, Jakarta - Setelah mengungkapkan empat perusahaan berpotensi fraud, Jaksa Agung Sanitiar Burhanudin menyebutkan ada enam perusahaan lagi yang berpeluang fraud dalam kasus dugaan korupsi terkait pengunaan dana kredit pada Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI).
Enam perusahaan ini adalah debitur tahap/batch kedua yang dilaporkan Menteri Keuangan, Sri Mulyani pada Senin, 18 Maret 2024.
Baca Juga
"Akan ada batch 2 yang terdiri dari 6 perusahaan yang terindikasi fraud dengan nilai Rp3 triliun dan Rp85 miliar masih dalam proses pemeriksaan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) RI," ujar Burhanudin, dalam konfersi pers, Senin (18/3/2024).
Advertisement
Burhadin mengingatkan kepada 6 debitur agar segera menindaklanjuti kesepakatan Jaksa Agung Muda bidang perdata dan tata usaha negara (Jamdatun), Inspektorat Kemenkeu, dan BPKP, supaya tidak berlanjut kepada proses pidana.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani melaporkan kepada Jaksa Agung, Sanitiar Burhanudin tekait dugaan tindak pidana korupsi terkait pengunaan dana kredit pada Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI).
Dalam laporan tahap pertama, terdapat 4 debitur yang terindikasi fraud senilai Rp2,5 triliun. Diketahui, laporan kredit LPEI ini terdeteksi pada tahun 2019 dan sampai saat ini para debitur perusahaan tersebut statusnya belum ditentukan. Perusahaan tersebut bergerak pada bidang kelapa sawit, batubara, perkapalan dan nikel.
Reporter: Siti RA
Sumber: Merdeka
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
4 Debitur LPEI Terindikasi Fraud Berkecimpung di Sektor Batu Bara, Nikel hingga CPO
Sebelumnya diberitakan, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani indrawati membeberkan empat debitur yang terindikasi fraud senilai Rp2,5 triliun terkait kasus dugaan korupsi terkait pemakaian dana kredit pada Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI).
Empat perusahaan yang terindikasi korupsi antara lain PT RII sebesar Rp1,8 triliun, PT SMS Rp216 miliar, PT SPV Rp144 miliar dam PT PRS Rp305 miliar. Sehingga jumlah secara keseluruhan hingga Rp2.504 triliun
"Hari ini khusus kami sampaikan 4 debitur yang terindikasi Fraud dengan outstanding pinjaman Rp2,5 triliun," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers, Jakarta, Senin (18/3/2024).
Advertisement
Sementara itu, Kapuspenkum Kejagung, Ketut Sumedana menuturkan empat perusahaan tersebut terdiri dari sektor yang bergerak di bidang batu bara, nikel, kelapa sawit, dan perkapalan.
"Empat perusahaan ini adalah korporasi yang bergerak di bidang kelapa sawit, batu bara, nikel dan shipping atau perusahaan perkapalan," kata Ketut.
Sebelumnya,Menteri Keuangan Sri Mulyani mendatangi kantor Kejaksaan Agung untuk Jakarta, Senin, 18 Maret 2024 untuk melaporkan dugaan tindak pidana korupsi terkait pengunaan dana kredit pada Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI).
Dia menyampaikan pihaknya telah membentuk tim terpadu bersama LPEI, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Jaksa Agung Muda bidang perdata dan tata usaha negara (Jamdatun) dan Inspektorat Kemenkeu untuk meneliti seluruh kredit-kredir yang bermasalah di LPEI.
"Pada kesempatan yang baik pagi ini kami bertandang ke Kejaksaan. Dan Jaksa Agung Burhanuddin sangat baik hati menerima kami untuk juga menyampaikan hasil pemeriksaan dari tim terpadu tersebut terutama terhadap kredit permasalahan yang terindikasi adanya fraud yaitu adanya dugaan tindak pidana yang dilakukan oleh debitur,” ujar Sri Mulyani.
Advertisement
Sri Mulyani Lapor Ada Dugaan Korupsi Rp 2,5 Triliun
Sebelumnya diberitakan, Menteri Keuangan, Sri Mulyani indrawati mendatangi Kantor Kejaksaan Agung, Jakarta, Senin, 18 Maret 2024 untuk melaporkan dugaan tindak pidana korupsi terkait pengunaan dana kredit pada Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI).
Sri Mulyani mengatakan pihaknya telah membentuk tim terpadu bersama LPEI, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Jaksa Agung Muda bidang perdata dan tata usaha negara (Jamdatun) dan Inspektorat Kemenkeu untuk meneliti seluruh kredit-kredir yang bermasalah di LPEI.
"Pada kesempatan yang baik pagi ini kami bertandang ke Kejaksaan. Dan Jaksa Agung Burhanuddin sangat baik hati menerima kami untuk juga menyampaikan hasil pemeriksaan dari tim terpadu tersebut terutama terhadap kredit permasalahan yang terindikasi adanya fraud yaitu adanya dugaan tindak pidana yang dilakukan oleh debitur," kata Menkeu dalam acara konferensi pers, Jakarta, Senin (18/3).
Advertisement
Bendahara negara itu menyampaikan dalam laporannya terdapat empat debitur atau perusahaan yang terindikasi fraud dengan outstanding pinjaman Rp2,5 triliun. "Hari ini khusus kami sampaikan 4 debitur yang terindikasi Fraud dengan outstanding pinjaman Rp2,5 triliun," ungkap Sri Mulyani.
Adapun rincian dari keempat perusahaan yang terindikasi korupsi antara lain PT RII sebesar Rp1,8 triliun, PT SMR Rp216 miliar, PT SRI Rp1,44 miliar dan PT PRS Rp305 miliar.
Dia mendorong agar LPEI terus meningkatkan peranan dan tanggung jawab serta membangun tata kelola yang baik, zero torelance terhadap pelanggaran hukum korupsi konflik kepentingan dan harus menjalankan sesuai mandat Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2009.
"Kami mendorong LEPI melakukan Inovasi dan korupsi dan bersama tim terpadu untuk terus melakukan pembersihan di dalam tubuh dan neraca LEPI," terang Ani sapaan akrabnya.
Jaksa Agung: Dugaan Korupsi Fasilitas Kredit LPEI Rp 2,5 Triliun sejak 2019
Sebelumnya diberitakan, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani hari ini melaporkan dugaan tindak pidana korupsi terkait pemberian fasilitas kredit pada Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) ke Kejaksaan Agung (Kejagung).
Dari laporan kasus ini, Jaksa Agung ST Burhanuddin menyebut dugaan tindak pidana korupsi tersebut melibatkan empat debitur perusahaan, yang sudah terdeteksi sejak lama, yakni sekitar 2019.
"Dugaan tindak pidana korupsi dalam pemberian fasilitas kredit di Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia yang mana sebenarnya tindakan ini sudah cukup lama," kata Burhanuddin usai bertemu Menteri Keuangan Sri Mulyani di Kejaksaan Agung dikutip dari Antara, Jakarta, Senin (18/3/2024).
Advertisement
Dugaan tindak pidana korupsi pada LPEI itu resmi dilaporkan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani kepada Jaksa Agung pagi tadi. Total ada empat debitur yang dilaporkan dengan nilai kredit macet total Rp2,505 triliun.
Daftar Empat Debitur
Keempat debitur tersebut, yakni:
- PT RII senilai Rp1,8 triliun
- PT SMS sebesar Rp216 miliar
- PT SPV sebesar Rp144 miliar
- PT PRS sebesar Rp305 miliar
Selain itu, ST Burhanuddin juga menyampaikan bahwa laporan ini baru tahap pertama. Akan ada tahap kedua yang melibatkan enam perusahaan dengan nilai kredit mencapai Rp3 triliun.
Advertisement
Libatkan Tim Gabungan
Dijelaskan lebih lanjut oleh Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Ketut Sumeda, bahwa dugaan ini hasil temuan yang dilakukan oleh tim gabungan LPEI bersama Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Jaksa Agung Muda Bidang Tata Usaha Negara (Jamdatun) dan Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan.
"Ini adalah temuan dari 3 tim gabungan ya, tadi sudah jelaskan tadi, yaitu ada BPKP, ada Jamdatun dan Inspektorat Keuangan yang ada di Kementerian Keuangan," kata Ketut menerangkan.
Menurut Ketut, kenapa kasus ini baru dilaporkan sekarang, karena awalnya kasus diserahkan kepada Jamdatun Kejaksaan Agung. Akan tetapi, setelah dilakukan penelitian ditemukan dugaan tindak pidana.
Advertisement
"Ternyata ada mengandung unsur fraud ada unsur penyimpangan dalam pemberian fasilitas ataupun pembiayaan kredit dari LPEI kepada para debitur tadi. Sehingga karena sudah macet dan sebagainya, makanya kami serahkan ke Pidsus (Pidana khusus) untuk recovery aset," katanya.
Karena baru diserahkannya penanganan perkara tersebut kepada Jaksa Agung Muda Pidana Khusus (Jampidsus), kata Ketut, maka Kejaksaan Agung belum menentukan status penanganan perkara apakah sudah penyelidikan atau penyidikan.
Status akan ditentukan setelah dilakukan serangkaian pemeriksaan penyelidikan oleh Tim Penyidik Jampidsus.
"Nanti setelah serangkaian pemeriksaan penyelidikan oleh teman-teman Jampidsus akan ditentukan statusnya," katanya.
Adapun keempat perusahaan yang disebutkan tadi, adalah debitur LPEI yang bergerak di bidang kelapa sawit, bidang batu bara, nikel dan shipping atau perusahaan perkapalan.
Ketut juga menyampaikan, bahwa untuk tahap pertama ada empat perusahaan yang dilaporkan. Akan ada laporan tahap kedua yang diduga melibatkan enam perusahaan yang terindikasi fraud senilai Rp3 triliun dan Rp85 miliar.
"Untuk tahapan pertama tetap empat perusahaan. Nanti untuk tahap kedua, kalau seandainya diserahkan nanti ke Jampidsus ini masih kami imbau, tadi disampaikan oleh Jaksa Agung, itu ada enam perusahaan dengan nilai kreditnya Rp3 triliun," kata Ketut.
Terkini Lainnya
2 Kesalahan Besar yang sering Bikin Menyesal Setelah Kirim Email soal Pekerjaan
15 Perusahaan Terbaik untuk Kembangkan Karier, Ada BRI hingga Djarum
Daftar 10 Perusahaan Migas Terbesar di Dunia 2024, Pertamina Tak Masuk
4 Debitur LPEI Terindikasi Fraud Berkecimpung di Sektor Batu Bara, Nikel hingga CPO
Sri Mulyani Lapor Ada Dugaan Korupsi Rp 2,5 Triliun
Jaksa Agung: Dugaan Korupsi Fasilitas Kredit LPEI Rp 2,5 Triliun sejak 2019
Daftar Empat Debitur
Libatkan Tim Gabungan
Korupsi
Kredit
LPEI
perusahaan
jaksa agung
kredit LPEI
Rekomendasi
15 Perusahaan Terbaik untuk Kembangkan Karier, Ada BRI hingga Djarum
Daftar 10 Perusahaan Migas Terbesar di Dunia 2024, Pertamina Tak Masuk
Argentina Terapkan Peraturan Baru bagi Perusahaan yang Tawarkan Layanan Kripto
OJK: 5 Perusahaan Asuransi Siap Spin off Unit Usaha Syariah pada 2024
BTPN Resmi Akuisisi 2 Perusahaan Kredit Grup Oto
Pakar Harap Masyarakat Indonesia Lebih Teliti pada Perusahaan yang Dukung Palestina, Tidak Boikot Lebih Dulu
Menaker Sebut Perusahaan Wajib Beri THR Sebelum Lebaran atau Kena Sanksi
Ikut Arahan Erick Thohir, Anak Usaha Pelindo Gandeng BUMN Lain Tekan Biaya Logistik
Menaker Ida Fauziyah Minta Pengusaha Bayar THR Paling Lambat H-7 Lebaran 2024
Piala Asia U-23 2024
Timnas Indonesia Tantang Korsel di Piala Asia U-23 2024, Ini Prediksi Gibran Rakabuming Raka
Ini Dia Pemain Termahal di Timnas Indonesia U-23
5 Pemain Termahal di Skuad Timnas Indonesia U-23
Adu Mahal Timnas Indonesia Vs Timnas Korsel di Piala Asia U-23 2024
Lawan Korsel di Perempat Final Piala Asia U-23 2024, Timnas Indonesia Ternyata Punya Harga Pasar Fantastis
Infografis Timnas Indonesia Tembus 8 Besar Piala Asia U-23 2024
Hari Kartini
Rayakan HUT ke-39, RS Hermina Gelar Aktivitas Fun Run dan Perkenalkan Logo Baru
Hari Kartini 2024, Acil Odah Pimpin Perempuan Banua Lestarikan Lingkungan
Seperti Kartini, Pemilik 5 Zodiak Ini Dikenal Sebagai Perempuan Tangguh dan Menginspirasi
Apresiasi Peran Perempuan, Pelita Air Persembahkan Kartini Flight dan Karbon Netral Industri Aviasi
Hari Kartini, Penerbangan Khusus Pelita Air Libatkan Pilot dan Awak Kabin Perempuan
Pesan Wali Kota Madiun untuk Perempuan, Teruslah Berkarya Tapi Jangan Lupa Kodratnya
Liga Champions
Barcelona Kandas di Liga Champions, Ronald Araujo Ogah Tanggapi Kritik Terbuka Rekan Setim
Mikel Arteta: Kekalahan Pahit dari Bayern Munchen Tidak Akan Merusak Arsenal
Kylian Mbappe Ungkap Makna Kesuksesan PSG Capai Semifinal Liga Champions
Thomas Tuchel Balas Kritikan Usai Bayern Munchen Pastikan Satu Tiket di Semifinal Liga Champions
Pep Guardiola Terima Kekalahan Manchester City dan Tak Salahkan Real Madrid
BRI Liga 1
Jadwal dan Link Streaming BRI Liga 1 2023/2024 Pekan ke-33 di Vidio: Persib vs Borneo FC
Hasil BRI Liga 1 2023/2024: Sikat RANS, PSIS Jaga Asa ke Championship Series
Hasil BRI Liga 1 2023/2024: Hajar Borneo FC, Arema FC Tinggalkan Zona Degradasi
Hasil BRI Liga 1: Hajar PSM Makassar, Madura United Jaga Asa ke Championship Seies
Hasil BRI Liga 1: Dewa United Menang Dramatis Lawan PSS, Bhayangkara FC Degradasi
Hasil BRI Liga 1: Hat-trick David da Silva Hancurkan Persebaya, Persib Segel Posisi 2
TOPIK POPULER
INFO LOWONGAN KERJA
Rekrutmen PT KAI Bergaji Rp 35 Juta Dinyinyir Netizen
Rekrutmen KAI Punya Spek Dewa, Siapkan Posisi untuk Jadi Bos
Cuma 40% Pelamar Kerja KAI Punya IPK di Atas 3,5, Syarat Rekrutmen Ketinggian?
Populer
5 Pemain Termahal di Skuad Timnas Indonesia U-23
6 BUMN Gandeng KIP Perkuat Keterbukaan Informasi Publik
JK Pantau Smelter Milik Kalla Group di Luwu, Sudah Serap 1.500 Tenaga Kerja
KIP: 26 BUMN Masuk Kategori Perusahaan Informatif
Pasca Lebaran, Harga Pangan Mulai Turun
Adu Mahal Timnas Indonesia Vs Timnas Korsel di Piala Asia U-23 2024
Lawan Korsel di Perempat Final Piala Asia U-23 2024, Timnas Indonesia Ternyata Punya Harga Pasar Fantastis
Kementan Gelontorkan 10.000 Unit Pompa Air untuk Dongkrak Produksi Beras Jawa Tengah
Hebat, Pertamina Kelola 40 Blok Migas Domestik dan 25 Blok Migas Luar Negeri
Harga Emas Antam Terjun Bebas, Hari ini Dipatok Segini
Putusan MK
5 Respons Kubu Prabowo-Gibran Setelah Putusan MK Tolak Semua Gugatan Terkait Sengketa Pilpres 2024
4 Pernyataan Muhaimin Iskandar Usai Putusan MK Tolak Gugatan Anies-Cak Imin Terkait Sengketa Pilpres 2024
Gaya Santuy Cak Imin Bercermin Saat Hakim MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024 Jadi Sorotan
5 Tanggapan Anies Baswedan Usai Putusan MK Tolak Gugatan Terkait Sengketa Pilpres 2024
Berita Terkini
125 Mutiara Kata yang Penuh Makna dan Motivasi, dari Berbagai Topik
Viral Remaja di Jepang Susun Uang Sobek Senilai Rp1 Juta Selama 3 Minggu, Bisa Ditukar di Bank Pula
KIP: 26 BUMN Masuk Kategori Perusahaan Informatif
6 Potret Babymoon Nadya Mustika dan Suami ke Dieng, Baby Bump Mulai Terlihat
Jangan Lewatkan Sinetron Tertawan Hati Episode Selasa 23 April 2024 Pukul 20:00 WIB di SCTV, Simak Sinopsisnya
Harga CPO hingga El Nino jadi Biang Kerok Laba Astra Agro Turun ke Rp 1,06 Triliun di 2023
Bek Manchester United Ternyata Bermain dengan Cedera saat Hadapi Coventry City
Perlunya Mendigitalisasikan Operasional Rumah Sakit untuk Perlindungan Data yang Kuat
Isa Bajaj Berdamai dengan Pria yang Diduga Mencelakai Anaknya dan Mencabut Laporan: Kejadian Itu Murni Ketidaksengajaan
Usai Jadi Tersangka Penistaan Agama, TikToker Galih Loss Langsung Ditahan
Gibran Langsung Temui Prabowo di Kertanegara Malam Ini, Bahas Koalisi?
Rayakan HUT ke-39, RS Hermina Gelar Aktivitas Fun Run dan Perkenalkan Logo Baru
6 Rekomendasi Nama Anak Berunsur Laut dari Netizen Ini Kocak, Bikin Ngakak
Hasil Seleksi Administrasi Rekrutmen Bersama BUMN Diumumkan 23 April 2024, Hal Ini Wajib Diketahui
Sinopsis Film The Bounty Hunter di Vidio, Kisah Cinta Lucu Milo dan Nicole