pesertanya meliputi Kasi Intel dan Penkum Kejaksaan Agung wilayah Jawa dan Sumatera. Ada 80 peserta yang mengikuti secara daring dan 20 langsung di Press Room Puspenkum Kejaksaan Agung.

Kapuspenkum juga menyampaikan pesan yang dititipkan Jaksa Agung. "Selalu meng- update kinerja untuk meningkatkan kepercayaan publik. Saat ini Kejaksaan Agung merupakan 3 terbaik lembaga (di Indonesia) setelah TNI dan Sekretariat Negara. Sementara untuk aparat penegak hukum (berada) di tingkat pertama. Ini harus dipertahankan."

Program Digi-X memberikan kesempatan untuk mengurangi kesenjangan informasi dan teknik penyampaian berita bagi personel Kejaksaan di seluruh Indonesia. "Supaya tidak terjadi kesenjangan antara pusat dan daerah dalam publikasi performa kejagung," tambah Ketut.

 

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Teknologi Informasi Mengubah Perilaku Masyarakat

Tak berbeda jauh dengan apa yang disampaikan Riki, Yoga Nugraha, Redaktur Pelaksana Multimedia , juga berpendapat bahwa perkembangan teknologi membuat semuanya berubah cepat dan masif.

"Mobile journalism lahir dari perkembangan teknologi smartphone. Smartphone mengubah perilaku masyarakat dalam konsumsi dan produksi konten berita," ujar Yoga dalam kelas Mobile Journalism Digi-X Kejagung.

Agar pesan bisa sampai dengan baik dan benar, maka proses produksi harus sistematis dalam kesederhanaan. Minimal pengambilan sudut gambar, komposisi dan urutannya sesuai dengan pesan yang akan disampaikan. Seperti pada video yang diproduksi Kasi Penkum KT Kepulauan Bangka Belitung yang berhasil menarik hati Riki. "Walaupun singkat, shot-shot keren tersusun jadi sequence yang enak diliat, didukung kreativitas dalam narasi voice over dengan pesan yang sangat kuat. Keren."

Dalam produksi video, narasi bisa disampaikan langsung oleh seorang presenter atau melalui voice over. Teknik dasar presenting dan public speaking juga masuk dalam kurikulum Digi-X - Kejagung.

Materi disampaikan Telni Rusmitantri, Redaktur Pelaksana Showbiz bersama Ratu Annisaa Suryasumirat, Presenter . Bukan hal yang mudah berhadapan dengan publik atau kamera. "Memang butuh jam terbang," ujar Telni. Sementara Ratu memberikan tips berhadapan dengan publik,"mengatasi grogi bisa sambil memegang ballpoint."

Selain video, konten bisa juga berupa foto. Bahkan kini foto pun bisa dijadikan video. Rangkaian foto digabungkan jadi satu dan dengan menggunakan aplikasi editor diubah menjadi motion.

Untuk menilai sebuah foto, hal pertama yang harus diperhatikan adalah kecepatan pesan itu dapat diterima dan pengaruh bagi yang melihatnya. "Maka seorang jurnalis foto dituntut harus kreatif, tidak begitu saja percaya pada satu informasi (riset mendalam), dan yang lebih penting lagi konsisten," kata Ferdian Pradolo, Fotografer di hadapan peserta Digi-X Kajaksaan Agung.

 

3 dari 3 halaman

Mengenal Rumus AOWE

Menyampaikan pesan agar diterima dengan baik ke publik butuh teknik khusus. Peserta Digi-X Kejagung disuguhkan cara mudah untuk membuat berita jurnalistik atau konten di media sosial Kejaksaan Agung.

"Untuk bikin berita rilis atau caption konten bisa dengan Rumus AOWE," ujar Harun Mahbub, Redaktur Pelaksana Regional .

Pemilihan angle, bikin outline, writing dan editing akan sangat penting membuat berita yang penting dan menarik.

Sementara untuk pembuatan rilis berita, kecepatan pendistribusian berita menjadi kunci. "Media akan menantikan rilis Kajagung terkait peristiwa persidangan yang terjadi. Rilis bisa berupa pointer saja, karena memang butuh cepat," ungkap Andry Haryanto, Redaktur Pelaksana News .

Mesin pencarian juga berperan dalam 'menaikkan' berita. "Bisa banget situs Kejaksaan Agung selalu di atas, selama kaidah SEO-nya terpenuhi," jelas Raden Trimutia Hatta, Redaktur Pelaksana Global .

Dan demi menguatkan citra positif Kejaksaan Agung dan personelnya, nilai personal branding perlu dijaga. "Tiap personel akan mempengaruhi karakter lembaga," tutur Evanggala Rasuli, GM Marketing Emtek Digital.

Distribusi konten di media sosial perlu diseuaikan. "Karena karakter tiap media sosial (konten dan audiens) berbeda," kata Manager Media Sosial KLY, Eko Setiawan mengakhiri sesi Digi-X - Kejagung.

 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat