, Berlin - Selama miliaran tahun, Bumi berputar ke arah yang sama: timur, atau jika dilihat dari Kutub Utara, melawan arah jarum jam. Lantas, apa yang akan terjadi jika planet manusia tiba-tiba mengubah arah rotasinya?
Yang jelas, akibatnya bakal drastis. Berdasarkan simulasi komputer yang dipresentasikan di hadapan European Geosciences Union General Assembly di Austria, wilayah Amerika Utara akan menjelma jadi gurun.
Sementara, gundukan pasir kering raksasa akan menggantikan hamparan hutan hujan Amazon di Amerika Selatan. Sebaliknya, lanskap hijau pepohonan subur akan berkembang dari Afrika Tengah ke Timur Tengah.
Advertisement
Baca Juga
Tak hanya itu yang digambarkan dalam simulasi. Musim dingin yang beku juga akan melanda Eropa Tengah. Cyanobacteria, kelompok bakteria yang memproduksi oksigen lewat fotosintesis, akan berkembang pada level yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Atlantic Meridional Overturning Circulation (AMOC) atau sistem arus di Samudra Atlantik --yang merupakan komponen penting dari sistem iklim bumi-- akan lenyap. Sebagai gantinya, hal serupa akan muncul di Samudra Pasifik.
Sudah jadi pengetahuan umum, Bumi melakukan dua gerakan sekaligus, berevolusi atau mengelilingi matahari, dan berotasi penuh pada sumbunya, dari Kutub Utara ke Selatan, setiap 24 jam, dengan kecepatan putaran mencapai 1.670 km/jam jika diukur di ekuator atau katulistiwa.
Saat Bumi berotasi, momentum daya dorong dan tariknya membentuk arus di lautan, yang bersama aliran angin di atmosfer, menghasilkan berbagai pola iklim di seluruh dunia.
Pola-pola tersebut membawa curah hujan yang melimpah ke hutan lembab atau mengalihkan kelembaban dari lahan yang kering.
Retrograde
Untuk mempelajari bagaimana pengaruh rotasi Bumi terhadap sistem iklim, para ilmuwan membuat permodelan secara digital yang menunjukkan Bumi yang berputar seara berlawanan, searah jarum jam, atau arah yang dikenal sebagai retrograde, demikian menurut Florian Ziemen, salah satu pembuat simulasi sekaligus peneliti di Max Planck Institute for Meteorology di Jerman.
"Rotasi Bumi yang berbalik mempertahankan semua karakteristik topogafi seperti ukuran, bentuk, serta posisi benua dan samudra. Namun, menciptakan kondisi yang berbeda sepenuhnya terkait interaksi antara sirkulasi dan topografi," kata Ziemen kepada situs sains Live Science, Kamis (26/4/2018).
Atau dengan kata lain, rotasi yang berubah arah memungkinkan arus laut dan angin berinteraksi dengan benua (daratan) dengan cara yang berbeda -- memicu kondisi iklim baru.
Untuk mensimulasi apa yang terjadi jika Bumi berputar ke arah berlawanan -- retrogade bukan progade -- para ilmuwan menggunakan Max Planck Institute Earth System Model untuk mengubah hubungan Bumi dengan matahari, membalikkan efek Coriolis atau kekuatan tak terlihat yang mendorong objek bergerak memutar di atas permukaan planet.
Beginilah perbandingan ukuran benda-benda angkasa dibandingkan dengan sejumlah benda planet di tata surya.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Gurun Sahara yang Hijau
![Perjuangan Peserta Marathon des Sables di Tengah Gurun Sahara](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/S96GgIK_ZHpRT2W1hdSgKtalhBg=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/2103639/original/079457300_1524196759-20180420-Maraton-Maroko-AP2.jpg)
Kemudian, berdasarkan simulasi, para ahli mengobservasi perubahan dalam sistem iklim, yang terjadi dalam kurun waktu beberapa ribu tahun.
Bisa disimpulkan bahwa para ilmuwan menemukan, Bumi yang berubah arah rotasi adalah planet yang lebih hijau. Luasan gurun bakal menyusut dari 42 juta kilometer persegi menjadi hanya 31 juta km persegi.
Rerumputan akan menutupi setengah area bekas gurun, separuhnya lagi akan ditumbuhi tanaman berkayu.
Sementara, gurun akan muncul di bagian tenggara AS, Brasil selatan, Argentina, dan China bagian utara.
Perubahan rotasi juga membalik pola angin global, membawa perubahan suhu di wilayah subtropis dan garis bujur (meridian) Bumi. Zona barat kontinen akan mendingin, sementara bagian timur kian hangat. Musim dingin kian beku di Eropa barat laut.
Arus laut juga berubah arah, menghangatkan batas timur laut dan mendinginkan sisi baratnya.
Dalam simulasi, AMOC menghilang dari Samudra Atlantik, namun sistem arus yang sama dan lebih kuat muncul di Pasifik, membawa panas ke perairan Rusia timur.
Arus laut yang berubah di Samudra Hindia juga memungkinkan cyanobacteria mendominasi wilayah tersebut, dalam level yang tidak pernah dicapai ketika Bumi berotasi saat ini.
Namun bagi Ziemen, perubahan pada Gurun Sahara, menjadi lanskap hijau, adalah perubahan paling menarik yang muncul dalam imulasi para ilmuwan.
"Melihat Sahara yang hijau dalam permodelan yang kami buat, membuat saya berpikir soal mengapa gurun itu kini kering kerontang penuh pasir. Juga, mengapa retrogade tak pernah terjadi di Bumi," kata dia. "Pertanyaan mendasar tersebut membuat saya tertarik terlibat dalam proyek ini."
Terkini Lainnya
22-4-1970: Peringatan Hari Bumi Sukses Mengguncang Amerika Serikat
Ini yang Akan Dilakukan NASA Saat Asteroid 'Pembunuh' Menuju Bumi
Ini Penampakan Bendera Planet Bumi yang Akan Ditancapkan di Mars?
Gurun Sahara yang Hijau
Planet Bumi
bumi
Rekomendasi
Asteroid Pembunuh Planet Dekati Bumi, Dapat Dilihat Secara Livestream
Inti Planet Bumi Melambat, Ini Dampaknya Bagi Manusia
Euro 2024
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Jadwal Lengkap Pertandingan 8 Besar Euro 2024
Terkesan Penampilannya di Euro 2024, Real Madrid Ingin Datangkan Rekan Setim Jude Bellingham
Top 3: Pola Makan Nabati Bisa Perlambat Perkembangan Kanker Prostat
Top 3 Berita Bola: Timnas Belanda Lolos ke Perempat Final Euro 2024, Ronald Koeman Malah Menyesal
Copa America 2024
Link Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Ekuador di Vidio
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Jadwal Siaran Langsung Argentina vs Ekuador di Perempat Final Copa America 2024 di Vidio
Prediksi Copa America 2024 Argentina vs Ekuador: Semuanya Memihak Tim Tango
Timnas Ekuador Siap Berjuang Mati-matian di Perempat Final Copa America 2024
Copa America 2024 Argentina Vs Ekuador: Tim Tanggo Didukung Rekor Apik
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Coklit Pilkada 2024 Sudah Sasar 16,6 Juta Pemilih di Jatim, Target Tuntas di Hari ke-20
Kata Sekjen PKS soal Kaesang Disodorkan Jokowi untuk Maju di Pilkada Jakarta 2024
Survei Warna Research Center: Tingkat Elektabilitas Hendy Siswanto dan Faida Tinggi Jelang Pilkada Jember 2024
Respons Jokowi soal Kabar Kaesang Maju Pilkada Jakarta 2024, Benarkah Sodorkan ke Parpol?
Ridwan Kamil Dianggap Masih Kuat di Pilkada Jawa Barat, Bawa Untung Buat Golkar
Bobby Nasution Terima Pinangan PKB Jadi Bakal Cagub di Pilkada Sumut 2024, Cari Cawagub Perempuan
TOPIK POPULER
TODAY IN HISTORY
4 Juli 1940: Bom Teroris Meledak di New York World’s Fair, Beruntung Hanya 2 Orang Tewas
Populer
Dino Patti Djalal Launching Buku Angka dan Fakta Perubahan Iklim untuk Masa Depan Indonesia
Pangeran Harry Disebut Tak Beri Dukungan ke Kate Middleton yang Berjuang Melawan Kanker
4 Juli 1940: Bom Teroris Meledak di New York World’s Fair, Beruntung Hanya 2 Orang Tewas
33 Negara Ikut International Mayors' Forum 2024 di Jakarta, Diskusi Pemerintah Kota untuk Percepat Pembangunan Berkelanjutan
Lumut Berpotensi Dapat Tumbuh di Mars
Sunita Williams, Astronaut Perempuan NASA yang Terancam Terdampar di ISS
Seberapa Buruknya Perang Nuklir, Ancaman Nyata Kiamat?
Pesawat Maskapai AS Delta Airlines Mendarat Darurat, Akibat Penumpang Dapat Makanan Basi
Pengamat Hukum UI: Proses Pembangunan Gedung Kedubes India di Jakarta Tak Salahi Aturan
Ketua KPU
Skandal Asusila eks-Ketua KPU, Apakah Dosa Zina Bisa Diampuni Allah? Buya Yahya Bilang Begini
HEADLINE: Skandal Asusila Ketua KPU Hasyim Asy'ari yang Dipecat DKPP, Berujung Proses Pidana?
7 Respons Berbagai Pihak Mulai Parpol, KPU, hingga Jokowi Usai DKPP RI Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari
Jokowi Sebut Keppres Pemberhentian Hasyim Asy'ari dari Ketua KPU Masih Diproses
DKPP Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari, Jokowi Pastikan Pilkada 2024 Jujur dan Adil
Berita Terkini
Tergiur Emas Milik Korban Ternyata Imitasi, Sepasang Kekasih jadi Tersangka Kasus Pembunuhan Wanita di Sukabumi
Mengapa Food Testing Sebelum Pesta Pernikahan Penting Dilakukan Calon Pengantin?
Polisi Buru 2 DPO Terkait 45 Kg Sabu yang Disimpan dalam Mobil di Parkiran RS Fatmawati
Mau Cepat Kaya? Coba Amalkan Ini Tiap Jumat dari Guru Sekumpul, Rezeki Datang Tak Terduga
Pengantin Habiskan Bujet Katering Pernikahan Rp216 Juta, Menunya Sushi Tei sampai Kopi Kenangan
Link Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Ekuador di Vidio
Ambung Gila, Permainan Mistis yang Libatkan Roh
Mengenal Asteroid Ryugu, Lebih Tua dari Matahari
Jadwal Sholat DKI Jakarta, Jawa dan Seluruh Indonesia Hari Ini Jumat 5 Juli 2024
Dahlan Iskan Dicecar KPK soal Perannya Sebagai Kuasa Pemegang Saham PT Pertamina di Kasus Korupsi LNG
Duga Penyidik Tak Profesional, Petani Lapor Propam Polda Kalteng
Jakarta BIN vs Pertamina Enduro Mengawali Empat Besar PLN Mobile Proliga 2024
Skandal Asusila eks-Ketua KPU, Apakah Dosa Zina Bisa Diampuni Allah? Buya Yahya Bilang Begini
Viral, Pengemudi Berpelat Dinas Cekcok dengan Sopir Taksi di Semanggi Jakpus
Vonis Salman Raziq, Perekrut 12 Kurir Narkoba Jaringan Fredy Pratama Ditunda