uefau17.com

BTS Terlalu Dijadikan Alat Berdiplomasi Pemeritah Korea Selatan? Ini Kata Pengamat - Global

, Jakarta - Wajib militer atau wamil adalah agenda wajib yang harus dilaksanakan seluruh laki-laki berkewarganegaraan Korea Selatan sebelum mereka berusia tiga puluh tahun.

Semua laki-laki Korea Selatan (Korsel) wajib melakukannya kecuali mereka yang mendapatkan pengecualian dan kebebasan untuk tidak melakukan wajib militer dari pemerintah.

Tak terkecuali dengan Kim Seokjin atau kerap disebut Jin BTS. Anggota tertua dari BTS ini resmi mendaftarkan diri dalam wajib militer pada Selasa, 13 Desember 2022.

Meskipun telah mengalami banyak perdebatan dan perbincangan apakah pemerintah Korea Selatan akan memberikan kebebasan untuk tidak melakukan wajib militer pada member BTS atau tidak.

Kemudian mereka juga telah mendapatkan kesempatan untuk menunda pendaftaran wajib militer, para anggota BTS memutuskan untuk melakukan wajib militer dengan Jin sebagai anggota pertama.

Tak hanya wajib militer yang jadi kontroversi. Ada pula suara-suara yang menyebut bahwa pemerintah Korea Selatan terlalu memanfaatkan kepopuleran BTS sebagai alat diplomasi ke negara lain. Ujung-ujungnya, dianggap bisa mempengaruhi indenpendensi BTS sebagai musisi.

Menanggapi hal ini, Profesor di International Studies at Korea University, Andrew Kim menyatakan bahwa ada kesalahpahaman dari suara-suara yang menanggap hal itu benar.

"Saya pikir ada kesalahpahaman bahwa Pemerintah Korea Selatan entah bagaimana ikut campur dalam kebebasan berkreasi artis," ujar Profesor Andrew Kim pada workshop keenam Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea Batch 2 yang diselenggarakan oleh Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) bersama Korea Foundation, Senin (5/12/2022).

"Yakinlah, yang dilakukan pemerintah Korea adalah benar-benar mencipta lingkungan serta memberikan kesempatan agar artis Korea, pembuat konten budaya Korea, memiliki sumber daya keuangan untuk membuat konten budaya," ujar Profesor Andrew Kim.

Ia menegaskan lagi bahwa pemerintah Korsel tidak mengintervensi, memengaruhi kebebasan artistik atau apa pun yang sedang dibuat.

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pemerintah Korsel Beri Medali Khusus Rayakan 10 Tahun Anniversary BTS

Perusahaan milik pemerintah Korea Selatan, Korea Minting and Security Corporation, mengumumkan bahwa mereka bekerja sama dengan HYBE akan mempersembahkan medali di 10 tahun Anniversary BTS. 

Official Commemorative Medal yang akan dipersembahkan untuk 10 tahun debut Anniversary BTS telah dipersiapkan selama satu tahun terakhir.  

Mengutip Naver, medali peringatan ini akan diproduksi dengan menggabungkan teknologi manufaktur kelas dunia Korea Minting Corporation dengan desain yang sangat artistik.

Perusahaan milik pemerintah yang bertanggung jawab untuk memproduksi dan mencetak mata uang Korea Selatan, Korea Minting, Security Printing & ID Card Operating Corporation, itu pada 12 Maret 2018 lalu diketahui pertama kali mencetak medali untuk 9 member EXO atas pencapaian EXO di Hallyu Wave. 

Perusahaan ini sebelumnya juga telah merilis medali peringatan untuk menghormati tokoh sejarah dan landmark budaya Korea Selatan, serta koin peringatan untuk merayakan Olimpiade Musim Dingin PyeongChang 2018. 

Tahun ini, mereka merilis medali untuk BTS yang di desain dengan logo BTS dan angka 10. Kemudian tahun depan, medali peringatan kedua akan dirilis dengan motif potret masing-masing anggota.

“BTS berkembang sebagai superstar yang takan tergantikan di Korean Wave dan memiliki pengaruh budaya dan ekonomi global,” kata Korea Mint Corporation. 

Medali peringatan pertama akan dirilis melalui pusat perbelanjaan Korea Mint Corporation dan SNS resmi HYBE.

“Ini lebih bermakna dari apa pun untuk mempromosikan bisnis medali peringatan resmi bersama HYBE dalam perayaan ke-10 debut BTS,” kata presiden Korea Mint Corporation, Bang Jang Sang.

3 dari 4 halaman

Seputar Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea

Tahun ini, Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) bersama Korea Foundation kembali menyelenggarakan Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea Batch 2, setelah sukses di tahun sebelumnya.

Program ini merupakan wadah bagi jurnalis profesional di Indonesia untuk mendapatkan wawasan yang lebih mendalam tentang hubungan Indonesia-Korea yang masih kurang terjamah karena keterbatasan akses informasi.

Pada pembukaan dan workshop pertama Founder and Chairman of FPCI, Dino Patti Djalal menyampaikan sambutannya secara virtual.

Dino Patti Djalal menyambut ke-15 jurnalis terpilih dalam program tahun ini.

"Program ini terselenggara atas kerja sama FPCI bersama Korea Foundation. Tujuan utama program ini adalah membangun kemitraan strategis antara Indonesia-Korea lewat level people to people," kata Dino Patti Djalal, Jumat (26/8/2022).

"Indonesia dan Korea punya potensi luar biasa dan hubungan dekat. Ini jadi kesempatan luar biasa bagi jurnalis Indonesia tahu lebih dalam soal Korea. Ini akan jadi program yang menyenangkan. Nantinya para jurnalis akan mengunjungi Korea, dan peserta tahun sebelumnya telah mengunjungi Korea Selatan."

"Sekali lagi saya ucapkan selamat kepada jurnalis yang terpilih," ujar Dino Patti Djalal.

4 dari 4 halaman

Kehadiran Korea Foundation

Turut membuka Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea Batch 2, hadir pula Director of Korea Foundation Jakarta Office, Choi Hyunsoo.

"Korea Foundation Jakarta Office selalu mempromosikan pertukaran kerja sama antara Korea dan Indonesia. Sejak 1963, hubungan Indonesia dan Korea Selatan selalu tumbuh dari berbagai bidang," kata Choi Hyunsoo.

"Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea dibentuk bagi mempererat hubungan kedua negara. Melalui sejumlah workshop dan menulis artikel dari paparan narasumber. Saya berharap ini menciptakan pemahaman bagi warga kedua ngeara."

Pada tahun 2022, program ini memilih 15 jurnalis terpilih untuk berpartisipasi dalam program peningkatan kapasitas.

Jurnalis akan mengikuti serangkaian workshop di Jakarta di mana mereka akan memiliki kesempatan untuk terlibat dalam diskusi mendalam dengan para ahli, pembuat kebijakan, dan praktisi Indonesia dan Korea Selatan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat