uefau17.com

Harga Minyak Dunia Kembali Naik karena Potensi AS Bakal Resesi Berkurang - Bisnis

, Jakarta - Harga minyak mentah berjangka kembali naik pada perdagangan Kamis karena pelaku pasar lebih mempertimbangkan mengenai pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) yang mengecewakan dibanding dengan potensi risiko geopolitik.

Survei yang dilakukan ekonom Dow Jones menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi AS jauh lebih lemah dari perkiraan pada kuartal I, yaitu sebesar 1,6% secara tahunan dibandingkan dengan 2,4% yang diperkirakan sebelumnya.

Direktur Pelaksana Velandera Energy Partners Manish Raj menjelaskan, data pertumbuhan ekonomi ini melemahkan harga minyak di awal sesi, namun para pedagang menyadari pasar minyak sedang ketat dan situasi di Timur Tengah masih berkabut.

Raj melanjutkan, pelaku pasar juga menutup posisi short mereka setelah volatilitas harga yang naik turun selama dua minggu.

Di Timur Tengah, Israel melancarkan serangan udara di Rafah, sebuah kota di Palestina. Namun, ada peringatan dari sekutu bahwa operasi semacam itu akan memperburuk krisis kemanusiaan di Gaza.

Rincian Harga Minyak

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) AS untuk kontrak Juni dipatok USD 83,57 per barel, naik 76 sen atau 0,92%. Sampai saat ini, harga minyak AS ini telah naik lebih dari 16%.

Harga minyak Brent yang merupakan patokan harga minyak dunia untuk kontrak Juni dipatok USD 89,01 per barel, naik 99 sen sen atau 1,12%. Hingga saat ini, benchmark global ini telah bertambah lebih dari 15%.

Harga Gasoline RBOB untuk Mei dipatok USD 2,75 per galon, naik 0,87%. Sampai saat ini, harga bensin berjangka naik sekitar 31%.

Sedangkan harga gas alam untuk kontrak Mei dipatok USD 1,63 per 1.000 kaki kubik, turun 0,91%. Sampai saat ini harga gas turun sekitar 35%.

 

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pasar Bearish

Harga minyak dunia ditutup melemah pada perdagangan Rabu kemarin karena Goldman Sachs melihat pasar yang sedikit bearish dengan meningkatnya persediaan global.

Analis di Piper Sandler mencatat bahwa minyak mentah berjangka telah turun USD 2,50 dalam premi risiko geopolitik sejak pekan lalu karena ketegangan antara Israel dan Iran mereda.

"Harga minyak saat ini bergerak sideways namun risiko penurunan tampaknya terbatas," tulis analis energi Piper Jan Stuart kepada kliennya dalam sebuah catatan penelitian.

Piper telah mengurangi kemungkinan resesi AS menjadi. Angka pengangguran rendah dan hal ini menjadi sentimen yang baik dan prospek tidak buruk ke depannya. Hal ini berarti meningkatnya permintaan minyak sehingga kilang kilang semakin mendekati puncak kapasitas produksi.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat