uefau17.com

Teknologi AI Deepfake Bisa Timbulkan Kerugian, Simak Langkah Strategis untuk Mengenalinya - Cek Fakta

, Jakarta - AI generatif yang digunakan untuk membuat media sintetis beragam, model yang paling sering digunakan adalah tiga model, seperti Encoders/Decoders, Generative Adversarial Network (GAN) dan Style Transfer. Ketiga model ini memungkinkan penciptaan gambar atau video yang sangat realistis. 

AI telah membuka jalan bagi inovasi dalam media sintetis, menciptakan konten yang begitu nyata, sehingga sulit dibedakan apakah audio atau video yang dihasilkan palsu atau asli.

Salah satu yang kerap dimanfaatkan adalah deepfake, fasilitas ini menghasilkan audio dan video yang sebenarnya palsu tapi tampak nyata, ditambah lagi dengan narasi-narasi yang sensitif dan memanipulasi psikologi manusia.

Dampak deepfake tidak hanya sebatas pada ranah sosial dan politik, tapi kejahatan finansial juga menjadi arena yang rawan. Kejadian seperti ini memperlihatkan bagaimana teknologi yang canggih, bisa disalahgunakan untuk menipu dan mengakibatkan kerugian material yang besar. Dengan demikian, deepfake mempunyai dampak yang sangat merugikan.

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Langkah Strategis Memitigasi Dampak Deepfake

Untuk menghadapi tantangan yang disebabkan oleh deepfake, ada beberapa langkah strategis yang bisa dilakukan. Pertama, kita perlu memahami ciri-ciri dan elemen deepfake. Seperti ketidak konsistenan dalam gambar, video atau audio.

Hal ini mencakup inkonsistensi pada ekspresi wajah, arah tatapan yang tidak sesuai, pergerakan rambut yang tidak alami, perspektif wajah yang salah, pencahayaan dan bayangan yang tidak realistis, serta kurangnya ekspresi mikro wajah. Elemen-element ini bisa mengindikasikan deepfake.

Kedua, solusi teknologi seperti algoritma AI dirancang untuk mendeteksi deepfake, mampu mengidentifikasi ketidak konsistenan ini secara otomatis. Selain bisa digunakan untuk menghasilkan deepfake, AI juga bisa digunakan untuk menandai atau memfilter deepfake.

Ketiga, melibatkan langkah-langkah hukum dan kebijakan, termasuk pengembangan peraturan yang memadai, dan kerja sama internasional, untuk mengatasi penyebaran deepfake secara global.

Keempat, peningkatan kesadaran publik dan pendidikan, adalah kunci untuk mempersenjatai masyarakat dengan pengetahuan, untuk membedakan antara konten asli dan palsu. Meningkatkan kesadaran tentang bahaya konten manipulatif, dapat membuat masyarakat menjadi konsumen informasi yang lebih kritis melalui lokakarya, kampanye media dan kurikulum pendidikan.

Terakhir, pentingnya platform repositori media yang dipercaya dan mekanisme autentikasi, seperti misalnya Reality Defender dan Content Authenticity Intiative, yang dimana kedua platform ini memainkan peran krusial dalam menjaga integritas informasi, dengan menyediakan sumber yang terverifikasi dan dapat diandalkan. Termasuk juga penggunaan watermark digital dan teknologi lain, untuk memastikan keaslian konten.

Melalui implementasi langkah-langkah strategis ini, kita bisa meminimalkan penyebaran deepfake yang meresahkan publik, melindungi integritas diskusi publik dan kebenaran informasi.

3 dari 3 halaman

Tentang Cek Fakta

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email [email protected].

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

 

 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat