, Jakarta - Ekosistem kita terdiri dari hewan dan tumbuhan yang saling bergantung, demi membentuk jaringan kehidupan yang kompleks.
Dalam sebuah ekosistem, setiap spesies memegang peranan penting, entah itu sekecil karang atau sebesar paus. Jadi, ketika satu spesies terancam punah, maka dapat mempengaruhi seluruh ekosistem.
Baca Juga
Sayangnya, campur tangan manusia di alam mendorong beberapa spesies ke ambang kepunahan, yang mengakibatkan deforestasi dan perusakan habitat. Oleh karena itu, diperlukan upaya konservasi yang nyata dan praktis.
Advertisement
Menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN), ratusan spesies laut di seluruh dunia masuk dalam kategori terancam punah, bahkan sangat terancam punah.
Ada enam hewan laut langka yang terancam punah dari muka bumi ini dilansir melalui NOAA Fisheries, Selasa (22/11/2022):
1. Ikan Sturgeon
Ikan yang termasuk dalam famili Acipenseridae, atau lebih umum dikenal dengan ikan penghasil kaviar ini dapat tumbuh hingga 16 kaki, setara dengan panjang rata-rata mobil.
Sturgeon hidup di habitat sungai dan laut di sepanjang Pantai Timur.
Pada 1800-an, ikan sturgeon dihargai karena telurnya, yang dinilai sebagai kaviar berkualitas tinggi. Pasalnya, orang berbondong-bondong ke Amerika Serikat bagian timur untuk berburu sturgeon dan memanen telur mereka yang berharga.
Sejak sturgeon terdaftar di bawah Endangered Species (spesies langka) Act pada 2012, mereka tidak lagi terancam oleh penangkapan ikan secara langsung.
Namun, tangkapan sampingan yang tidak disengaja oleh jaring insang dan pukat nelayan komersial masih menimbulkan risiko besar bagi spesies tersebut.
Sebuah video yang menampilkan aksi menegangkan seorang nelayan di Brasil viral di media sosial. Dalam video tersebut, terlihat seorang nelayan berusaha melarikan diri dari kejaran hewan misterius yang melompat-lompat.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
2. Paus Pembunuh Palsu
![Ilustrasi Paus Pembunuh Palsu (sumber: unsplash)](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/TfZmQICqaZe5lQXnN6FOi1O3ogA=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4235197/original/083967100_1669108678-false_killer_whale.jpg)
Paus Pembunuh Palsu atau biasa disebut False Killer Whale sebenarnya adalah lumba-lumba yang ditemukan di seluruh dunia di lautan tropis dan subtropis.
False killer whale merupakan salah satu spesies dalam ordo cetacea yang punya kecenderungan untuk terdampar secara massal ke daratan.
Ikatan sosial kuat yang dimiliki ikan ini dan spesies cetacea lainnya diduga membuat mereka mengikuti sesamanya ke dalam mara bahaya.
Seperti semua mamalia laut lainnya, paus pembunuh palsu ini dilindungi di bawah Undang-Undang Perlindungan Mamalia Laut.
Sekelompok populasi khusus paus pembunuh palsu juga dilindungi di bawah Undang-Undang Spesies Terancam Punah.
Diketahui, populasinya telah menurun drastis sejak akhir 1980-an dan kami memperkirakan hanya ada kurang dari 200 spesies yang tersisa.
Interaksi dengan perikanan longline telah berkontribusi terhadap penurunan ini. Paus pembunuh palsu diketahui mengambil ikan dan umpan dari tali pancing, yang dapat menyebabkan pengait atau keterikatan yang tidak diinginkan.
Advertisement
3. Penyu Lekang
![Ilustrasi Penyu Lekang (sumber: pixabay)](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/p_Zfz_6QaSymUq_SIZTGtwkEqjQ=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4235198/original/092684400_1669108678-download__2_.jpg)
Penyu lekang (Lepidochelys olivacea), disebut juga olive ridley sea turtle dalam bahasa Inggris yang merupakan spesies penyu yang hidup di perairan tropis dan subtropis yang berperairan dangkal.
Seperti semua penyu laut lainnya, diketahui, penyu lekang betina kembali ke darat untuk bertelur di pasir. Mereka adalah navigator yang luar biasa dan biasanya kembali ke pantai di area umum tempat mereka menetas.
Sayangnya, perilaku ini memudahkan seseorang untuk mengambil telur dalam jumlah yang banyak dan membunuh betina dewasa dalam jumlah besar, hanya untuk dikonsumsi. Inilah penyebab utama penurunan jumlah penyu lekang di seluruh dunia.
Larangan pembunuhan penyu dan pengumpulan telur di banyak negara telah mengurangi ancaman ini. Namun, tangkapan masal dalam perikanan pukat komersial, rawai, dan jaring insang tetap menjadi ancaman global bagi spesies ini, dan pengumpulan telur serta pembunuhan penyu berlanjut di beberapa negara.
4. Ikan Gergaji
![Ilustrasi Ikan Gergaji Kecil (sumber: pixabay)](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/dZf0YWNRQXWOrRVNe7OwBBKcFao=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4235199/original/000566400_1669108679-animal-21731__480.jpg)
Meskipu badan mereka seperti hiu, namun ikan gergaji ini sebenarnya adalah ikan pari dengan kerangka seluruhnya terbuat dari tulang rawan yang kokoh namun fleksibel.
Diketahui, spesies yang terlihat seperti makhluk langsung dari zaman prasejarah ini dapat ditemukan di Amerika Serikat, tepatnya di pantai Florida.
Sawfish menggunakan moncong berduri panjang mereka untuk memotong gerombolan ikan, mengayunkannya bolak-balik untuk menusuk dan melumpuhkan mangsa.
"Gergaji" mereka juga mengandung organ yang peka terhadap elektro sehingga dapat merasakan jumlah listrik yang lemah yang dikeluarkan oleh hewan lain dan memungkinkan untuk merasakan mangsa di dekatnya.
Ikan gergaji ini mengandalkan habitat muara yang dangkal seperti bakau merah sebagai area pembibitan. Namun, pengembangan tepi laut di Florida dan negara bagian selatan lainnya telah mengubah atau menghancurkan sebagian besar habitat ini.
Hilangnya habitat, bersama dengan tangkapan yang tidak disengaja di jaring ikan, merupakan ancaman utama bagi ikan ini.
Advertisement
5. Kerapu Teluk
![Ilustrasi Ikan Kerapu Teluk (sumber: pixabay)](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/N01lXba7oArjlB4LfuOPLuvqcLU=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4235200/original/009188300_1669108679-grouper-4567749__340.jpg)
Gulf Grouper atau ikan kerapu teluk adalah salah satu predator tertinggi yang ditemukan di Teluk California dan Samudra Pasifik bagian timur.
Ikan berbadan besar ini memakan semua jenis mangsa menggunakan mulutnya yang menonjol untuk menelan ikan dan kepiting secara utuh.
Setelah dewasa, kerapu teluk berkumpul dalam kelompok besar di terumbu karang bawah air untuk berkembang biak setiap tahun sekali.
Faktanya, kemungkinan besar kerapu teluk yang betina akan bertransisi menjadi jantan seiring bertambahnya usia mereka selama 48 tahun.
Ikan kerapu teluk dulunya merupakan tangkapan umum bagi nelayan di Pantai Barat. Tetapi karena penangkapan ikan yang berlebihan, maka spesies ini sempat jumlahnya menurun pada tahun 1970.
Penangkapan ikan kerapu teluk ini di Amerika Serikat kemudian dilarang. Ancaman terhadap kerapu teluk termasuk tangkapan masal, penangkapan ikan berlebihan di luar perairan Amerika Serikat, hingga degradasi habitat penting seperti terumbu karang pun mengakibatkan tingginya polutan.
6. Paus Bowhead
![Ilustrasi Paus Bowhead (sumber: pixabay)](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/gCy3Jk96Xh68f_7e-L9IbLYJ_tc=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4235201/original/012185200_1669108679-humpback-79854__340.jpg)
Dari semua paus besar yang ada, paus bowhead adalah yang paling bisa beradaptasi untuk hidup di air sedingin es.
Mengapa demikian? Karena mereka memiliki lapisan lemak yang tebalnya sekitar 2 kaki manusia sehingga membantu mereka untuk menembus es laut setelah 8 inci.
Pada awal1900-an, paus bowhead di lepas pantai utara Alaska telah menunjukkan pemulihan yang cukup besar sejak akhir perburuan paus komersial untuk jenis bowhead.
Namun, masih banyak ancaman terhadap paus bowhead. Diketahui, sekitar 12 persen bowhead memiliki bekas luka dari belitan alat tangkap, terutama dari alat tangkap komersial yang secara masal.
Kontaminasi, seperti tumpahan minyak dapat membahayakan sistem kekebalan dan reproduksi paus bowhead itu sendiri.
Selain itu, kebisingan laut, serangan kapal, dan predasi dari paus pembunuh lainnya adalah faktor lain yang mengancam kelangsungan hidup paus bowhead.
![Infografis Laut Cina Selatan](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/BjPSsqkX7p44-H-iQFEX6I-qFwg=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/1273674/original/085239300_1466763141-160624_Rebutan_Laut_Cina_Selatan_02_Infografis_Abdillah.jpg)
Terkini Lainnya
Resmikan Ekosistem Mobil Listrik di Karawang, Jokowi: Siapa Bisa Hadang Kita?
Bersama Bappebti, Indodax Yakin Ciptakan Ekosistem Ramah Inovasi dan Aman
KemenKopUKM Gandeng INOTEK Gelar Kick Off SME EPIC
2. Paus Pembunuh Palsu
3. Penyu Lekang
4. Ikan Gergaji
5. Kerapu Teluk
6. Paus Bowhead
Ekosistem
Punah
Hewan Langka
hewan laut langka
Hewan Laut
Langka
Rekomendasi
Bersama Bappebti, Indodax Yakin Ciptakan Ekosistem Ramah Inovasi dan Aman
KemenKopUKM Gandeng INOTEK Gelar Kick Off SME EPIC
Garuda Indonesia Bakal Gabung InJourney pada 2024, Kapan Tepatnya?
Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Copa America 2024: Laga Brasil Melawan Kolombia Berakhir Tanpa Pemenang
Hasil Copa America 2024: Kolombia Jadi Juara Grup Usai Tahan Imbang Brasil, Kosta Rika Tekuk Paraguay
Link Live Streaming Copa America 2024 Brasil vs Kolombia, Sesaat Lagi Tanding di Vidio
Link Live Streaming Copa America 2024 Brasil vs Kolombia, Rabu 3 Juli Pukul 08.00 WIB di Indosiar dan Vidio
Prediksi Copa America 2024 Brasil vs Kolombia: Misi Hindari Uruguay
Timnas Indonesia U-16
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Timnas U-16 Indonesia Vs Vietnam: Nova Arianto Yakin Garuda Muda Bisa Bangkit
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Rabu 3 Juli Pukul 15.00 WIB di Indosiar dan Vidio
Judi Online
Muhammadiyah: Judi Online Harus Diberantas
Sidak Ponsel Personel Polisi di Ponorogo Antisipasi Judi Online, Apa Hasilnya?
5 Ciri Jika Kamu Sudah Kecanduan Judi Online, Segera Tangani
Pimpinan MPR Sayangkan PPATK Belum Serahkan Nama Anggota DPR Terlibat Judi Online
Gawat! 82 Persen Pengguna Internet Terpapar Iklan Judi Online
Pilkada 2024
Kinerja Pj Walikota Pekanbaru Muflihun Dinilai Jadi Tolak Ukur di Pilkada 2024
Komisi II DPR Pastikan Pemberhentian Ketua KPU Hasyim Asy'ari Tak Ganggu Proses Pilkada
Sosok Sudaryono di Mata Menantu Habib Luthfi Bin Yahya Pekalongan
Jelang Pilkada 2024, Pemkot Mojokerto Minta Masyarakat Manfaatkan Klinik Hoaks
Bawaslu Ungkap Potensi Kerawanan Pilkada Jakarta, Heru Budi: Akan Dianalisis
PDIP: Mantan Panglima TNI Andika Perkasa Lebih Cocok Jadi Bakal Cagub daripada Wagub di Pilkada Jakarta 2024
TOPIK POPULER
TOP 3 CITIZEN6
Top 3: Tips Menurunkan Kolesterol Tinggi Tanpa Obat
Top 3: Profil Jamal Musiala, Pemain Timnas Jerman di Jajaran Top Skor Euro 2024
Top 3: Bahan Alami yang Bantu Menurunkan Kolesterol
Populer
Gears of War: E-Day, Game Prekuel Terbaru dari Seri Gears Diumumkan
10 Anime Seinen Terbaik Tahun 2020-an yang Wajib Ditonton
Berjiwa Bebas, 2 Zodiak Ini Suka Menghindari Pernikahan Meski Didesak Keluarga
Studi: Pola Makan Nabati Bisa Perlambat Perkembangan Kanker Prostat
Matthijs de Ligt Beri Lampu Hijau untuk Kepindahan ke Manchester United, Berapa Harga Pasarnya?
Kolaborasi Good Doctor dan Across Asia Assist Beri Kenyamanan Penggunaan Asuransi Kesehatan
Top 3: Kenali Sleep Latency, Cara Agar Bisa Tidur Nyenyak
Peringati Hari Pelaut Sedunia 2024, Alumni dan Civitas Sekolah Tinggi Pelayaran Gelar Happy and Healthy To Be Safe At Sea
4 Zodiak yang Suka Ragu dengan Hubungan Cintanya
Terlihat Sepele, Ternyata Paparan Cahaya Sepanjang Hari Bisa Mempengaruhi Kesehatan Mental Anda
Euro 2024
Cristiano Ronaldo Mau Pensiun? Euro 2024 Jadi Laga Terakhir Membela Portugal
Manchester United Naksir Bintang Turki di Euro 2024, Harganya Masih Murah Meriah
Daftar Tim 8 Besar Euro 2024 Beserta Ranking Masing-masing, Cek di Sini
Di Istanbul, Suporter Sambut Meriah Kemenangan Turki atas Austria
Berita Terkini
Status Gunung Marapi Diturunkan, PVMBG Minta Masyarakat Tak Mudah Sebar Hoaks
Jadi Megaproyek Perdana, Donald Trump Mau Bangun Gedung Mewah di Arab Saudi
ONE Fight Night 23 Hadirkan Duel Oppa Korea Lawan Jagoan dari Dagestan
Tips Ampuh Agar Kulit Tidak Kering dan Tetap Sehat
UNVR Beli Mesin Produksi Kecap, Segini Nilainya
6 Lagu Karya SBY yang Pernah Dilantunkan Penyanyi Top Tanah Air, Siap Ramaikan Pestapora 2024
Investor Asing Beli Saham, IHSG Melesat 1% Hari Ini 3 Juli 2024
Dirjen Hubdar Buka Suara soal Terminal Tipe A yang Sepi Penumpang
Impor Keramik Asal China Meresahkan, Industri Lokal Minta Minta Pemerintah Gerak Cepat
Benarkah Permen Karet Butuh Waktu 7 Tahun untuk Dicerna Jika Tertelan? Ini Penjelasannya
YLKI Dorong BPOM Sosialisasikan Label Peringatan Bahaya BPA pada Galon Air Minum
Dahlan Iskan Diperiksa KPK terkait Kasus LNG Pertamina, Dicecar soal RUPS