uefau17.com

Apple Bantah Terlibat Peretasan Ribuan iPhone di Rusia - Tekno

 

, Jakarta - Apple membantah tudingan yang menyebut perusahaan terlibat membantu upaya peretasan iPhone oleh otoritas AS terhadap ribuan pengguna iPhone di Rusia.

"Kami tidak pernah bekerja sama dengan pemerintah negara mana pun, untuk memasukkan backdoor ke produk-produk Apple dan tidak akan pernah (melakukannya)," kata Apple membantah tudingan.

Sebelumnya Badan Keamanan Federal Rusia (FSB) mengklaim pihaknya mendapati operasi Agensi Keamanan Nasional AS (NSA), yang meretas sekian ribu iPhone menggunakan software mata-mata canggih.

Mengutip Telegraph, Sabtu (3/6/2023), Kementerian Luar Negeri Rusia menilai, agensi intelijen AS, NSA, dituding mampu menggunakan 'kerentanan perangkat lunak' yang dirancang khusus untuk menginfeksi iPhone dengan malware yang sebelumnya tidak dikenal.

FSB mengklaim, operasi spionase oleh NSA itu menargetkan perangkat milik orang-orang di Rusia dan negara pecahan Uni Soviet serta diplomat asing yang berbasis di Rusia. Termasuk di antaranya mereka yang berasal dari Israel, Tiongkok, dan NATO.

FSB yang merupakan penerus KGB era Uni Soviet, mengatakan, plot tersebut memperlihatkan adanya kerja sama yang erat antara Apple selaku pembesut iPhone dengan NSA. NSA merupakan badan keamanan nasional AS yang bertugas mengumpulkan dan memantau data.

"Perusahaan (Apple) menyediakan berbagai peluang bagi badan intelijen Amerika Serikat untuk memantau setiap orang yang berkepentingan dengan Gedung Putih dan mitra mereka dalam kegiatan anti-Rusia dan warga negara mereka sendiri," kata FSB dalam pernyataan yang menuding Apple turut terlibat dalam peretasan.

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

FSB Tuding Apple Turut Serta dalam Peretasan iPhone oleh NSA

Menurut FSB, mereka menemukan kampanye rahasia bekerja sama dengan Layanan Pengawal Federal Rusia, yang bertugas memastikan keamanan pemerintah Rusia.

"Badan intelijen AS telah menggunakan perusahaan IT selama beberapa dekade untuk mengumpulkan data berskala besar dari pengguna internet tanpa sepengetahuan mereka," kata Kementerian Luar Negeri Rusia.

Kendati demikian, FSB tidak memberikan bukti bahwa Apple bekerja sama dengan NSA atau mengetahui dugaan plot mata-matanya.

Tudingan ini bermula dari perusahaan antivirus yang berbasis di Moskow, Kaspersky Lab, melaporkan bahwa sejumlah iPhone milik karyawannya menjadi sasaran dalam "serangan dunia maya yang sangat kompleks dan ditargetkan secara profesional."

3 dari 4 halaman

Bermula dari Peretasan iPhone Milik Karyawan Kaspersky Lab

Kaspersky Lab mengklaim, spyware dipasang melalui kerentanan di sistem operasi iOS Apple, yang kemudian megirimkan informasi dari iPhone korban ke server jarak jauh.

Serangan tersebut dikatakan telah menargetkan perangkat milik manajemen atas dan menengah Kaspersky Lab.

Insiden ini pun sangat mungkin meningkatkan ketegangan antara pejabat Apple dan Rusia yang telah lama mempertanyakan keamanan teknologi AS, termasuk iPhone yang digadang-gadang punya tingkat keamanan tinggi.

Serangan tersebut terjadi setelah pemerintah Rusia memerintahkan para pejabat yang terlibat dalam Pemilihan Presiden Rusia 2024 mendatang untuk berhenti memakai iPhone.

4 dari 4 halaman

Tudingan Retas Ribuan iPhone

Mengutip Reuters, Sabtu (3/6/2023), FSB dalam pernyataannya mengatakan, sekian ribu perangkat Apple telah terinfeksi software mata-mata tersebut. Termasuk di dalamnya iPhone milik para pelanggan dalam negeri Rusia dan diplomat asing yang berbasis di Rusia dan negara pecahan Uni Soviet lainnya.

"FSB telah mengungkapkan tindakan intelijen dari layanan khusus Amerika yang menggunakan perangkat seluler Apple," kata FSB dalam pernyataan.

FSB menyebut, plot spionase tersebut memperlihatkan adanya kerja sama yang erat antara Apple dan Badan Keamanan Nasional Amerika (NSA). Badan ini adalah lembaga yang bertanggung jawab atas intelijen dan keamanan kriptografi dan komunikasi.

FSB tidak memberikan bukti bahwa Apple bekerja sama atau mengetahui kampanye mata-mata yang dituding dilakukan oleh Amerika ini.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat