, Jakarta - Ketegangan konflik Iran-Israel yang meningkat dinilai tidak terlalu berdampak ke pasar saham, obligasi dan harga minyak.
Dalam riset Syailendra Capital, ditulis Senin (22/4/2024), tensi Israel-Iran disebut dapat berpotensi tidak terlalu meluas. Sebelumnya, Israel juga tak melakukan eskalasi militer saat Gulf War 1991 ketika Iran melakukan serangan.
Baca Juga
Syailendra Capital melihat data historis menunjukkan perang di Timur Tengah tak pernah berlangsung lebih dari satu tahun. “Tekanan ke pasar saham dan obligasi maupun kenaikan harga minyak bersifat temporer,” demikian mengutip dari laporan tersebut.
Advertisement
Syailendra menyatakan, durasi perang juga tak berpengaruh terhadap besaran koreksi suatu aset. Contohnya ketika terkadi Persian Gulf selama 6,9 bulan, koreksi IHSG mencapai 38,5 persen.
Sebaliknya, ketika perang Irak selama 8,84 bulan, IHSG hanya melemah -0,2 persen. Syailendra juga menyebutkan, IHSG hanya melemah tiga hari saat perang Irak dan 25 hari saat konflik Israel-Hamas.
"Hal ini menunjukkan koreksi yang terjadi di IHSG bersifat temporer dan tidak dipengaruhi lamanya perang,” demikian dikutip dari riset Syailendra Capital.
Koreksi juga terjadi indeks S&P 500 saat terjadi perang dan lebih dalam dibandingkan IHSG saat perang Iran dan Israel-Palestina.
Seperti IHSG, indeks S&P 500 hanya melemah sementara selama 11 hari saat perang Irak dan 22 hari saat konflik Israel-Hamas meningkat.
“Data historis ini menunjukkan tekanan dari perang terhadap aset saham bersifat temporer,” demikian mengutip dari riset itu.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Koreksi IHSG Didorong Tekanan Rupiah
Syailendra menyebutkan dampak serangan balik Israel ke Iran pada Jumat, 19 April 2024 atas tembakan ke Iran ke Israel pada Sabtu, 13 April 2024 sangat terbatas.
Di sisi lain, IHSG melemah 2,74 persen pada 16-19 April 2024 dengan aliran dana investor asing yang keluar mencapai Rp 7,9 triliun. Selain itu, imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun naik menjadi 7,04 persen dari 6,65 persen dan aliran dana investasing yang keluar dari Surat Berharga Negara (SBN) mencapai Rp 9,8 triliun. Syailendra menilai, IHSG yang melemah ini karena nilai tukar rupiah yang melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hingga ke 16.200.
"Penguatan USD didorong oleh ekonomi AS yang lebih baik dari pada estimasi,” tulis Syailendra.
Advertisement
Seiring ketegangan konflik Israel-Iran yang meningkat turut mendorong kenaikan harga minyak dunia. Harga minyak Brent naik menjadi USD 87 per barel dan West Texas Intermediate (WTI) menguat menajdi USD 83 per barel.
"Namun, level ini masih lebih rendah dibandingkan posisi oil saat tensi Rusia vs Ukraina yang menyentuh USD 120 per barel,”
Advertisement
Dampak Terhadap Kenaikan Harga Minyak Terbatas
Selain itu, Syailendra Capital juga melihat komoditas minyak cukup sensitif tiap kali terjadi perang dan cenderung menguat tiap terjadi perang.
Syailendra mencontohkan, kenaikan terbesar terjadi saat Persian Gulf War naik 82,9 persen dalam waktu singkat hanya 24 bulan.
"Makin tinggi lonjakan harga minyak, tekanan ke pasar saham makin besar,” demikian dikutip dari laporan Syailendra.
Advertisement
Syailendra Capital juga melihat konflik Iran-Israel terhadap kenaikan harga minyak Brent relatif minim yakni menjadi USD 87 per barel (0,26 persen MoM) dan West Texas Intermediate (WTI) menjadi USD 82 per barel atau naik 1,19 persen MoM. Seiring data tersebut, tekanan ke IHSG diprediksi terbatas.
Lalu bagaimana dampak geopolitik terhadap obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS)?
Syailendra Capital melihat, ketika perang dimulai, imbal hasil obligasi pemerintah cenderung naik yang menandakan tekanan pada pasar obligasi.
“Namun, tekanan ke aset obligasi sifatnya hanya temporer. Tekanan paling minim terjadi saat konflik Israel-Palestina,” demikian dikutip dari laporan Syailendra Capital.
Dalam riset Syailendra Capital menyebutkan, saat konflik Israel-Iran, imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun naik dari 4,5 persen pada Sabtu, 13 April 2024 menjadi 4,6 persen pada Jumat, 19 April 2024.
Pendorong Indeks Dolar AS
Sebelumnya, imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun telah resli sejak awal April dari 4,2 persen yang didorong oleh rilis berbagai data ekonomi AS yang melebihi harapan.
Lalu bagaimana dengan indeks dolar AS?
Syailendra menyebutkan, transmisi risiko perang terhadap pergerakan indeks dolar AS sangat minim. Indeks dolar AS telah naik 4,6 persen sejak awal 2024. Hal itu didorong karena sejumlah faktor. Pertama, ekonomi AS lebih baik dari pada perkiraan investor (employment, retail consumption dan lainnya).
Kedua, perbaikan prospek pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) dari 2,1 persen menajdi 2,7 persen pada 2024. Ketiga, harapan pemangkasan suku bunga bank sentral AS atau the Federal Reserve yang dimulai 2024. Namun, pemangkasan suku bunga hanya dua kali pada 2024 dari sebelumnya diprediksi tujuh kali.
Advertisement
Terkini Lainnya
IHSG Dibuka Perkasa Selasa 23 April 2024, Sektor Energi Pimpin Penguatan
IHSG Bakal Koreksi Terbatas, Cek Rekomendasi Saham Hari Ini 23 April 2024
Kinerja IHSG Melesat di Awal 2024, Ini Buktinya
Koreksi IHSG Didorong Tekanan Rupiah
Dampak Terhadap Kenaikan Harga Minyak Terbatas
Pendorong Indeks Dolar AS
Lalu bagaimana dengan indeks dolar AS?
Saham
Iran
Dolar AS
obligasi
rupiah
IHSG
Israel
Syailendra Capital
Syailendra
Rekomendasi
IHSG Bakal Koreksi Terbatas, Cek Rekomendasi Saham Hari Ini 23 April 2024
Kinerja IHSG Melesat di Awal 2024, Ini Buktinya
IHSG Turun Terbatas Usai Putusan MK, Saham PYFA Masuk Top Gainers
IHSG Loyo Saat Sidang Putusan MK Berlangsung, Begini Kata Bursa
Tersengat Harga Komoditas hingga Rupiah Melemah, Investor Bisa Cermati Saham-Saham Ini
IHSG Menghijau Jelang Hasil Sidang Putusan MK, Mayoritas Sektor Saham Menguat
IHSG Berpeluang Koreksi, Cek Rekomendasi Saham Hari Ini 22 April 2024
Ada Putusan MK hingga Konflik Israel-Iran, Bagaimana Prediksi IHSG Pekan Ini?
Ada Perang, Pengamat UI Yakin IHSG Tak Bakal Anjlok hingga di Bawah 7.000
Piala Asia U-23 2024
Ini Dia Pemain Termahal di Timnas Indonesia U-23
5 Pemain Termahal di Skuad Timnas Indonesia U-23
Adu Mahal Timnas Indonesia Vs Timnas Korsel di Piala Asia U-23 2024
Lawan Korsel di Perempat Final Piala Asia U-23 2024, Timnas Indonesia Ternyata Punya Harga Pasar Fantastis
Infografis Timnas Indonesia Tembus 8 Besar Piala Asia U-23 2024
Jadwal, Hasil, dan Klasemen Piala Asia U-23 2024: Siapa Lolos ke Babak 16 Besar?
Hari Kartini
Seperti Kartini, Pemilik 5 Zodiak Ini Dikenal Sebagai Perempuan Tangguh dan Menginspirasi
Apresiasi Peran Perempuan, Pelita Air Persembahkan Kartini Flight dan Karbon Netral Industri Aviasi
Hari Kartini, Penerbangan Khusus Pelita Air Libatkan Pilot dan Awak Kabin Perempuan
Pesan Wali Kota Madiun untuk Perempuan, Teruslah Berkarya Tapi Jangan Lupa Kodratnya
ASBWI dan CSS Gelar Fun Football Liga Yooscout x Piala Kartini: Merayakan Hari Kartini dengan Semangat Olahraga
Foto-foto Publik Figur Kenakan Busana Hari Kartini, Amanda Manopo Tampil Cantik
Liga Champions
Barcelona Kandas di Liga Champions, Ronald Araujo Ogah Tanggapi Kritik Terbuka Rekan Setim
Mikel Arteta: Kekalahan Pahit dari Bayern Munchen Tidak Akan Merusak Arsenal
Kylian Mbappe Ungkap Makna Kesuksesan PSG Capai Semifinal Liga Champions
Thomas Tuchel Balas Kritikan Usai Bayern Munchen Pastikan Satu Tiket di Semifinal Liga Champions
Pep Guardiola Terima Kekalahan Manchester City dan Tak Salahkan Real Madrid
BRI Liga 1
Jadwal dan Link Streaming BRI Liga 1 2023/2024 Pekan ke-33 di Vidio: Persib vs Borneo FC
Hasil BRI Liga 1 2023/2024: Sikat RANS, PSIS Jaga Asa ke Championship Series
Hasil BRI Liga 1 2023/2024: Hajar Borneo FC, Arema FC Tinggalkan Zona Degradasi
Hasil BRI Liga 1: Hajar PSM Makassar, Madura United Jaga Asa ke Championship Seies
Hasil BRI Liga 1: Dewa United Menang Dramatis Lawan PSS, Bhayangkara FC Degradasi
Hasil BRI Liga 1: Hat-trick David da Silva Hancurkan Persebaya, Persib Segel Posisi 2
TOPIK POPULER
Populer
Melesat 40%, DCI Indonesia Cetak Laba Rp 514 Miliar di 2023
Astra Agro Rombak 3 Jajaran Direksi
IHSG Bakal Koreksi Terbatas, Cek Rekomendasi Saham Hari Ini 23 April 2024
Trisula Textile Industries Siapkan Capex Rp 24 Miliar di 2024
MK Tolak Gugatan Anies dan Ganjar, Saham Terafiliasi 02 Malah Lesu
Kinerja Perbankan Stabil, Investor Bisa Jajal Reksa Dana Indeks Infobank15
Kinerja IHSG Melesat di Awal 2024, Ini Buktinya
Dana Pihak Ketiga BCA Tembus Rp 1.121 Triliun per Maret 2024
Bursa Asia Kembali Perkasa, Yen Ambruk ke Posisi Terendah dalam 24 Tahun
IHSG Dibuka Perkasa Selasa 23 April 2024, Sektor Energi Pimpin Penguatan
Putusan MK
4 Pernyataan Muhaimin Iskandar Usai Putusan MK Tolak Gugatan Anies-Cak Imin Terkait Sengketa Pilpres 2024
Gaya Santuy Cak Imin Bercermin Saat Hakim MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024 Jadi Sorotan
5 Tanggapan Anies Baswedan Usai Putusan MK Tolak Gugatan Terkait Sengketa Pilpres 2024
KPU Tetapkan Prabowo-Gibran sebagai Presiden-Wapres Rabu 24 April, Paslon 01 dan 03 Diundang
Berita Terkini
Tim Putri Jakarta Elektrik PLN Optimis Tatap Gelaran Proliga 2024
5 Alasan Valid untuk Merahasiakan Hubungan Asmara, Begini Caranya
Jokowi Dijadwalkan Hadiri Puncak Peringatan Hari Otonomi Daerah di Balai Kota Surabaya Kamis 25 April 2024
Cara Atur Audio Spotify Biar Dengar Lagu Makin Asyik dan Menghentak!
Ini Dia Pemain Termahal di Timnas Indonesia U-23
Mencari Biang Kerok Rusaknya Jalan Nasional Solok - Solok Selatan Sumbar
Zulkifli Hasan Sebut Tak Ada Tim Transisi: Langsung Jalan
Incubus Siap Hibur Penggemar di Jakarta, Dapat Kode dari Brandon Boyd Sang Vokalis: Sampai Berjumpa Malam Nanti
Putusan MK Kukuhkan Prabowo-Gibran Menang Pilpres Jadi Sorotan Media Asing
Jadi Waktu Baik, Momen Pasangan Ramai Prewed di Masjid pada Bulan Syawal Ini Viral
Soal Jatah Menteri, Zulhas Singgung Suka Duka Perjalanan Panjang dengan Prabowo
Kementan Gelontorkan 10.000 Unit Pompa Air untuk Dongkrak Produksi Beras Jawa Tengah
Agensi Benarkan Bomi Apink dan Rado Berkencan, Namun Tak Sebut Lama Pacaran
Terbongkar, Sederet Batu Sandungan Proyek Pembangkit Nuklir di Indonesia