uefau17.com

Cegah Penyebaran COVID-19, Dokter Paru Sarankan Kampanye Pilkada Pakai Zoom - Health

, Jakarta Proses Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tahun 2020 dikhawatirkan menjadi salah satu klaster yang berpotensi menularkan COVID-19 mengingat kegiatan ini diselenggarakan masih di masa pandemi.

Dokter spesialis paru dan Ketua Pokja Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Erlina Burhan mengatakan bahwa secara umum, interaksi orang banyak menimbulkan potensi penularan COVID-19.

"Sekarang bagaimana kalau pilkada ini juga menyesuaikan dengan Adaptasi Kebiasaan Baru atau kehidupan baru," kata Erlina dalam konferensi pers secara virtual pada Selasa kemarin, ditulis Rabu (9/9/2020).

Erlina menyarankan agar proses pelaksanaan kampanye pilkada bisa dilakukan lewat metode daring via aplikasi seperti Zoom.

"Jadi orang (diminta) tidak berkumpul, karena berkumpul itu orang cenderung untuk berinteraksi, berdekatan, dan ini ada potensi penularan (COVID-19)," tambah dokter yang berpraktik di Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan, Jakarta ini.

Saksikan juga Video Menarik Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pemilihan dengan Metode Lain

"Kalau pilkada ini masih didahului dengan kampanye yang mengumpulkan orang banyak, maka bersiap-siaplah akan terjadi banyak klaster-klaster pilkada."

"Oleh sebab itu, PDPI menyarankan agar tidak ada kampanye yang mengerahkan orang banyak, berkumpul di satu tempat. Jadi kalau pun kampanye seperti (pakai) Zoom ini, itu lebih aman."

Selain kampanye, Erlina juga menyarankan metode pemilihan alternatif yang tidak mengharuskan orang untuk berkumpul di satu tempat.

"Bagaimana kalau memilihnya seperti kita memilih ketua dengan virtual, dengan memasukkan pilihan kita secara elektronik, saya tidak tahu apakah itu mungkin," katanya. 

 

Sebelumnya, pada Senin pekan ini, Presiden Joko Widodo juga mengingatkan agar jajarannya mewaspada penyebaran COVID-19 tidak hanya di lingkungan kantor dan keluarga saja, tetapi juga pelaksanaan pilkada.

"Hati-hati, ini perlu saya sampaikan. Hati-hati yang namanya klaster kantor. Yang kedua, klaster keluarga, hati-hati. Yang terakhir, juga klaster Pilkada. Hati-hati ini, agar ini selalu diingatkan," kata Jokowi.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat