, Jakarta Artificial intelligence atau kecerdasan buatan telah berkembang dengan pesat. Menurut Britanica, artificial intelligence merupakan sebuah simulasi proses kecerdasan manusia yang diterapkan pada mesin, terutama pada sistem komputer.
Kini, artificial intelligence telah mengisi banyak sektor kehidupan sekaligus pekerjaan manusia. Bahkan, AI telah digunakan dalam beberapa bidang, seperti pendidikan, perdagangan, layanan keuangan, telekomunikasi, energi, hingga penerbangan.
Baca Juga
Namun, penggunaan artificial intelligence yang paling signifikan dan berpotensi mengubah industri secara revolusioner adalah di bidang kesehatan, khususnya penyakit kanker.
Advertisement
Pasalnya, artificial intelligence telah digunakan untuk membantu pengambilan keputusan klinis untuk diagnosis dan skrining kanker, memproses data medis, dan deteksi dini kanker dengan strategi pembelajaran mendalam.
AI Bisa Tingkatkan Deteksi Nodul Paru-Paru
Dilansir dari Healthline, sebuah studi yang diterbitkan di jurnal Radiology dengan judul "AI Improves Nodule Detection on Chest Radiographs in a Health Screening Population: A Randomized Controlled Trial" mengamati efek perangkat lunak berbasis AI dalam praktek klinis onkologi di dunia nyata.
Dalam jurnal tersebut, para peneliti mengungkapkan bahwa kecerdasan buatan secara signifikan meningkatkan deteksi nodul paru-paru pada rontgen dada.
Seperti diketahui, nodul paru-paru merupakan pertumbuhan abnormal yang terbentuk di paru-paru. Secara umum, nodul tersebut terbentuk dari infeksi paru-paru sebelumnya.
Akan tetapi, dalam kasus yang jarang terjadi, hal itu bisa menjadi tanda kanker paru-paru. Salah satu metode skrining umum yang digunakan untuk mengidentifikasi nodul paru adalah rontgen dada.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
AI dan Diagnosis Kanker
![20160205-Kanker Paru Paru-iStockphoto](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/1BATteGq-cEB9Y6kv1cJ38UMSqg=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/1133099/original/018745100_1454665939-20160205-Kanker-Paru-Paru-iStockphoto-4.jpg)
Salah satu peneliti dalam jurnal tersebut sekaligus profesor di Departemen Radiologi Rumah Sakit Universitas Seoul Jin Mo Goo mengungkapkan bahwa kecerdasan buatan dapat menjadi alat yang ampuh untuk membantu mengidentifikasi nodul paru-paru, terutama saat ahli radiologi mengalami volume kasus yang tinggi.
“Deteksi kanker pada stadium dini merupakan isu krusial. Karena banyak tumor padat dapat diidentifikasi dalam studi pencitraan, deteksi potensi kanker dini seperti nodul paru-paru pada kanker paru-paru, lebih efektif dan itu merupakan langkah pertama dalam meningkatkan hasil pasien kanker,” katanya.
Studi yang diterbitkan oleh jurnal Radiology tersebut melibatkan 10.476 orang dengan usia rata-rata 59 tahun yang telah menjalani rontgen dada di pusat pemeriksaan kesehatan antara Juni 2020 dan Desember 2021.
Peserta menyelesaikan kuesioner kesehatan yang dilaporkan sendiri untuk mengidentifikasi karakteristik dasar seperti usia, jenis kelamin, status merokok, dan riwayat kanker paru-paru sebelumnya.
Dalam penelitian tersebut, peserta secara acak dibagi menjadi dua kelompok, yakni AI atau non-AI.
AI VS Non-AI
Hasil rontgen kelompok pertama dianalisis oleh ahli radiologi dibantu artificial intelligence sedangkan rontgen kelompok kedua diinterpretasikan tanpa hasil artificial intelligence.
Nodul padat dengan diameter lebih besar dari 8 milimeter atau nodul sub padat dengan bagian padat lebih besar dari 6 milimeter diidentifikasi dapat ditindaklanjuti, artinya nodul memerlukan tindak lanjut berdasarkan kriteria skrining kanker paru-paru.
Nodul paru-paru diidentifikasi pada 2 persen dari peserta. Hal itu menunjukkan bahwa tingkat deteksi nodul paru yang dapat ditindaklanjuti pada rontgen dada lebih tinggi ketika dibantu oleh AI (0,59 persen) dibandingkan tanpa bantuan AI (0,25 persen).
Para peneliti juga melaporkan bahwa usia yang lebih tua dan riwayat kanker paru-paru dikaitkan dengan laporan positif, karakteristik kesehatan ini dan lainnya tidak berdampak pada kemanjuran sistem artificial intelligence.
Hal tersebut menunjukkan bahwa artificial intelligence dapat bekerja secara konsisten di seluruh populasi yang berbeda, bahkan untuk mereka yang memiliki penyakit paru-paru atau pasca operasi.
Advertisement
Mengenali Penyakit Paru-Paru Lebih Dini
![Kasus Kanker Paru-paru Meningkat, Kelompok Berisiko Tinggi Disarankan Skrining Sejak Dini](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/zK__mnZyGcYf5kG_ZDoqRkp5lps=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3927855/original/036570000_1644343137-pexels-anna-shvets-4226124.jpg)
Goo juga mengatakan bahwa dalam penelitian tersebut telah memberikan bukti kuat kalau artificial Intelligence dapat membantu dalam menginterpretasikan radiografi dada.
Hal itu dapat berkontribusi dalam mengidentifikasi penyakit dada, terutama kanker paru-paru, secara lebih efektif dan pada tahap awal.
Skrining kanker berbasis pencitraan adalah pekerjaan yang membosankan karena prevalensi kanker biasanya rendah pada populasi skrining.
“Nilai deteksi dan diagnosis dengan bantuan komputer telah diselidiki untuk mengurangi kanker yang tidak terdeteksi selama beberapa dekade,” kata Goo.
"Pengenalan teknologi pembelajaran mendalam baru-baru ini dapat meningkatkan kinerja teknik pembelajaran mesin tradisional, tidak hanya dalam mengidentifikasi lesi tetapi juga dalam mengukur dan mengkarakterisasi lesi,” tambahnya.
Respon Beberapa Pihak
Chief Executive Officer dan Board Director di Dotmatics Thomas Swalla menegaskan bahwa perusahaannya yang terdiri dari 850 ilmuwan yang berfokus pada penerapan artificial intelligence di berbagai platform tidak terlibat dalam penelitian tersebut.
Ia mengatakan bahwa temuan tersebut hanyalah contoh lain dari apa yang dapat dilakukan artificial intelligence di industri kesehatan, terutama kanker.
“Dampak AI pada kanker ada dua. Dengan menggunakan AI, biayanya lebih murah untuk menemukan terapi baru dan memungkinkan akses perawatan yang lebih besar,” kata Swalla.
“Penggunaan AI akan menurunkan biaya perawatan kesehatan bagi konsumen. Dan itu akan mengarah pada lebih banyak penemuan kanker serta penyakit langka, yang secara historis tidak memiliki model bisnis yang sukses," tambahnya.
Era Baru Telah Dimulai
Pendiri Atossa Therapeutics Dr. Steven Quay mengungkapkan bahwa era baru artificial intelligence dalam onkologi baru saja dimulai.
“Kami sekarang melihat titik di mana AI dapat bermitra dengan penelitian untuk mengembangkan terapi kanker baru serta modalitas pengobatan,” katanya.
“Saya pikir AI akan segera memimpin dalam perawatan kanker," tambahnya.
Quay juga mengatakan terdapat cara baru untuk menggunakan artificial intelligence pada kanker, yaitu dengan membiarkannya bekerja melawan dirinya sendiri.
“Anda menyediakan kumpulan data dan membiarkannya bekerja dan belajar dari itu. Prosesnya kemudian melampaui pengetahuan manusia yang diciptakannya," jelasnya.
"Ini bekerja dengan cara yang tidak diprediksi oleh manusia dan itulah kreativitas. AI juga memiliki peran utama sekarang dalam penelitian kanker pada tingkat dasar," tambah Quay.
(*)
Terkini Lainnya
Poco Boyong Flagship Poco F6 ke Indonesia, Harga Mulai Rp 4,8 Jutaan
Avanade dan Accenture Raih Penghargaan Transformasi AI
Memanfaatkan Kecerdasan Buatan dalam Membantu Kinerja Jurnalis
AI Bisa Tingkatkan Deteksi Nodul Paru-Paru
AI dan Diagnosis Kanker
AI VS Non-AI
Mengenali Penyakit Paru-Paru Lebih Dini
Respon Beberapa Pihak
Era Baru Telah Dimulai
Kanker Paru-paru
Artificial Intelligence
Kecerdasan Buatan
Initiative Content
copywriter
Rekomendasi
Avanade dan Accenture Raih Penghargaan Transformasi AI
Memanfaatkan Kecerdasan Buatan dalam Membantu Kinerja Jurnalis
Google Siapkan Chatbot AI Selebriti dan Influencer, Tawarkan Percakapan Lebih Pribadi
Riset: AI Bisa Bantu Kamu Bersaing di Lingkungan Kerja
Google Tambahkan Fitur AI Gemini di Gmail
Mengenal dan Bermain Bersama Robot di Robopark Indonesia
Riset Salesforce Ungkap Makin Banyak Layanan Pelanggan yang Memanfaatkan AI
Snapdragon 8s Gen 3 Bikin Poco F6 Punya Performa AI Ekstrem
Copa America 2024
Reaksi Lionel Messi Gagal Penalti di Duel Argentina Vs Ekuador
Hasil Copa America 2024: Argentina Susah Payah Tundukkan Ekuador Lewat Adu Penalti
Hasil Copa America 2024: Lionel Messi Gagal Cetak Gol, Argentina Lolos ke Semifinal Lewat Adu Penalti Singkirkan Ekuador
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Saksikan Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Ekuador, Baru Dimulai
Ketua KPU
Tak Cuma Gaji Puluhan Juta, Hasyim Asy'ari Dapat Sederet Fasilitas Ini Saat jadi Ketua KPU
Megawati Kecewa Kasus Ketua KPU Hasyim Asy'ari: Kok Begitu Ya, Pusing Saya
Infografis DKPP Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari Terkait Tindak Asusila
Top 3 News: Ketua KPU Hasyim Asy'ari Beri Fasilitas Korban Asusila Apartemen di Jaksel dan Uang Perbulan
Skandal Asusila eks-Ketua KPU, Apakah Dosa Zina Bisa Diampuni Allah? Buya Yahya Bilang Begini
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Peluang PDIP Usung Bobby Nasution di Pilgub Sumut, Puan: Belum Ada Keputusan, Tapi Bisa Jadi
Pengamat Nilai Sinyal Dukungan Gerindra Perkuat Posisi Eman Suherman Maju Pilkada Majalengka 2024
Organisasi Sayap Gerindra PP Satria Dukung Marshel Widianto Jadi Calon Wakil Wali Kota Tangsel 2024
Puan Respons Wacana Duet Anies-Andika di Pilkada Jakarta 2024: Menarik
TOPIK POPULER
Populer
Proses Pengobatan Panjang, Anak dengan Kanker Rentan Alami Masalah Psikososial
Malu untuk Menangis? Ini 3 Bahaya Menahan untuk Meluapkan Emosi
7 Tips Mencegah dan Meringankan Nyeri Otot
Terbangun Tengah Malam dengan Kondisi Lapar, Ini 8 Makanan yang Bisa Dikonsumsi Tanpa Khawatir Berat Badan Naik
Keajaiban Tak Terduga Pecel Lele di Balik IPK Sempurna 4.0 Naufal Clash of Champions
Ancaman Serius yang Perlu Diwaspadai, Bagaimana Cara Mendeteksi Kanker Paru-paru?
Bagaimana Cara Membayar Utang Jika yang Diutangi Sudah Meninggal atau Sulit Ditemui? Simak di Sini!
Pantau Tinggi Badan Anak di Sekolah, Dokter: Penting untuk Deteksi dan Intervensi Masalah Psikososial
Potret Pabrik Susu Frisian Flag Terbesar di Cikarang, Mampu Proses 400 Ribu Kg Susu per Hari
Dokter Ini Ungkap Rahasia untuk Jaga Stamina Pria Dewasa
Euro 2024
Prancis Vs Portugal 8 Besar Euro 2024: Les Bleus Siap Tampil Garang
Prediksi Euro 2024 Portugal vs Prancis: Adu Ketajaman Cristiano Ronaldo dan Kylian Mbappe
Putusan Jude Bellingham Terungkap, Inggris Pertimbangkan Perubahan Radikal di Perempat Final Euro 2024
Spanyol Vs Jerman: Der Panzer Manfaatkan Status Tuan Rumah
Timnas Spanyol Percaya Diri Jelang Duel Perempat Final Euro
Berita Terkini
Aktor Bollywood Raama Mehra Ditangkap Usai Selundupkan Hewan Dilindungi
Potret Cathy Sharon Ajak Anak Liburan di Amerika, Penampilan Curi Perhatian
Aturan Zulkifli Hasan Ini Diklaim Bikin Kabur Pembeli Barang Branded ke Malaysia
Kaesang Pangarep Blusukan di Tanjung Priok
Ngeri, Pria Ini Alami Gangguan Penglihatan Usai Disengat Lebah di Bola Mata
BNI Incar Pertumbuhan DPK 10% di 2024, Ini Caranya
Bersenggolan di Jalan, 2 Pengemudi Sedan Dikeroyok Rombongan Pengajian di Sukabumi
4 Cara Download Video CapCut No Watermark dengan Mudah, Begini Tahapannya
Istri di AS Tega Racuni Suami, Alasannya Merasa Tak Dihargai
INSW Jadi Transformasi Digital Layanan Ekspor-Impor dan Logistik
Jangan Lakukan 4 Kemaksiatan Ini, Azab Kubur Menanti Anda!
Ragam Hoaks Foto Terbaru, Simak Daftarnya