uefau17.com

Bukit Asam Optimalkan Potensi Pasar Ekspor - Saham

, Jakarta - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) berupaya mengoptimalkan potensi pasar di dalam negeri serta peluang ekspor ke sejumlah negara yang memiliki prospek pertumbuhan yang tinggi, baik pasar eksisting maupun pasar-pasar baru.

Pada kuartal I 2024, penjualan batu bara PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mencapai 9,7 juta ton atau meningkat 10 persen dibanding periode sama tahun lalu.

Realisasi Domestic Market Obligation (DMO) tercatat sebesar 5,9 juta ton atau tumbuh 14 persen secara tahunan. Adapun penjualan ekspor sebesar 3,8 juta ton atau naik 4 persen secara tahunan.

"PTBA terus berupaya menjaga pasokan di dalam negeri serta mengoptimalkan peluang ekspor ke sejumlah negara yang memiliki prospek pertumbuhan tinggi. Volume penjualan tahun ini ditargetkan meningkat dibanding tahun 2023," kata Corporate Secretary PT Bukit Asam Tbk (PTBA), Niko Chandra seperti dikutip dari keterangan resmi, Jumat (3/5/2024).

India menjadi pasar ekspor terbesar PTBA. Sepanjang Januari-Maret 2024, penjualan ke India mencapai 1,5 juta ton atau tumbuh 7,1 persen secara tahunan.

Ekspor ke Korea Selatan meningkat pesat sebesar 80,9 persen dari 380,7 ribu ton menjadi 688,5 ribu ton. Pertumbuhan pesat juga tercatat pada penjualan ke beberapa negara di Asia Tenggara. Ekspor ke Thailand melonjak 707,3 persen, Vietnam meningkat 421,2 persen, dan Malaysia tumbuh 71,5 persen.

Seiring dengan kenaikan penjualan, produksi batu bara PTBA pada periode yang sama pun tumbuh 7 persen menjadi 7,3 juta ton pada triwulan I 2024. Dengan dukungan kinerja operasional, PTBA berhasil meraih pendapatan sebesar Rp 9,4 triliun dan laba bersih Rp 790,9 miliar pada triwulan I 2024.

"Kami fokus mengoptimalkan pencapaian kinerja operasional dan efisiensi secara berkelanjutan untuk menjaga kinerja baik perusahaan. Kami optimistis dapat menjaga kinerja tetap positif dan sejalan dengan target hingga akhir tahun 2024," tegas Niko.

Pada penutupan perdagangan Jumat, 3 Mei 2024, harga saham PT Bukit Asam Tbk naik 1,38 persen menjadi Rp 2.930 per saham. Harga saham PTBA dibuka naik 20 poin ke posisi Rp 2.910 per saham. Harga saham PTBA berada di level tertinggi Rp 2.950 dan terendah Rp 2.890 per saham. Total frekuensi perdagangan 5.475 kali dengan volume perdagangan 151.153 saham. Nilai transaksi Rp 44,2 miliar.

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Laba Bukit Asam Turun 31,99% pada Kuartal I 2024

Sebelumnya, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mengumumkan kinerja kuartal pertama 2024 yang berakhir pada 31 Maret 2024. Pada periode tersebut, kinerja Bukit Asam turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu, baik dari sisi pendapatan maupun laba.

Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), perseroan membukukan pendapatan Rp 9,4 triliun. Pendapatan itu turun 5,50 persen dibandingkan pendapatan kuartal I 2023 yang sebesar Rp 9,96 triliun.

Sementara pendapatan turun, beban pokok pendapatan pada kuartal I 2024 naik menjadi Rp 7,99 triliun dibanding Rp 7,89 triliun pada kuartal I 2023. Alhasil, laba kotor perseroan terpangkas menjadi Rp 1,42 triliun pada kuartal I 2024 dibanding Rp 2,06 triliun yang dicatatkan pada kuartal I 2023.

Pada periode ini, perseroan membukukan beban umum dan administrasi RP 477,05 miliar, beban penjualan dan pemasaran Rp 179,65 miliar, dan penghasilan lainnya RP 185,49 miliar. Bersamaan dengan itu, penghasilan keuangan pada kuartal I 2024 tercatat sebesar Rp 65,53 miliar, biaya keuangan Rp 52,27 miliar, dan bagian atas keuntungan neto entitas asosiasi dan ventura bersama sebesar RP 109,03 miliar.

 

 

3 dari 4 halaman

Aset Perseroan

Setelah dikurangi beban pajak penghasilan, perseroan membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 790,94 miliar. Laba itu turun 31,99 persen dibanding laba kuartal I tahun lalu yang sebesar Rp 1,16 triliun. Sehingga laba per saham dasar ikut tergerus menjadi Rp 69 dari sebelumnya Rp 101.

Dari sisi aset sampai dengan 31 Maret 2024 turun menjadi Rp 38,42 triliun dari Rp 38,77 triliun pada akhir tahun lalu. Liabilitas turun menjadi Rp 15,94 triliun pada kuartal I 2024 dibanding Rp 17,2 triliun pada akhir 2023. Ekuitas pada kuartal I 2024 naik menjadi Rp 22,48 triliun dari Rp 21,56 triliun pada Desember 2023.

Pada penutupan perdagangan Kamis, 2 Mei 2024, harga saham PT Bukit Asam Tbk turun 4,62 persen ke posisi Rp 2.890 per saham. Saham PTBA dibuka turun Rp 270 ke posisi Rp 2.760 per saham. Harga saham PTBA berada di level tertinggi Rp 2.920 dan terendah Rp 2.750 per saham. Total frekuensi perdagangan 14.589 kali dengan volume perdagangan 453.987 saham. Nilai transaksi Rp 129,5 miliar.

 

4 dari 4 halaman

Bukit Asam Alihkan 27,15 Juta Lembar Saham Treasuri Lewat Private Placement

Sebelumnya diberitakan, PT Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA) mengatakan pengalihan saham treasuri lewat private placement. Pengalihan dilakukan pada 28 Maret 2024, di mana perseroan berhasil mengalihkan kembali saham treasuri sebanyak 27.147.900 lembar saham.

Saham yang dialihkan ini merupakan sisa saham hasil pembelian kembali yang dibeli oleh perseroan pada periode pembelian kembali 2 September - 1 Desember 2015

Sekretaris Perusahaan PT Bukit Asam (Persero) Tbk, Niko Chandra menjelaskan, harga penjualan yaitu Rp 2.950 per saham, yang merupakan harga penutupan sehari sebelum tanggal transaksi.

Di mana harga tersebut tidak lebih rendah dari Rp 1.578 per saham, rata-rata harga penutupan selama 90 hari terakhir sebelum tanggal penjualan.

"Dengan dilakukannya pengalihan saham treasuri perseroan pada 28 Maret 2024, maka perseroan masih memiliki 6.302.000 lembar saham yang merupakan hasil pembelian kembali (buyback) yang dilakukan oleh perseroan pada 17 Maret 2024 sampai dengan 16 Juni 2020," kata dia dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (2/4/2024).

Pihak penerima pengalihan saham treasuri adalah PT BNI Sekuritas (BNIS). BNIS merupakan pihak pembeli yang terafiliasi dengan perseroan.

Sebab, BNIS ataupun perseroan baik langsung maupun tidak langsung dikendalikan oleh pengendali yang saham, yaitu Negara Republik Indonesia. Pembeli merupakan anggota bursa (AB) yang memiliki kegiatan usaha salah satunya yaitu perdagangan efek sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat