uefau17.com

55 Quotes Soekarno Tentang Indonesia yang Kritis, Relate Sepanjang Masa - Hot

, Jakarta - Ir. Soekarno, sebagai Bapak Proklamator dan Presiden Pertama Indonesia, meninggalkan warisan berupa kata-kata kritis yang tetap relevan sepanjang masa. Dalam setiap ungkapannya, beliau tidak hanya menggugah semangat nasionalisme, tetapi juga memberikan pandangan kritis terhadap realitas Indonesia.

Kata-kata kritis Soekarno tentang Indonesia bukan sekadar pepesan kosong, melainkan pedoman berharga yang dapat meresap dari kalangan anak muda hingga pejabat negara.

Quotes Soekarno tentang Indonesia tidak hanya mencerminkan kepemimpinan beliau, tetapi juga menjadi cermin bagi generasi muda. Dalam setiap kalimatnya, Soekarno menekankan pentingnya keberanian dan semangat perjuangan untuk mencapai cita-cita bangsa. Beliau meyakini bahwa anak muda memiliki peran strategis dalam membangun dan menjaga Indonesia, serta bahwa kebebasan tanpa tanggung jawab adalah konsep yang harus dihindari.

Kata-kata kritis Soekarno juga mencerminkan pandangan tajamnya terhadap tata kelola negara.

Beliau menegaskan bahwa kemandirian Indonesia harus dijunjung tinggi, dan bahwa pemimpin negara memiliki tanggung jawab besar dalam melindungi kepentingan rakyat. Merenungkan quotes Soekarno tentang Indonesia, diharapkan para pejabat negara dapat mendapatkan inspirasi untuk menjalankan amanahnya dengan integritas dan dedikasi.

Berikut ulas quotes Soekarno tentang Indonesia yang dimaksudkan, Senin (22/1/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

1-15

  1. “Belajar tanpa berpikir itu tidaklah berguna, tapi berpikir tanpa belajar itu sangatlah berbahaya!”
  2. “Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia.”
  3. “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya.”
  4. “Laki-laki dan perempuan adalah sebagai dua sayapnya seekor burung. Jika dua sayap sama kuatnya, maka terbanglah burung itu sampai ke puncak yang setinggi-tingginya; jika patah satu dari pada dua sayap itu, maka tak dapatlah terbang burung itu sama sekali.”
  5. “Barangsiapa ingin mutiara, harus berani terjun di lautan yang dalam.”
  6. “Gantungkan cita-cita mu setinggi langit! Bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh, engkau akan jatuh di antara bintang-bintang.”
  7. “Jika kita memiliki keinginan yang kuat dari dalam hati, maka seluruh alam semesta akan bahu membahu mewujudkannya.”
  8. “Jadikan deritaku ini sebagai kesaksian bahwa kekuasaan seorang Presiden sekalipun ada batasnya. Karena kekuasaan yang langgeng hanya kekuasaan rakyat. Dan diatas segalanya adalah Kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.”
  9. “Aku lebih suka lukisan samudra yang gelombangnya menggebu-gebu daripada lukisan sawah yang adem ayem tentram.”
  10. “Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.”
  11. “Negeri ini, Republik Indonesia, bukanlah milik suatu golongan, bukan milik suatu agama, bukan milik suatu kelompok etnis, bukan juga milik suatu adat-istiadat tertentu, tapi milik kita semua dari Sabang sampai Merauke!”
  12. “Bangsa yang tidak percaya kepada kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa, tidak dapat berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka.”
  13. “Pemilihan umum jangan menjadi tempat pertempuran. Perjuangan kepartaian yang dapat memecah persatuan bangsa Indonesia.”
  14. “Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun.”
  15. “Seribu orang tua bisa bermimpi, satu orang pemuda bisa mengubah dunia.”

 

3 dari 6 halaman

16-30

  1. “Aku tidak mengatakan, bahwa aku menciptakan Pancasila. Apa yang kukerjakan hanyalah menggali jauh ke dalam bumi kami, tradisi-tradisi kami sendiri, dan aku menemukan lima butir mutiara yang indah.”
  2. “Kalau pemuda sudah berumur 21-22 tahun sama sekali tidak berjuang, tak bercita-cita, tak bergiat untuk tanah air dan bangsa, pemuda begini baiknya digunduli saja kepalanya.”
  3. “Aku ini bukan apa-apa kalau tanpa rakyat. Aku besar karena rakyat, berjuang karena rakyat, dan aku penyambung lidah rakyat.”
  4. “Kita belum hidup dalam sinar bulan purnama, kita masih hidup dimasa pancaroba. Jadi tetaplah bersemangat elang rajawali.”
  5. “Bangunlah suatu dunia dimana semua bangsanya hidup dalam damai dan persaudaraan.”
  6. “Kita bangsa besar, kita bukan bangsa tempe. Kita tidak akan mengemis, kita tidak akan minta-minta, apalagi jika bantuan-bantuan itu diembel-embeli dengan syarat ini syarat itu! Lebih baik makan gaplek tetapi merdeka, daripada makan bestik tapi budak.”
  7. “Aku tinggalkan Kekayaan alam Indonesia, biar semua negara besar dunia iri dengan Indonesia, dan aku tinggalkan hingga bangsa Indonesia sendiri yang mengolahnya.”
  8. “Berikan aku sepuluh pemuda, akan ku goncangkan dunia.”
  9. “Dalam pidatoku, "Sekali Merdeka tetap Merdeka"! Kucetus semboyan: "Kita cinta damai, tetapi kita lebih cinta KEMERDEKAAN".”
  10. “Saatnya telah tiba untuk meyakinkan dunia bahwa aku bukan boneka Jepang.”
  11. “Rakyat padang pasir bisa hidup, masa kita tidak bisa hidup!”
  12. “Berilah aku semilyun orang tua, maka aku akan sanggup memindahkan gunung Merapi dari tempatnya; dan berilah aku sepuluh pemuda yang bersemangat besar, niscaya aku akan sanggup menggemparkan dunia.”
  13. “Entah bagaimana tercapainya persatuan itu, entah bagaimana rupanya persatuan itu, akan tetapi kapal yang membawa kita ke Indonesia Merdeka itulah Kapal Persatuan adanya.”
  14. “Janganlah melihat ke masa depan dengan mata buta. Masa yang lampau sangat berguna sebagai kaca benggala daripada masa yang akan datang.”
  15. “Engkau telah sering mendengar mengenai diriku, bahwa aku ini sejak umur 16 tahun telah mencemplungkan diri dalam gerakan untuk tanah air, bangsa, dan cita-cita.”
4 dari 6 halaman

31-40

  1. "Bangunlah suatu dunia di mana semua bangsanya hidup dalam damai dan persaudaraan."
  2. "Rakyat padang pasir bisa hidup, masa kita tidak bisa hidup?"
  3. "Tulislah tentang aku dengan tinta hitam atau tinta putihmu. Biarlah sejarah membaca dan menjawabnya."
  4. "Kita belum hidup dalam sinar bulan purnama, kita masih hidup di masa pancaroba. Tetaplah bersemangat elang rajawali."
  5. "Hanya bangsa yang berani mengambil nasib dalam tangan sendiri akan dapat berdiri dengan kuat."
  6. "Kemerdekaan hanya didapat dan dimiliki oleh bangsa yang jiwanya berkobar-kobar dengan tekad. Merdeka, merdeka atau mati!"
  7. "Bangsa adalah segerombolan manusia yang keras. Ia punya keinginan bersatu dan mempunyai persamaan watak yang berdiam di atas satu geopolitik yang nyata satu persatuan."
  8. "Cita-cita persatuan Indonesia itu bukan omong kosong, tetapi benar-benar didukung oleh kekuatan-kekuatan yang timbul pada akar sejarah bangsa kita sendiri."
  9. "Entah bagaimana tercapainya persatuan itu, entah bagaimana rupanya persatuan itu, akan tetapi kapal yang membawa kita ke Indonesia Merdeka itulah Kapal Persatuan adanya."
  10. “Itulah konsep nasionalisme yang didirikan Indonesia. Bukan orang Jawa, bukan orang Sumatera, bukan orang Kalimantan, Sulawesi, Bali atau lainnya, tapi orang Indonesia, yang bersama-sama menjadi fondasi satu kesatuan nasional.”

 

5 dari 6 halaman

41-48

  1. “Kita hidup dalam dunia ketakutan. Kehidupan manusia saat ini berkarat dan terasa pahit karena ketakutan akan masa depan, takut akan bom hidrogen, takut akan ideologi. Mungkin ketakutan ini adalah bahaya yang lebih besar daripada bahaya itu sendiri, karena ketakutanlah yang mendorong manusia untuk bertindak bodoh untuk bertindak tanpa berpikir, untuk bertindak berbahaya.”
  2. “Lakukan kebaikan untuk orang lain, bahkan ketika mereka tidak melakukan kebaikan bagi Anda; orang lain tentu akan berbuat baik kepada Anda. Jika masih ada rasa malu dan takut di hati seseorang untuk berbuat baik, pasti tidak akan ada kemajuan sama sekali.”
  3. “Jadikan deritaku ini sebagai kesaksian bahwa kekuasaan seorang Presiden sekalipun ada batasnya. Karena kekuasaan yang langgeng hanya kekuasaan rakyat. Dan diatas segalanya adalah Kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.”
  4. “Saya terpesona oleh revolusi. Saya benar-benar terserap olehnya. Saya gila, terobsesi oleh romantisme… Revolusi melonjak, berkedip, guntur hampir di setiap penjuru bumi… Saudara-saudara, teruslah mengipasi kobaran api (tetap semangat)… Mari kita menjadi kayu bakar yang memberi makan api (semangat) revolusi.”
  5. “Revolusi hanya benar-benar revolusi jika ini adalah perjuangan terus-menerus – bukan hanya perjuangan eksternal melawan musuh, tapi perjuangan batin, berjuang dan menundukkan semua aspek negatif yang menghambat atau merusak jalannya revolusi. Dalam pencerahan ini, revolusi adalah … sebuah simfoni kemenangan atas musuh dan diri sendiri.”
  6. “Bebek berjalan berbondong-bondong, akan tetapi burung elang terbang sendirian.”
  7. "Suatu bangsa hanyalah menjadi kuat kalau patriotismenya meliputi patriotisme ekonomi. Ini memang jalan yang benar ke arah kekuatan bangsa, jalan yang jujur, jalan yang tepat."
  8. "Merdeka hanyalah sebuah jembatan, walaupun jembatan emas. Di seberang jembatan itu jalan pecah dua: satu ke dunia sama rata sama rasa, satu ke dunia sama ratap sama tangis!"
6 dari 6 halaman

49-55

  1. “Jadikan deritaku ini sebagai kesaksian bahwa kekuasaan seorang Presiden sekalipun ada batasnya. Karena kekuasaan yang langgeng hanya kekuasaan rakyat. Dan diatas segalanya adalah Kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.”
  2. Kalau kita tidak bisa menyelenggarakan sandang, pangan di tanah air yang kaya ini, maka sebenarnya kita sendiri yang tolol, kita sendiri yang maha tolol.
  3. Dari sudut positif kita tidak bisa membangunkan kultur kepribadian kita dengan sebaik-baiknya kalau tidak ada rasa kebangsaaan yang sehat.
  4. Bangsa yang terdiri dari kaum buruh belaka dan menjadi buruh antara bangsa-bangsa. Tuan-tuan hakim itu bukan nyaman. Tidaklah karenanya wajib tiap-tiap nasional mencegah keadaan itu dengan seberat-beratnya?
  5. Apa yang sudah disepakati secara politik, jangan pernah diperdebatkan secara estetis.
  6. "Apakah kelemahan kita: Kelemahan kita ialah, kita kurang percaya diri kita sebagai bangsa, sehingga kita menjadi bangsa penjiplak luar negeri, kurang mempercayai satu sama lain, padahal kita ini asalnya adalah Rakyat Gotong Royong."
  7. "Bukanlah pion-pion yang di atas papan catur yang tuan-tuan hadapi. Yang tuan-tuan hadapi adalah manusia, impian-impian manusia, cita-cita manusia dan hari depan manusia."

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat