, Jakarta OPSI adalah sebuah ajang bergengsi yang tak hanya merangkul ilmu pengetahuan, tapi juga mempersembahkan wadah bagi jiwa peneliti muda yang bersemangat. Di balik setiap kata dan inovasi yang ditampilkan, OPSI menjadi cermin dari semangat kolaborasi dan keinginan mendalam untuk mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan besar. OPSI adalah pintu gerbang ke dunia pengetahuan yang tak terbatas, tempat di mana ide-ide brilian muncul dari kerja keras dan dedikasi yang tak terpisahkan dari setiap peserta.
Baca Juga
Advertisement
Sekilas, OPSI adalah sebuah kompetisi, tapi di balik kompetisi itu tersimpan lebih dari sekadar pertarungan ilmu. OPSI adalah panggung dimana impian-impian yang besar bermetamorfosis menjadi realitas, di mana kreativitas dan pengetahuan bertemu dalam harmoni yang menakjubkan. Dari mata juri hingga peserta, OPSI adalah perjalanan yang memperkaya, memberikan pelajaran berharga tentang dedikasi, ketekunan, dan kerjasama tim.
Namun, OPSI tak sekadar tentang siapa yang memenangkan hadiah utama. Lebih dari itu, OPSI adalah perjalanan penemuan diri, di mana setiap langkah dan keputusan menjadi bagian dari narasi yang tak terlupakan. OPSI adalah panggilan untuk merangkul tantangan, menggali potensi tersembunyi, dan menemukan keajaiban di setiap sudut penelitian.
Untuk informasi lebih lengkapnya, berikut ini telah rangkum dari berbagai sumber informasi seputar OPSI, pada Rabu (8/5).
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Apa Itu OPSI?
Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) adalah kompetisi tahunan yang diadakan untuk siswa SMP dan SMA sederajat oleh Pusat Prestasi Nasional - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Tujuan utama OPSI adalah mengubah persepsi umum siswa tentang penelitian. Seringkali, penelitian dianggap sebagai sesuatu yang serius, sulit, dan kurang menarik. OPSI ingin memperkenalkan siswa pada pengalaman meneliti yang menyenangkan, sehingga minat mereka dalam bidang penelitian terus meningkat.
Dengan pesan #MENELETIITUSERU, OPSI menekankan pentingnya mengubah pandangan negatif terhadap penelitian menjadi sesuatu yang mengasyikkan. Mereka ingin menciptakan lingkungan yang merangsang kreativitas dan minat siswa terhadap penelitian ilmiah. Melalui OPSI, siswa diberikan kesempatan untuk tidak hanya belajar secara teoritis tetapi juga menerapkan pengetahuan mereka dalam karya tulis atau temuan (invention) yang dapat memberikan dampak positif dalam masyarakat.
OPSI bukan hanya sekadar kompetisi lokal, tetapi juga merupakan ajang seleksi untuk karya penelitian unggul yang dapat diikutsertakan dalam kompetisi tingkat dunia. Hal ini menunjukkan pentingnya OPSI dalam mengidentifikasi bakat dan kemampuan siswa yang berpotensi untuk bersaing di tingkat internasional. Sebagai bagian dari Direktorat Pembinaan SMA, OPSI juga menjadi bagian dari upaya pemerintah dalam mendorong pengembangan keilmuan di kalangan siswa dan menghasilkan generasi yang inovatif dan berprestasi di bidang penelitian.
Advertisement
Sejarah Singkat OPSI
Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) memiliki sejarah yang panjang sejak awal dikenal dengan nama Lomba Penelitian Ilmiah Remaja (LPIR). LPIR pertama kali digelar pada tahun 1977 dan terus berlangsung hingga tahun 2008. Pada tahun 2009, LPIR mengalami perubahan nama menjadi OPSI, tetapi tetap mempertahankan misi utamanya sebagai wahana pengembangan dan kompetisi bagi siswa Sekolah Menengah Atas (SMA/MA).
Tujuan utama OPSI adalah memotivasi siswa untuk melakukan penelitian ilmiah dan melatih mereka dalam menyusun laporan ilmiah yang berkualitas. Hal ini sejalan dengan visi Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 39 tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan yang menekankan pentingnya peningkatan atmosfer akademik dan prestasi keilmuan di kalangan siswa. Salah satu implementasi dari regulasi ini adalah penyelenggaraan kegiatan ilmiah seperti OPSI, pameran karya inovatif, dan pembentukan klub sains di lingkungan sekolah.
Sejak berganti nama menjadi OPSI, kompetisi ini telah mengalami perkembangan yang signifikan. Mulai dari penyelenggaraan di berbagai provinsi di Indonesia, seperti Provinsi DKI Jakarta, D.I. Yogyakarta, dan Jawa Timur, OPSI terus menarik minat siswa dalam bidang penelitian. Pilihan lokasi penyelenggaraan yang beragam juga memungkinkan siswa dari berbagai daerah untuk berpartisipasi dan mengembangkan kemampuan penelitian mereka.
Dengan mengikuti OPSI, siswa tidak hanya mendapatkan pengalaman dalam melakukan penelitian, tetapi juga memiliki kesempatan untuk memperluas jaringan, bertukar ide, dan bersaing secara sehat dengan siswa lainnya. Hal ini merupakan langkah penting dalam menciptakan generasi muda yang memiliki kecintaan dan kemampuan dalam bidang ilmiah, serta mendorong terciptanya inovasi dan kontribusi positif dalam pengembangan masyarakat dan bangsa.
Syarat OPSI 2024
Syarat untuk mengikuti Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) tahun 2024 adalah sebagai berikut:
- Kewarganegaraan Indonesia (WNI): Peserta harus merupakan WNI untuk dapat mengikuti kompetisi ini.
- Kelas dan Jenjang Sekolah: Peserta dapat berasal dari siswa SMP/MTs/sederajat yang berada di kelas 7-8 atau SMA/MA/sederajat yang berada di kelas 10-11 pada saat unggah penelitian.
- Peserta Perseorangan atau Kelompok: Peserta dapat mengikuti OPSI secara perseorangan atau dalam kelompok maksimal 2 orang (1 ketua dan 1 anggota), namun harus berasal dari sekolah yang sama.
- Guru Pembimbing: Setiap peserta atau tim harus memiliki minimal 1 guru pembimbing dari sekolah yang sama. Guru pembimbing memiliki peran penting dalam memberikan bimbingan dan arahan kepada peserta selama proses penelitian.
- Batasan Judul Penelitian: Setiap peserta atau tim hanya boleh terdaftar dalam satu judul penelitian saja.
- Pengiriman Naskah: Sekolah diperbolehkan untuk mengirimkan lebih dari 1 naskah per bidang lomba. Namun, untuk jenjang SMA/sederajat, tidak diperbolehkan mengirimkan lebih dari 1 naskah per sub bidang yang sama.
- Kriteria Naskah Penelitian: Naskah penelitian yang akan dilombakan haruslah merupakan karya orisinal dan belum pernah atau sedang dalam proses seleksi dalam lomba penelitian lainnya.
- Persetujuan Sekolah: Naskah yang akan dilombakan harus ditetapkan dan diusulkan oleh sekolah peserta dengan menyertakan bukti surat keterangan dari kepala sekolah.
- Tanggung Jawab Peserta Peneliti: Meskipun guru pembimbing memberikan bimbingan dan arahan, namun ide, gagasan, dan isi naskah hasil penelitian tetap menjadi tanggung jawab peserta peneliti.
- Bidang Kompetensi Guru Pembimbing: Bidang kompetensi guru pembimbing harus sesuai dengan bidang penelitian yang diambil oleh peserta.
Dengan memenuhi semua syarat ini, peserta OPSI 2024 diharapkan dapat memberikan kontribusi yang berarti dalam mengembangkan penelitian ilmiah di kalangan siswa Indonesia.
Advertisement
Kategori Lomba OPSI 2024
Sub Bidang Lomba OPSI 2024 untuk SMA/sederajat terbagi ke dalam tiga kategori utama, yaitu Matematika, Sains, dan Teknologi; Fisika Terapan dan Rekayasa; serta Ilmu Sosial dan Humaniora. Setiap kategori memiliki sub-bidang yang spesifik untuk memfasilitasi variasi topik penelitian yang dapat diambil oleh peserta. Berikut adalah penjelasan lebih detail mengenai sub-bidang lomba OPSI 2024 untuk SMA/sederajat:
1. Matematika, Sains, dan Teknologi:
- Matematika: Meliputi topik seperti Aljabar, Kalkulus, Algoritma, Geometri, Topologi, dan Trigonometri.
- Biologi: Termasuk dalamnya adalah Botani, Zoologi, dan Genetika.
- Kimia dan Teknik Kimia: Menyertakan bidang Kimia dan penerapannya dalam Teknik Kimia.
- Farmasi, Biomedis, dan Kesehatan: Melibatkan penelitian dalam Farmasi, Biomedis, serta topik Kesehatan terkait.
- Teknologi: Mencakup bidang Bioteknologi, Pangan, Peternakan, Pertanian, Perikanan, Kelautan, Lingkungan, dan inovasi teknologi lainnya.
2. Fisika Terapan dan Rekayasa:
- Rekayasa Informatika: Termasuk aplikasi komputer, peranti lunak, rekayasa grafis, serta teknologi informasi terkini.
- Rekayasa Mekanika: Melibatkan bidang Mekanika, Elektronika, Robotika, Mechatronics, Sistem Sensor Kontrol, serta Rekayasa Transportasi.
- Rekayasa Lingkungan: Fokus pada pengembangan solusi rekayasa untuk masalah lingkungan.
- Fisika, Geofisika, dan Geografi: Menyelidiki aspek fisika, geofisika, kebumian, astronomi, geografi, dan sumber energi.
- Sains Data dan Kecerdasan Buatan: Menggali potensi penggunaan data dan teknologi kecerdasan buatan dalam berbagai bidang ilmu.
3. Ilmu Sosial dan Humaniora:
- Ilmu Ekonomi dan Manajemen: Termasuk penelitian dalam bidang ekonomi, keuangan, manajemen, dan bisnis.
- Sosiologi dan Komunikasi: Meliputi aspek sosial, komunikasi, serta rekayasa sosial dan antropologi.
- Psikologi dan Pendidikan: Membahas topik psikologi, pendidikan, serta pengembangan sumber daya manusia.
- Seni, Budaya, dan Sejarah: Menggali pengetahuan tentang seni, budaya, sejarah, dan aspek kreatif lainnya.
- Bahasa dan Sastra: Menyertakan penelitian dalam bidang bahasa, sastra, dan kajian linguistik.
Dengan adanya variasi sub-bidang ini, OPSI 2024 memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengeksplorasi beragam topik penelitian sesuai minat dan keahlian mereka, serta memberikan kontribusi yang berarti dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia.
Terkini Lainnya
6 Meme Indonesia Lolos Olimpiade Paris 2024 Ini Bikin Senyum, Masih Ada Harapan
Sejarah Samudra Pasifik, Begini Karakteristik Samudra Terluas di Dunia
Kata Atletik Berasal dari Bahasa Apa? Simak Ulasan Berikut
Apa Itu OPSI?
Sejarah Singkat OPSI
Syarat OPSI 2024
Kategori Lomba OPSI 2024
1. Matematika, Sains, dan Teknologi:
2. Fisika Terapan dan Rekayasa:
3. Ilmu Sosial dan Humaniora:
Kategori Lomba OPSI 2024
OPSI Adalah
Opsi
Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia
Sejarah OPSI
Syarat OPSI
Hari Lahir Pancasila
Top 3 News: PSI Tegaskan Putusan MA Tak Ada Kaitannya dengan Kaesang Pangarep
MA Buka Suara Soal Putusan Kilat Perkara Batas Usia Calon Kepala Daerah
5 Pernyataan Megawati Sampaikan Amanat Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila di Ende NTT
Bamsoet Ingatkan Pesan Bung Karno di Hari Lahir Pancasila 1 Juni, Miliki Nilai Universal
VIDEO: Live Report: Peringatan Hari Lahir Pancasila, Upacara Bendera di Ende Dihadiri Megawati
Jokowi Peringati Hari Lahir Pancasila di Blok Rokan: Kita Ambil Kembali Aset Strategis Bangsa
BRI Liga 1
VIDEO: Persib Juara BRI Liga 1, Ribuan Bobotoh Tumpah Ruah di Jalan Protokol
Persib Bandung Juara, Pelaksanaan BRI Liga 1 2023/2024 Panen Pujian
Jadwal dan Hasil Championship Series BRI Liga 1 2023/2024: Siapa Rebut Gelar Juara?
David da Silva Gagal Kawinkan Gelar, Bojan Holdak Pelatih Terbaik BRI Liga 1 2023/2024
Hajar Madura United Kandang dan Tandang, Persib Bandung Juara BRI Liga 1 2023/2024
Dapatkan Link Live Streaming Final Championship Series BRI Liga 1 Madura United vs Persib Bandung, Segera Tayang di Vidio
Vina Cirebon
Praktisi Hukum Deolipa Yumara Minta Polisi Bebaskan Pegi Setiawan, Begini Alasannya
Polisi Gelar Prarekonstruksi Pembunuhan Vina, Kuasa Hukum Pegi Setiawan Kecewa Tidak Diberitahu
Jadi Tersangka Pembunuhan Vina Cirebon, Pegi Setiawan Bakal Ajukan Praperadilan
Kasus Vina Cirebon Dibuka Lagi, Hotman Paris Cium Indikasi Hanya untuk Menyenangkan Publik
Jadi Sasaran Hoaks Kasus Vina Cirebon, Wakapolda DIY Angkat Bicara
Keluh Kesah Hotman Paris Soal Kasus Vina Cirebon: Bukannya Makin Terang Malah Kabur dan Abu-abu!
Haji 2024
4 Amalan Penting yang Dianjurkan Sebelum Berangkat Haji
Menu Makanan untuk Jemaah Haji Lansia Disiapkan Khusus, Tekstur Lebih Lembut dan Tidak Pedas
Pernah Punya 2 Pintu, Ini Sejarah Pintu Ka'bah
5 Faktor yang Bikin Pneumonia Jadi Penyakit Paling Banyak Diidap Jemaah Haji
Tak Boleh Sembarangan, Ini Lafal Titip Salam untuk Rasulullah yang Benar
Embarkasi Surabaya Sudah Berangkatkan 24.840 Calon Haji ke Tanah Suci
TOPIK POPULER
Populer
10 Momen Barbie Kumalasari Nikah Lagi dengan Mantan Suami Kedua, Digelar Sederhana
7 Cara Nyeleneh Orang Ganti Ban Mobil dalam Keadaan Darurat Ini Kreatif Banget
7 Resep Tumis Terong Ungu Sederhana dan Praktis, Rasanya Bikin Nagih Sekeluarga
8 Potret Putri Patricia, Belum Nikah di Usia 44 Tahun Rencana Tinggal di Panti Jompo
10 Potret Raisa di Premier Film ‘Harta Tahta Raisa’, Memesona
Film ‘Vina: Sebelum 7 Hari’ Dilaporkan Ke Polisi, Begini Perkembangan Kasusnya
Cara Unik Orang Tua Bedakan Anak Kembar Identiknya, Warnai Kuku sampai Beri Label
7 Potret Donna Agnesia Ikut Kompetisi Voli di Tembagapura, Jadi Pengalaman Menarik
19 Manfaat Durian Bagi Kesehatan, Atasi Insomnia Hingga Cegah Penuaan Dini
Liga Champions
2 Rekor Dahsyat Dibuat Real Madrid Usai Juara Liga Champions 2023/2024
Real Madrid Juara Liga Champions, Vinicius Pecahkan Rekor Lionel Messi
Real Madrid Juara Liga Champions 2023/2024, Diwarnai Blunder Pemain Keturunan Indonesia
Saksikan Live Streaming Final Liga Champions 2023/2024 Borussia Dortmund vs Real Madrid, Segera Dimulai
Mengenang 6 Final Liga Champions Terbaik Sepanjang Masa, Laga Penuh Drama dan Momen Tidak Terlupakan
Link Live Streaming Final Liga Champions 2023/2024 Borussia Dortmund vs Real Madrid
Berita Terkini
Jampidsus Febrie Adriansyah Dilaporkan ke KPK, Kejagung: Laporan Salah Alamat
Inchcape Jalin Kemitraan dengan Petronas
Perangi Bullying, China Perintahkan Pemasangan CCTV di Tempat Tersembunyi di Sekolah
Tahun Ini Kemenkumham Bakal Bangun Kantor Imigrasi di Banyuwangi
Bertemu Pimpinan Daerah Sichuan, Puan Dorong Peningkatan Sister City RI-RRT
43 Negara Bertemu di Kalimantan Timur untuk Cegah Laju Perubahan Iklim Ekstrem
Ikut Iuran Tapera Baru Bisa KPR setelah Setahun, Simak Skemanya
Catat, 6 Tempat Makan Rawon Legendaris di Surabaya
Kilas Balik Piala Eropa 1992: Dinamit Denmark Ledakkan 2 Kekuatan Barat
7 Cara Nyeleneh Orang Ganti Ban Mobil dalam Keadaan Darurat Ini Kreatif Banget
Mengunjungi Telaga Saat di Puncak Bogor, Titik 0 Sungai Ciliwung
Jeje Govinda Tak Ikut Syahnaz Sadiqah Naik Haji, Jaga Anak-anak di Rumah
Imigrasi: Kebijakan Visa on Arrival Bakal Dievaluasi, Imbas Banyak WNA Overstay
Bosan dengan Gim Mainstream, Ini 10 Gim Indie Seru yang Bisa Dimainkan di Nintendo Switch
Kesaksian Bocah 9 Tahun Lihat Ayahnya Terbakar Hidup-Hidup Saat Israel Serang Rafah