uefau17.com

8 Kiat Mudah Bangun Malam dari Imam al-Ghazali, Dijamin Sukses! - Islami

, Jakarta - Malam adalah waktu yang tepat untuk mendekatkan diri kepada Allah. Ketika waktu yang semestinya digunakan untuk beristirahat namun ada segelintir orang mampu bangun melawan rasa kantuk untuk menunaikan ibadah malam.

Suasana sepi tanpa kebisingan di malam hari akan menjadikan ibadah (qiyamul lail) semakin bertambah khusyuk dan khidmah. Tentu saja untuk bangun di malam hari bukanlah suatu hal yang mudah dilakukan.

Meskipun telah memasang alarm atau pengingat lainnya agar bisa terbangun, terkadang masih terasa berat bahkan terlewatkan begitu saja. 

Dalam kitab Ihya’ Ulumiddin Imam al-Ghazali menulis satu bab khusus yang menjelaskan kiat-kiat agar bisa bangun dan beribadah di malam hari dengan ringan dan mudah tanpa diliputi kepayahan saat bangun tidur.

Dikutip dari laman NU Online, berikut adalah 8 hal yang dapat dipersiapkan oleh seseorang agar bisa bangun di malam hari untuk melaksanakan sholat malam dan ibadah lainnya.

 

Saksikan Video Pilihan ini:

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Persiapan Lahiriah

1. Menghindari konsumsi makanan yang berlebih.

Menurut al-Ghazali, orang yang banyak makan akan banyak pula minumnya serta akan banyak pula tidurnya. Hal inilah yang akan menjadikan kita susah bangun di malam hari. Bahkan bagi guru tasawwuf, menghindari konsumsi makanan berlebih adalah anjuran yang selalu ditekankan kepada para muridnya agar bisa bangun malam dan tidak menyesal ketika telah meninggal nanti. 

2. Mengurangi aktivitas di siang hari

Mengurangi aktivitas di siang hari yang dapat menimbulkan kecapaian dan lelahnya tubuh serta urat syaraf. Ketika tubuh terasa lelah dan capek, maka akan dapat menambah waktu tidur. 

3. Tidak pernah meninggalkan qailulah (tidur sebentar) di siang hari

Selain sunnah, qailulah juga bisa membantu kita agar lebih mudah bangun untuk qiyamul lail sebagaimana diriwayatkan dalam sebuah hadis riwayat Ibnu Majjah dari Ibnu Abbas Ra. 

4. Mengurangi perbuatan yang dapat menimbulkan dosa di siang hari

Menurut al-Ghazali yang mengutip pernyataan Hasan Bashri, bahwa dosa-dosa yang kita lakukan di siang hari sebenarnya mengikat jiwa kita agar tidak terbangun di malam hari. Selain itu, perbuatan dosa yang dilakukan pada siang hari menjadikan hati kita keras bagai batu dan membangun sekat antara diri kita dan rahmat Allah SWT.  

3 dari 3 halaman

Persiapan Batiniah

5. Menjauhkan diri dari perbuatan buruk

Menjauhkan diri dari sifat iri, dengki dan hasud atas orang muslim yang lain, perbuatan jelek dari hati yang lain serta mengurangi rasa suka yang berlebihan terhadap kebendaan dan keduniawian. Sifat-sifat tersebut menjadikan kita susah dan berat untuk bangun malam. Jika kita mampu bangun malam, maka pikiran tentang dunia akan terus menggelayuti hati kita bahkan ketika bangun malam dan mengerjakan sholat malam. 

6. Menambah rasa takut (khauf) atas azab dan siksaan Allah 

Hal ini merupakan salah satu kiat ampuh agar kita selalu mawas diri dan meminta ampun kepada Allah khususnya di waktu malam.

Sebagaimana diungkapkan Thawus:

إِنْ ذَكَرَ جَهَنَّمَ طَارَ نَوْمُ الْعَابِدِينَ 

Artinya: “Ketika seseorang mengingat (siksa) neraka jahannam, maka hilanglah rasa kantuk orang-orang yang beribadah.” 

Seorang budak bernama Suhaib pernah dimarahi tuannya karena tidak pernah tidur di malam hari. Tuannya takut jika hal tersebut mengganggu pekerjaannya di siang harinya. Ternyata si Suhaib tidak bisa tidur karena teringat siksa neraka. Bahkan seorang budak lain ketika ia mengingat surga, bertambahlah kerinduannya untuk beribadah kepada Allah. 

7. Menambah pengetahuan tentang keutaman-keutamaan qiyamul lail

Pengetahuan tersebut bisa didapat dari mempelajari Al-Qur’an, hadis, ataupun atsar, sehingga bertambahlah harapan dan keinginan untuk meraih pahala dan ridha dari Allah. 

8. Memperkuat keimanan dan kecintaan kepada Allah

Ketika rasa cinta kepada Allah telah tertanam dalam hati kita, maka kerinduan dan harapan untuk selalu bertemu dengan Allah serta mengharap ridhonya adalah suatu hal yang selalu dirindukan dan dilakukan. 

Al-Ghazali sebagai seorang sufi pastilah telah memiliki berbagai pengalaman dalam menjalankan segala aktivitasnya sebagai seorang sufi. Sedangkan qiyamul lail adalah salah satu komponen yang tak bisa terpisahkan dari kehidupan seorang sufi. Hamba biasa yang jauh dari sifat dan amalan Imam al-Ghazali hanya bisa berusaha untuk selalu bisa mencontoh amalan-amalannya melalui karya-karya yang beliau tuliskan. Wallahu A’lam.  

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat