uefau17.com

Sholat Idul Adha, Niat dan Tata Cara Melaksanakannya - Hot

, Jakarta Idul Adha merupakan perayaan penting dalam Islam yang dirayakan oleh umat Muslim di seluruh dunia. Perayaan ini jatuh pada tanggal 10 Dzulhijjah dalam kalender Hijriah dan dikenal sebagai hari raya kurban. Salah satu ritual utama yang dilakukan pada hari pertama Idul Adha adalah melaksanakan sholat Idul Adha. Sholat ini memiliki keistimewaan tersendiri dan menjadi momen untuk memperkuat keimanan serta kebersamaan umat Muslim.

Menariknya, tata cara sholat Idul Adha hampir serupa dengan sholat Idul Fitri. Namun, terdapat perbedaan pada bacaan niatnya yang menjadi ciri khas tersendiri. Setiap langkah dan bacaan dalam sholat Idul Adha memiliki makna mendalam yang perlu dipahami oleh setiap Muslim agar ibadahnya lebih sempurna dan khusyuk.

Bagi yang ingin mengetahui lebih lanjut tentang niat dan tata cara sholat Idul Adha, persiapan ini akan sangat membantu dalam menjalankan ibadah dengan benar. Mari kita jelajahi lebih jauh tentang bagaimana sebaiknya melaksanakan sholat Idul Adha untuk memastikan setiap detailnya dilakukan sesuai dengan tuntunan agama.

Berikut ini telah rangkum niat dan tata cara sholat Idul Adha, beserta dengan bacaannya pada Rabu (12/6).

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Tata Cara Sholat Idul Adha

Sholat Idul Adha merupakan salah satu ibadah yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan oleh umat Muslim. Sholat ini bisa dilakukan secara berjamaah maupun sendirian. Pelaksanaan sholat ini terdiri dari 2 rakaat dengan tambahan takbir sebanyak tujuh kali di rakaat pertama dan lima kali pada rakaat kedua. Berikut adalah tata cara lengkap sholat Idul Adha beserta dalil dan ayat yang mendukungnya.

1. Membaca Niat Sholat Idul Adha

Sebelum memulai sholat, penting untuk melafalkan niat sholat Idul Adha. Niat ini diucapkan di dalam hati dengan penuh keikhlasan kepada Allah Ta'ala. Niat sholat Idul Adha adalah sebagai berikut:

Bahasa Arab:

أُصَلِّيْ سُنَّةً لعِيْدِ اْلأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ (مَأْمُوْمًا/إِمَامًا) لِلّٰهِ تَعَـــالَى

Bahasa Latin:

Usholli sunnatan 'iidil adha rok'ataini mustaqbilal qiblati imaman/ma'muuman lillaahi ta'aalaa

Artinya:

"Saya niat shalat sunah Idul Adha dua rakaat (menjadi makmum/imam) karena Allah Ta'ala."

Apabila menjadi imam, Anda melafalkan "imaman" dalam niat dan "ma'muuman" jika menjadi makmum. Dalil tentang niat dalam sholat dapat ditemukan dalam hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Umar bin Khattab r.a:

"Sesungguhnya segala amalan itu tergantung niatnya, dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang ia niatkan." (HR. Bukhari dan Muslim).

2. Melakukan Takbiratul Ihram

Setelah niat, langkah berikutnya adalah melakukan takbiratul ihram. Takbir ini merupakan takbir pertama dalam sholat yang diiringi dengan mengangkat kedua tangan sejajar dengan telinga atau bahu.

3. Membaca Doa Iftitah

Setelah takbiratul ihram, dilanjutkan dengan membaca doa iftitah yang mengandung pujian kepada Allah SWT. Doa ini adalah sunnah yang dianjurkan untuk dibaca sebelum melanjutkan ke bacaan takbir berikutnya.

4. Takbir Sebanyak 7 Kali (Rakaat Pertama)

Setelah membaca doa iftitah, dilanjutkan dengan melakukan takbir sebanyak tujuh kali di rakaat pertama. Setiap takbir diselingi dengan pujian kepada Allah SWT. Bacaan yang dianjurkan di sela-sela setiap takbir adalah:

Bahasa Arab:

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا

Bahasa Latin:

Allaahu akbar kabiraa walhamdulillaahi katsiiraa, wa subhaanallaahi bukratan wa'ashiilaa

Artinya:

"Allah Maha Besar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, Maha Suci Allah, baik waktu pagi dan petang."

Atau bisa juga membaca tasbih berikut ini:

Bahasa Arab:

سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ وَلاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ

Bahasa Latin:

Subhanallah walhamdulillah wala ilaaha illallahu wallahu akbar wala haulawala quwwata illa billahil 'aliyyil 'adzim

Artinya:

"Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada tuhan selain Allah, Allah maha besar."

Dalil mengenai takbir dalam sholat Idul Adha dapat ditemukan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah r.a:

"Bahwa Rasulullah SAW bertakbir pada sholat Idul Fitri dan Idul Adha sebanyak tujuh kali pada rakaat pertama dan lima kali pada rakaat kedua." (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah).

 

3 dari 5 halaman

Selanjutnya ...

 

5. Membaca Al-Fatihah dan Surat Pendek

Setelah melakukan takbir sebanyak tujuh kali, rukun selanjutnya adalah membaca Surat Al-Fatihah yang merupakan rukun dalam setiap sholat. Setelah Al-Fatihah, dilanjutkan dengan membaca surat pendek seperti pada sholat lainnya. Pada sholat Idul Adha, disunnahkan untuk membaca Surat Al-A'la di rakaat pertama.

Dalil mengenai membaca Al-Fatihah dalam sholat adalah sebagai berikut:

"Barangsiapa yang sholat tanpa membaca Ummul Kitab (Al-Fatihah), maka sholatnya kurang." (HR. Muslim).

6. Ruku' Hingga Berdiri Lagi

Setelah membaca surat pendek, dilanjutkan dengan ruku'. Bacaan dalam ruku' sama seperti sholat pada umumnya:

Bahasa Arab:

سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيمِ

Bahasa Latin:

Subhaana rabbiyal ‘adhiim

Artinya:

"Maha Suci Tuhanku Yang Maha Agung."

Kemudian, bangkit dari ruku' dan berdiri tegak, dilanjutkan dengan sujud, duduk di antara dua sujud, hingga berdiri kembali untuk rakaat kedua.

7. Takbir Lima Kali (Rakaat Kedua)

Pada rakaat kedua, setelah berdiri dari sujud kedua, dilakukan takbir sebanyak lima kali. Bacaan yang dilafalkan di sela-sela takbir sama seperti pada rakaat pertama. Hal ini sesuai dengan hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah r.a:

"Bahwa Rasulullah SAW bertakbir pada sholat Idul Fitri dan Idul Adha sebanyak tujuh kali pada rakaat pertama dan lima kali pada rakaat kedua." (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah).

8. Mengulangi Rukun Seperti Rakaat Pertama

Setelah melakukan takbir sebanyak lima kali, rukun sholat Idul Adha selanjutnya sama seperti pada rakaat pertama mulai dari membaca surat Al-Fatihah, ruku', sujud, hingga salam. Pada rakaat kedua, disunnahkan untuk membaca Surat Al-Ghâsyiyah.

Melaksanakan sholat Idul Adha dengan penuh khidmat dan mengikuti tata cara yang benar adalah bentuk kepatuhan dan penghambaan kepada Allah SWT. Ibadah ini menjadi momen untuk mendekatkan diri kepada-Nya serta mempererat silaturahmi antar sesama umat Muslim.

4 dari 5 halaman

Amalan Sunnah Sebelum dan Sesudah Sholat Idul Adha

Dalam rangka memperingati Idul Adha, terdapat beberapa amalan sunnah yang dianjurkan untuk dilakukan sebelum dan sesudah pelaksanaan sholat Idul Adha. Berikut penjelasan lengkapnya beserta dalil yang mendukungnya.

Sebelum Sholat Idul Adha

1. Mandi dan Menyucikan Diri

Mandi sebelum melaksanakan sholat Idul Adha adalah sunnah yang dianjurkan. Ini dilakukan untuk menyucikan diri dan mempersiapkan diri dalam kondisi yang bersih dan suci.

Ali bin Abi Thalib r.a. berkata: "Termasuk sunnah adalah mandi pada hari raya Idul Fitri dan Idul Adha." (HR. Bukhari).

2. Memakai Pakaian Terbaik dan Wewangian

Disunnahkan bagi setiap Muslim untuk mengenakan pakaian terbaik dan memakai wewangian sebelum melaksanakan sholat Idul Adha. Hal ini menunjukkan penghormatan dan kegembiraan dalam menyambut hari raya.

Diriwayatkan dari Hasan bin Ali r.a., Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya Allah itu indah dan mencintai keindahan." (HR. Muslim).

3. Tidak Memotong Kuku ataupun Rambut Jika Melaksanakan Ibadah Kurban

Bagi mereka yang berencana untuk melaksanakan ibadah kurban, dianjurkan untuk tidak memotong kuku atau rambut sejak masuknya bulan Dzulhijjah hingga hewan kurban disembelih.

Rasulullah SAW bersabda: "Jika kalian melihat hilal bulan Dzulhijjah dan salah seorang di antara kalian ingin berkurban, maka hendaklah ia menahan diri dari (memotong) rambut dan kukunya." (HR. Muslim).

4. Tidak Makan Sebelum Sholat Idul Adha

Berbeda dengan Idul Fitri, disunnahkan untuk tidak makan sebelum melaksanakan sholat Idul Adha dan dianjurkan untuk makan setelahnya.

Abdullah bin Buraidah dari ayahnya berkata, “Rasulullah SAW tidak keluar pada hari Idul Fitri hingga beliau makan, dan beliau tidak makan pada hari Idul Adha hingga beliau menyembelih kurban.” (HR. Tirmidzi).

5. Mengumandangkan Takbir

Disunnahkan untuk mengumandangkan takbir mulai dari terbenamnya matahari pada malam Idul Adha hingga imam melaksanakan khotbah pada 10 Dzulhijjah.

Diriwayatkan dari Nafi’, “Bahwa Abdullah bin Umar r.a. bertakbir pada malam Idul Fitri dan malam Idul Adha di masjid, di rumah, dan sepanjang jalan.” (HR. Bukhari).

5 dari 5 halaman

Sesudah Sholat Idul Adha

1. Mengambil Jalan yang Berbeda

Disunnahkan untuk mengambil jalan yang berbeda saat pulang dari tempat pelaksanaan sholat Idul Adha dibandingkan saat berangkat. Hal ini menunjukkan kebahagiaan dan memperluas silaturahmi dengan lebih banyak orang.

Jabir bin Abdullah r.a. berkata, “Nabi SAW apabila hari raya, beliau mengambil jalan yang berbeda (saat pergi dan pulang).” (HR. Bukhari).

2. Makan Setelah Sholat Idul Adha

Setelah melaksanakan sholat Idul Adha, dianjurkan untuk makan. Ini dilakukan untuk merayakan dan mensyukuri nikmat yang Allah berikan pada hari raya tersebut.

Abdullah bin Buraidah dari ayahnya berkata, “Rasulullah SAW tidak keluar pada hari Idul Fitri hingga beliau makan, dan beliau tidak makan pada hari Idul Adha hingga beliau menyembelih kurban.” (HR. Tirmidzi).

Dengan melaksanakan amalan sunnah ini, umat Muslim dapat menjalankan ibadah Idul Adha dengan lebih khusyuk dan sempurna, serta meraih pahala dan keberkahan yang lebih besar dari Allah SWT.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat