uefau17.com

Hormel Foods International Corporation Jadi Pemegang Saham Garudafood - Saham

, Jakarta - PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (GOOD) mengumumkan adanya perubahan kepemilikan pemegang saham Garudafood.

Pada 15 Desember 2022, pemegang saham perseroan telah menjual sahamnya kepada Hormel Foods International Corporation (HFIC), yang seluruhnya merupakan anak perusahaan yang dimiliki oleh Hormel Foods Corporation, perusahaan makanan bermerek global yang masuk dalam kelompok Fortune 500 dan terdaftar di Bursa Efek New York (HRL).

Jumlah saham yang dijual adalah total sebesar 10.768.830.564 lembar saham atau setara 29,18 persen dari modal yang ditempatkan dan disetor perseroan. Jika merujuk harga penutupan saham GOOD pada 15 Desember 2022 sebesar 530 per saham, maka total saham dijual senilai Rp 5,7 triliun.

"Di antara pemegang saham penjual merupakan partner finansial atau investor kami yaitu Pelican Company Limited (Pelican) yang berinvestasi di perseroan pada 2018,” ungkap Presiden Direktur PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk, Hardianto Atmadja dalam keterangan resmi, Jumat (16/12/2022).

Hardianto menambahkan, Pelican telah mendukung perseroan dan manajemen untuk meningkatkan kinerja bisnisnya melalui perbaikan operasional dan mencari peluang untuk pengembangan bisnis perseroan. Hormel Foods memiliki sejarah perusahaan lebih dari 130 tahun sehingga banyak hal yang dapat dipelajari oleh perseroan.

Di sisi lain, perseroan menemukan kesamaan dalam hal budaya dan nilai-nilai perusahaan yang sangat penting untuk kemitraan jangka panjang.

“Ada beberapa potensi sinergi dan peluang pertumbuhan yang telah kami identifikasi yaitu menggabungkan kekuatan dan keahlian Hormel Foods dengan keberadaan dan pengetahuan pasar lokal kami. Kami sangat bersemangat untuk terus memperluas dan memperkuat kemitraan kami dengan Hormel Foods dalam mengembangkan bisnis Perseroan bersama di Indonesia,” kata dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Transaksi Saham GOOD Sentuh Rp 6,2 Triliun di Pasar Negosiasi

Sebelumnya, transaksi saham Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (GOOD) melonjak signifikan di pasar negosiasi pada sesi pertama perdagangan saham, Kamis (15/12/2022).

Mengutip data RTI, transaksi saham GOOD mencapai Rp 6,2 triliun di pasar negosiasi. Saham GOOD berada di posisi Rp 580 per saham pada penutupan sesi pertama dengan volume perdagangan 107.688.304 saham. Total frekuensi perdagangan 45 kali. Saham GOOD naik 222,22 persen dari penutupan sebelumnya Rp 180 di pasar negosiasi.

Di pasar regular, saham GOOD stagnan di posisi Rp 525 per saham. Saham GOOD berada di level tertinggi Rp 525 dan terendah Rp 520 per saham. Total frekuensi perdagangan 402 kali dengan volume perdagangan 107.717.000 saham. Nilai transaksi Rp 6,2 triliun.

Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,46 persen ke posisi 6.770. Pada sesi pertama, indeks LQ45 susut 0,53 persen ke posisi 946,16. Sebagian besar indeks acuan tertekan.

IHSG berada di level tertinggi 6.801,83 dan terendah 6.740,95 pada sesi pertama. Sebanyak 235 saham menguat dan 274 saham melemah. 179 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 652.742 kali dengan volume perdagangan 22,3 miliar saham. Nilai transaksi Rp 11,4 triliun. Posisi dolar AS terhadap rupiah di kisaran 15.557.

Sektor saham tertekan mendominasi. Sektor saham properti melemah 1,11 persen, dan pimpin koreksi. Diikuti sektor saham kesehatan susu 0,69 persen, dan sektor saham siklikal tergelincir 0,58 persen. Sedangkan sektor saham transportasi menguat tipis 0,1 persen.

 

3 dari 4 halaman

Kinerja Kuartal III 2022

Sebelumnya, PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (GOOD) mengumumkan kinerja perusahaan untuk periode yang berakhir pada 30 September 2022.

Pada periode tersebut, perseroan meraup penjualan Rp 7,82 triliun, tumbuh 22,8 persen dibandingkan dengan periode  sama tahun sebelumnya sebesar Rp 6,37 triliun. Pertumbuhan penjualan tersebut ditopang oleh kategori makanan dalam kemasan yang memberikan kontribusi sebesar 87,8 persen dari seluruh porsi penjualan Perseroan dengan pertumbuhan sebesar 24,5 persen.

Sedangkan untuk kategori minuman mengalami pertumbuhan sebesar 12,3 persen. Penjualan domestik perseroan naik sebesar 23,4 persen sementara di pasar ekspor naik 17,4 persen dari tahun sebelumnya.

Mengutip laporan keuangan perseroan, Jumat (28/10/2022), beban pokok penjualan per September 2022 naik menjadi Rp 5,88 triliun dari Rp 4,57 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Sehingga perseroan mengantongi laba kotor sebesar Rp 1,94 triliun, naik 8,03 persen dibandingkan posisi September 2021 sebesar Rp 1,79 triliun.

Pada periode ini, perseroan mencatatkan beban penjualan sebesar Rp 1,04 triliun dan beban umum dan administrasi Rp 416,16 miliar. Kemudian bagian atas laba bersih entitas asosiasi tercatat sebesar Rp 5,89 miliar, penghasilan keuangan Rp 9,48 triliun, biaya keuangan Rp 114,07 miliar, penghasilan lainnya Rp 100,42 miliar, dan beban lainnya Rp 31,24 miliar.

Setelah dikurangi beban pajak penghasilan, perseroan mencatatkan laba periode berjalan sebesar Rp 357,21 miliar, turun 3,58 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 370,48 miliar. Sementara laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 11,31 persen jadi Rp 278,34 miliar  dibandingkan posisi September 2021 sebesar Rp 313,83 miliar. Sehingga laba per saham dasar tergerus menjadi Rp 7,62 dari sebelumnya Rp 8,56 per saham.

4 dari 4 halaman

Tersengat Kenaikan Harga BBM

“Kami optimis kinerja penjualan dan laba Perseroan mampu tumbuh lebih baik hingga akhir tahun dengan melihat tren permintaan barang yang semakin meningkat di masyarakat meskipun diterpa tantangan kenaikan harga komoditas bahan baku, fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, kenaikan tingkat suku bunga bank dan inflasi yang terjadi saat ini,” kata Direktur PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk, Paulus Tedjosutikno dalam keterangannya.

Selain itu dengan adanya kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) oleh pemerintah per September 2022 otomatis berdampak pada peningkatan biaya logistik sehingga marjin perseroan terkoreksi.

Dari sisi aset perseroan sampai dengan September 2022 tercatat sebesar Rp 6,77 triliun, naik tipis dibandingkan posisi akhir tahun lalu sensear R[ 6,76 triliun. Terdiri dari aset lancar senilai Rp 2,62 triliun dan set tidak lancar RP 4,15 triliun.

Liabilitas hingga September 2022 tercatat turun menjadi Rp 3,59 triliun dari Rp 3,74 triliun pada akhir tahun lalu. Terdiri dari liabilitas jangka pendek sebesar Rp 1,64 triliun dan liabilitas jangka panjang Rp 1,96 triliun. Sementare keuitas sampai dengan September 2022 naik menjadi RP 3,17 triliun dari Rp 3,03 triliun pada Desember 2021.

 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat