, Jakarta - Belakangan ini, gerakan cinta lingkungan semakin gencar. Produk ramah lingkungan dan bisa didaur ulangpun mulai banyak bermunculan. Bukan melulu soal buang sampah atau memilah sampah, gerakan ramah lingkungan juga mulai merambah ke dunia fesyen seperti sepatu.
Meski tidak sebanyak baju atau pakaian, tiap orang biasanya punya lebih dari sepasang sepatu, ada yang punya dua, tiga, atau bahkan puluhan koleksi sepatu. Kalau sudah tak terpakai atau rusak, sepatu biasanya dibuang dan menjadi sampah.
Untuk itu, ada beberapa mereka sepatu yang mulai menggunakan bahan yang ramah lingkungan. Bukan hanya di luar negeri, di Indonesia juga ada sejumlah produsen yang memproduksi sepatu. Salah satunya adalah CDE. Mereka merupakan produsen sneakers yang cukup gencar menggalakkan gerakan perubahan lingkungan.
Advertisement
Baca Juga
Sepatu-sepatu di CDE dibuat dengan bahan-bahan daur ulang yang didesain secara khusus agar dapat terurai dengan mudah. Didirikan pada 2016 oleh William Gunawan, awalnya mereka menjual sepatu konvensional. Namun pendangannya berubah saat menyaksikan film dokumentasi bertajuk The True Cost di Netflix.
"Film ini benar-benar membuka mata saya tentang dampak sosial serta lingkungan dari industri alas kaki. Awalnya saya kira film itu melebih-lebihkan aspek pencemaran terhadap lingkungan. Namun apa yang dibahas dalam film tersebut terus mengiang dalam kepala saya," ungkap William lewat pesan pada , 18 Maret 2021.
"Tumpukan sampah produksi di pabrik saya sangatlah banyak hingga saya harus membayar tukang sampah secara khusus untuk mengangkutnya, Waktu saya tanya ke mereka, katanya ternyata sebagian sampah yang tidak bisa dibuang ke TPU tapi dibuang ke hutan atau tengah tambak. Dari situ saya kaget, dan langsung jadi merasa bersalah," tambahnya.
Sedikit-demi sedikit matanya mulai terbuka akan dampak negatif dari usaha yang dialaninya. Tapi ia tidak rela bila harus berhenti dan menutup pabrik sepatu miliknya. Akhirnya William memutuskan untuk mulai dari nol dengan membentu brand baru, yaitu CDE. Usahanya ternyata berjalan dengan lancar dan sukses. Meski begitu semuanya tidak selalu berjalan mulus karena banyak juga tantangan yang dihadapi.
Menurut William, yang pertama adalah biaya. Menggunakan bahan yang lebih baik otomatis perlu biaya yang lebih tinggi, mulai dari bahan kulit yang lebih ramah lingkungan, lem berbahan alami, sol karet, semuanya itu lebih tinggi biayanya dibanding bahan sepatu konvensional.
Saksikan Video Pilihan Berikut:
Berawal dari coba-coba, seorang mahasiswa mendirikan klinik sepatu, yang mempunyai omset hingga mencapai puluhan juta rupiah per bulan.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
3D Printing
![Sneakers Lokal Minimalis dengan Harga Terjangkau Khusus Perempuan](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/vzYiTGewvDHHU0wS45RaFOgr3Y0=/3x189:1077x794/640x360/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/2411639/original/009057400_1542606139-nero_mobile_banner__notext_.jpg)
Yang kedua membangun kultur perusahaan dimana karyawan dan perajin sepatu yang selama puluhan tahun sudah terbiasa dengan cara bekerja lama, tiba-tiba harus mengubah kebiasaan. Hal-hal seperti itu meski terdengar sepele namun cukup "merepotkan" bagi mereka. Namun dengan edukasi, akhirnya mereka juga bisa memahami dan bersedia.
Setelah masalah lain teratasi, kini ada masalah lagi yang juga menimpa banyak bidang usaha yaitu pandemi Covid-19. William memgakui, di awal pandemi, penjualan turun drastis. Meski sekarang sudah mulai pulih, namun biaya iklan naik jauh sekali dibanding masa sebelum pandemi, ini berlaku di hampir seluruh iklan digital, mulai dari Facebook, Instagram, Google dan Youtube.
"Padahal di masa pandemi, pelanggan juga semakin sensitif terhadap harga, sehingga kami tidak bisa menaikkan harga. Dari sisi produksi, di bulan April Mei kemarin sempat ada masalah dalam pengadaan bahan. Untungnya kami punya stok cukup banyak hingga akhirnya mereka kembali beroperasi," jelasnya.
Untuk kedepannya, Wulliam meyakini akan semakin bagus. Ia melihat 3D Printing akan menjadi sebuah teknologi yang berperan besar dalam mengurangi dampak lingkungan. Mengapa 3D printing?
"Dalam produksi sepatu konvensional, pasti ada bahan yang akhirnya terbuang sia-sia. Pasti ada potongan bahan tersisa yang akhirnya menjadi sampah. Namun dengan 3D Printing, bahan akan seluruhnya dipakai menjadi sepatu. Ini dapat menekan sampah secara besar-besaran," terangnya.
Saat ini, William sedang mempertimbangkan teknologi ini bersama dengan beberapa calon investor. Ia juga berharap agar CDE kedepannya akan bisa membuat perubahan yang lebih besar lagi untuk lingkungan.
Advertisement
Tantangan Utama
![Tempat Wisata di Rembang](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/2AfFUUz-HKLCmQGZfsnkiKHb_zg=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/2931513/original/078764800_1570338329-palawan-172428_960_720.jpg)
"Besar harapan saya agar apa yang saya kerjakan ini dapat menginspirasi lebih banyak orang lagi untuk turut berpartisipasi dalam gerakan yang lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan. Kami (saya dan seluruh tim CDE) ini ibaratnya hanyalah sebuah gerigi kecil dalam mesin besar, kami bukan apa-apa, tapi kami harap kami dapat membuat gerigi-gerigi kecil lain untuk ikut berpartisipasi dalam membuat perubahan positif," tutupnya.
Selain itu ada juga Node, singkatan dari No Deforestation atau tanpa penebangan hutan. Merek ini mengkhususkan diri dalam memproduksi sepatu ramah lingkungan. Merek ini terbentuk sebagai implementasi hasil penelitian gabungan antara Balai Besar Pascapanen Kementerian Pertanian dengan PT. Triangkasa Lestari Utama.
Node mengambil konsep alas kaki bahan baku alami berkelanjutan dan bukan mengambil konsep 3R seperti brand-brand yang sudah banyak ada.Menurut pendiri dan pimpinan Node, David Chrisnaldi, pada , 19 Maret 2021,
Untuk sepatu perdana kami (Biosneakers Samasama) memiliki konten bio sekitar 90 persen. Kami menyediakan layanan pengolahan produk habis masa pakai sekiatr 3 sampai 5 tahun dengan mendekomposisi sol sepatunya dan mendaur ulang uppernya. Untuk produk yang akan kami rilis di bulan Mei 2021 sudah 100 persen dari tanaman,” ungkap David.
Ia menambahkan, meski berbahan baku tanaman bukan berarti sepatu akan mudah rusak, tapi akan mudah di dekomposisi dengan teknik khusus agar kembali menjadi tanah. Tantangan utama dalam membuat produk sepatu ramah lingkungan menurut David, adalah komponen-komponennya belum komplet dan pilihan yang ada pun sangat terbatas. Terutama yang terkait dengan elastomer, polymer, lem, benang, dan pewarna.
Ditambah lagi, beberapa komponen sepatu dari tanaman memerlukan kemampuan rekayasa yang sangat rumit. "Perlu Technopreneur biomaterial yang menguasai hal yang disebut Engineering Art (Seni Rekayasa).Untuk UMKM membangun ekosistem riset seperti ini di Indonesia tidak mudah, karena riset di lembaga negara dan swasta untuk Biomaterial masih sangat sedikit," tuturnya.
Trial and Error Ratusan Kali
![Ilustrasi sneakers](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/2krNsc4LHyMWxHGBNPY6YA98sf4=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/2708614/original/045024100_1547980748-stanislav-kondratiev-671843-unsplash.jpg)
Bersama Node, David mengaku sudah banyak mengalami suka duka, seperti trial and error ratusan kali untuk menciptakan komponen-komponen yang belum ada seperti sol, lem, foam, dan pewarna.
"Pengorbanan biaya, pikiran dan tenaga bertahun-tahun untuk menciptakan sesuatu yang belum ada sungguh luar biasa. Kami beruntung didukung oleh peneliti-peneliti di Balai Besar Pascapanen Kementerian Pertanian dan Dewan Serat Indonesia," uajr David.
Seperti juga CDE, Node juga optimis dengan peluang membuat produk sepatu ramah lingkungan di masa mendatang. Kata David, kreasi komponen-komponen Bio di dunia sudah dan akan semakin kreatif, bukan hanya fungsional namun juga estetika dan kenyamanan. Pilihan-pilihan komponennya semakin banyak untuk membuat sepatu lebih menarik.
"Kami berharap penjualan Biosneakers kami terus meningkat hingga sampai pada satu titik dimana ekosistem material bio komplit dan perubahan positifnya dirasakan masyarakat. Kami juga berharap ada perhatian khusus dari pemerintah pusa, selain itu UMKM technopreneur material bio di Indonesia masih ada dan berjuang dengan segala keterbatasan dana," pungkasnya.
Advertisement
Infografis Eksistensi Sepatu Lokal di Tanah Air
![Infografis Eksistensi Sepatu Lokal di Tanah Air.](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/IVH2jH1koWVfXaqCall9k4h4clE=/640x853/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3406655/original/069641600_1616246639-HL_rev.jpg)
Terkini Lainnya
Cerita Akhir Pekan: Perjuangan Sepatu Lokal Berjaya di Negeri Sendiri
2 Hal yang akan Terjadi Jika RUU PKS Disahkan Jadi Undang-Undang
Cerita Akhir Pekan: Bagaimana Sepatu Lokal Bisa Go Internasional?
Saksikan Video Pilihan Berikut:
3D Printing
Tantangan Utama
Trial and Error Ratusan Kali
Infografis Eksistensi Sepatu Lokal di Tanah Air
Sepatu Ramah Lingkungan
produk ramah lingkungan
Sepatu Lokal
sepatu
Cerita Akhir Pekan
Rekomendasi
Aurelie Moeremans Bagikan Tips Padu-padan Sneaker, Gaya Kasual sampai Feminin
Pergi Kondangan Bareng Erina Gudono, Penampilan Iriana Jokowi Tak Kalah Kinclong dari Menantunya
Awas Bikin Ilfil! Ini 7 Cara Sederhana untuk Cepat Hilangkan Bau Kaki di Sepatu
Nagita Slavina Pakai Sepatu yang Sama dengan Milik Rose BLACKPINK, Harganya Bikin Meringis
Taylor Swift Koleksi 250 Sepatu Christian Louboutin Sejak Konser Reputation Tour 2018
Andien Aisyah Ternyata Hampir Tidak Punya Sepatu Berwarna Netral
Witan Sulaeman Masuk Kuliah Lagi dan Ditemani Istri, Sepatunya Jadi Sorotan
Sabrina Chairunnisa Beli Sepatu Diskon Department Store di Queen of Tears, Harganya Bikin Nyesek
Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Reaksi Lionel Messi Gagal Penalti di Duel Argentina Vs Ekuador
Hasil Copa America 2024: Argentina Susah Payah Tundukkan Ekuador Lewat Adu Penalti
Hasil Copa America 2024: Lionel Messi Gagal Cetak Gol, Argentina Lolos ke Semifinal Lewat Adu Penalti Singkirkan Ekuador
Saksikan Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Ekuador, Baru Dimulai
Ketua KPU
KPU Minta Kasus Pencabulan Hasyim Asy'ari Tidak Menyeret-nyeret Keluarga
Tak Cuma Gaji Puluhan Juta, Hasyim Asy'ari Dapat Sederet Fasilitas Ini Saat jadi Ketua KPU
Megawati Kecewa Kasus Ketua KPU Hasyim Asy'ari: Kok Begitu Ya, Pusing Saya
Infografis DKPP Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari Terkait Tindak Asusila
Top 3 News: Ketua KPU Hasyim Asy'ari Beri Fasilitas Korban Asusila Apartemen di Jaksel dan Uang Perbulan
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Faldo Maldini Pamitan ke Jokowi Sebelum Maju Pilkada Tangerang
Pilkada Sulteng 2024, PKS Beri Surat Rekomendasi untuk Pasangan Anwar-Reny
Peluang PDIP Usung Bobby Nasution di Pilgub Sumut, Puan: Belum Ada Keputusan, Tapi Bisa Jadi
Pengamat Nilai Sinyal Dukungan Gerindra Perkuat Posisi Eman Suherman Maju Pilkada Majalengka 2024
Organisasi Sayap Gerindra PP Satria Dukung Marshel Widianto Jadi Calon Wakil Wali Kota Tangsel 2024
Puan Respons Wacana Duet Anies-Andika di Pilkada Jakarta 2024: Menarik
TOPIK POPULER
Populer
Tampilan Kostum Nasional Wakil Indonesia Harashta Haifa Zahra di Miss Supranational 2024 yang Terinspirasi Srikandi
Asal-usul Pecel Lele, Makanan Favorit Naufal Hafidz Si Jenius dari ITB
Daftar Bridesmaid Pernikahan Aaliyah Massaid dan Thariq Halilintar, Mahalini sampai Azizah Salsha
Influencer Bagikan Resep Sunscreen Buatan Rumah, Pakar Tegaskan Bahayanya
Atasi Overtourism, Amsterdam Bakal Larang Kapal Pesiar Berlabuh Mulai 2035
Bella Saphira Lebih Bangga Unggah Kuliner Lokal daripada yang Mewah dan Pemilih Saat Terima Endorse
Bukchon Hanok Village di Seoul Bakal Batasi Jam Kunjungan Turis demi Kurangi Sampah dan Suara Berisik
Perempuan Terjebak di Bandara Doha Dapat Tiket Kelas Bisnis Setelah Tak Sengaja Bertemu CEO Qatar Airways
Bahaya Minum Obat Pereda Nyeri Migrain Secara Berlebihan, Begini Anjuran Dokter Syaraf
Tren Belanja di Omnichannel, Kawinkan Pengalaman Online dan Offline
Euro 2024
Hasil Euro 2024: Pedri Cedera, Spanyol Permalukan Jerman 2-1 untuk Tiket Semifinal
Dapatkan Link Live Streaming Perempat Final Euro 2024 Portugal vs Prancis, Tayang Sesaat Lagi
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Link Live Streaming Euro 2024 Spanyol vs Jerman, Sebentar Lagi Tanding
Link Live Streaming Euro 2024 Portugal vs Prancis, Sabtu 6 Juli Pukul 02.00 WIB
Berita Terkini
Sepasang Kekasih Jadi Korban Pembegalan di Depok
Mengenal Bubur Ayam Mang H Oyo, Kuliner Legendaris di Bandung
5 Galaksi Satelit Bima Sakti
Jadwal Sholat DKI Jakarta, Jawa dan Seluruh Indonesia Hari Ini Sabtu 6 Juli 2024
Sahroni DPR Puji Kinerja Kejagung yang Terus Membaik
Siswi SMK di Lampung Diperkosa dan Dibunuh Pamannya, Berawal dari Tumpangan Saat Pulang Sekolah
Bahaya Minum Obat Pereda Nyeri Migrain Secara Berlebihan, Begini Anjuran Dokter Syaraf
Hasil Euro 2024: Pedri Cedera, Spanyol Permalukan Jerman 2-1 untuk Tiket Semifinal
Dapatkan Link Live Streaming Perempat Final Euro 2024 Portugal vs Prancis, Tayang Sesaat Lagi
Jangan Sampai Terlewat! Ini Amalan Terbaik Malam 1 Suro, Perspektif Islam
10 Hiu Prasejarah yang Luar Biasa, Bentuknya Sangat Aneh
Pemkot Tangerang Siap Gelar Uji Coba Program Makan Bergizi Gratis
Polisi Gagalkan Peredaran 7.200 Botol Oli Palsu Asal Tangerang di Bandar Lampung
Ilmuwan Temukan Perubahan Iklim Buat Jamur Lebih Beracun untuk Manusia
13 Hewan Purba Tertua di Dunia yang Masih Hidup Sampai Sekarang