, Bandung - Demensia merupakan sekelompok gejala memengaruhi kemampuan seseorang dalam mengingat (memori), berpikir, bertingkah laku, dan berbicara atau berbahasa.
Hal ini karena penyakit menyerang sel-sel otak yang sehat, mengacaukan kinerjanya, lambat laun merusak dan mematikan sel-sel tersebut.
Baca Juga
Demensia Duduki Peringkat Ketiga Masalah Kesehatan Terbanyak pada Jemaah Haji di Makkah
Sebelum Video Joe Biden Mematung Viral, Anak Menteri Keamanan Israel Pernah Tuding Presiden AS Idap Alzheimer
Viral! Joe Biden Tiba-Tiba Mematung dan Kebingungan di Depan Publik, Tanda Awal Alzheimer atau Hanya Manipulasi?
Demensia atau penyakit pikun kerap dikaitkan dengan orang usia lanjut. Namun pada beberapa kasus, penyakit yang menurunkan fungsi otak ini juga bisa menyerang orang yang usianya lebih muda, bahkan pada anak-anak.
Advertisement
Menurut keterangan General Practitioner Integrated Therapeutic, dr. Tania Savitri, di laman Hello Sehat, salah satu faktor risiko dari penyakit ini adalah usia.
"Jadi, ketika seseorang usianya bertambah, maka risiko demensia juga ikut meningkat. Terutama, ketika usia sudah melewati 65 tahun," ujar Tania dicuplik Rabu, 12 Juni 2024.
Tania mengatakan namun pada jenis demensia frontotemporal, gejala demensia bisa muncul lebih awal, yakni pada usia 45 tahun.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
5 Sebab Dimensia
Orang dengan penyakit ini mengalami gangguan pada otak bagian depan dan samping. Penyebab penyakit pikun (demensia) pada orang usia muda tidak hanya itu saja. Ada juga penyebab lain yang kasusnya cukup terbilang jarang, seperti:
1. Neuronal ceroid lipofuscinoses (NCL)
Demensia yang menyerang anak atau remaja, kemungkinan besar disebabkan oleh neuronal ceroid lipofuscinoses (NCL). Kondisi ini mengacu pada sekelompok kelainan langka pada sel saraf yang disebabkan oleh penumpukan lipofuscin di otak. Penumpukan protein di otak ini terjadi akibat kemampuan otak untuk menghilangkan dan mendaur ulang protein mengalami masalah.
"Perlu Anda ketahui bahwa NCL ini diwariskan dari orangtua melalui salinan gen yang tidak berfungsi dengan baik," kata Tania.
Itu artinya, orangtua yang memiliki NCL kemungkinan besar akan mewariskan gen pembawa NCL pada buah hatinya. Penyebab demensia pada usia muda ini menimbulkan berbagai gejala di antaranya:
- Otot kejang secara tidak normal dan koordinasi otot yang burukm sehingga gerakan tubuhnya juga buruk, contohnya goyah saat berjalan dan mudah jatuh.
- Anak atau remaja mengalami masalah penglihatan diikuti dengan gejala demensia, seperti hilang ingatan, kesulitan komunikasi, dan mengalami perubahan mood yang cepat.
- Mengalami kejang dan memiliki fungsi kognitif yang buruk.
NCL tidak dapat disembuhkan. Akan tetapi, beberapa perawatan dokter dapat membantu pasien dan keluarga untuk menekan munculnya gejala.
2. Batten disease
Batten disease juga merupakan penyebab demensia pada orang usia muda. Masalah kesehatan ini merujuk pada kelainan sistem saraf yang diwariskan orangtua.
"Perlu Anda ketahui bahwa Batten disease adalah salah satu jenis dari NCL," ungkap Tania.
Selain menimbulkan gejala mudah lupa, anak yang memiliki Batten disease juga mengalami gejala penyerta, seperti:
- Kehilangan kemampuan secara progresif.
- Kejang dan gangguan dalam menggerakan anggota tubuh.
- Gangguan kemampuan berdiri, berjalan, berbicara, dan berpikir secara bertahap.
- Gangguan tidur, pada sebagian anak.
Hingga kini, tidak ada pengobatan yang bisa menyembuhkan Batten disease. Namun, dokter dapat mengurangi frekuensi atau mencegah gejala, seperti kejang dengan obat antikonvulsan.
Pasien juga mungkin diminta untuk mengikuti terapi fisik dan okupasi untuk mempertahankan fungsi-fungsi tubuhnya.
3. Niemann-Pick
Penyebab demensia pada usia muda selanjutnya sangatlah langka, yaitu penyakit bawaan Niemann-Pick. Penyakit ini memengaruhi kemampuan tubuh untuk proses metabolisme lemak (kolesterol dan lipid) di dalam sel.
"Pada akhirnya, penyakit ini akan memperburuk fungsi otak, saraf, sumsum tulang belakang, dan paru-paru," ungkap Tania.
Penyebab dari Niemann-Pick adalah hilang atau tidak berfungsinya enzim phingomyelinase yang bertugas untuk memetabolisme lemak dalam tubuh sehingga akan memicu terjadinya penumpukan lemak. Seiring waktu, sel akan kehilangan fungsi karena tumpukan lemak dan mati.
Tidak semua Niemann-Pick dapat menyebabkan penurunan fungsi otak. Hanya tipe C yang dapat menyebabkan demensia pada remaja.
Anak atau remaja yang mengidap Niemann-Pick umumnya akan merasakan gejala berikut ini:
- Kontraksi otot yang berlebihan (distonia) atau gerakan mata yang tidak terkontrol.
- Gangguan tidur.- Kesulitan menelan dan mengalami penyakit pneumonia berulang.
- Kesulitan untuk berjalan, sehingga mudah jatuh.
Tidak ada obat yang dapat menyembuhkan Niemann-Pick tipe A dan B. Sekarang ini, hanya tersedia obat miglustat (Zavesca) yang bisa digunakan untuk mengobati Niemann-Pick tipe C.
4. Penyakit Lafora
Penyakit Lafora adalah jenis epilepsi mioklonus progresif yang parah dan diturunkan dari keluarga. Penyebab demensia pada usia muda ini paling sering dimulai dengan serangan epilepsi.
"Kemudian, diikuti dengan gejala lain, seperti kesulitan berjalan dan kejang otot (mioklonus)," ucap Tania.
Orang yang terkena juga mengalami kerusakan kognitif yang progresif yang bisa mengarah pada demensia di masa depan.
Pada kebanyakan kasus disebabkan oleh perubahan (mutasi) pada gen EPM2A atau gen NHLRC1 dan diturunkan secara resesif autosom.
Sayangnya, saat ini tidak ada obat atau cara untuk memperlambat perkembangan penyakit Lafora. Perawatan akan difokuskan pada tanda dan gejala yang dirasakan pasien.
"Sebagai contoh, orang yang mengalami kejang akan diresepkan obat antikejang," jelas Tania.
5. Down syndrome
Meski tidak semua, beberapa orang dengan sindrom Down mengembangkan penyakit Alzheimer saat mereka bertambah dewasa.
Orang dengan sindrom Down dilahirkan dengan salinan ekstra kromosom 21, yang membawa gen APP. Gen ini menghasilkan protein spesifik yang disebut protein prekursor amiloid (APP).
"Terlalu banyak protein APP menyebabkan penumpukan gumpalan protein yang disebut plak beta-amiloid di otak," tukas Tania.
Pada usia 40, hampir semua orang dengan sindrom Down memiliki plak ini di otak, bersama dengan endapan protein lainnya, yang menyebabkan masalah dengan fungsi sel otak dan meningkatkan risiko terjadinya demensia.
Menurut National Institute on Aging menyebutkan bahwa pengidap Down syndrome di usia 50 tahun mulai menunjukkan gejala Alzheimer, yakni salah satu tipe dementia. (Arie Nugraha)
Terkini Lainnya
Demensia Duduki Peringkat Ketiga Masalah Kesehatan Terbanyak pada Jemaah Haji di Makkah
Sebelum Video Joe Biden Mematung Viral, Anak Menteri Keamanan Israel Pernah Tuding Presiden AS Idap Alzheimer
Viral! Joe Biden Tiba-Tiba Mematung dan Kebingungan di Depan Publik, Tanda Awal Alzheimer atau Hanya Manipulasi?
5 Sebab Dimensia
Demensia
Pikun
anak muda
Rekomendasi
Sebelum Video Joe Biden Mematung Viral, Anak Menteri Keamanan Israel Pernah Tuding Presiden AS Idap Alzheimer
Viral! Joe Biden Tiba-Tiba Mematung dan Kebingungan di Depan Publik, Tanda Awal Alzheimer atau Hanya Manipulasi?
Kondisi Tidur Nyenyak Pengaruhi Risiko Demensia dan Alzheimer pada Usia Lanjut
Orang Dewasa dengan ADHD Berisiko 3 Kali Lebih Tinggi Alami Demensia dan Alzheimer
7 Makanan dan Minuman yang Harus Dihindari untuk Mengurangi Depresi dan Anxiety
Copa America 2024
Profil Endrick Penyerang Muda Brasil, Klub, Riwayat Karier, Usia, dan Status Transfer di Real Madrid
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Hasil Copa America 2024: Gol Marquinhos Dibatalkan, Brasil Harus Puas Ditahan Imbang Kosta Rika Tanpa Gol
Copa America 2024: Kolombia Pecundangi Paraguay di Laga Perdana Grup D
Link Live Streaming Copa America 2024 Brasil vs Kosta Rika, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Timnas Indonesia U-16
Top 3 Berita Bola: Timnas Indonesia U-16 Sikat Filipina, Manchester United Gaet Pemain Denmark Lagi
Kalahkan Filipina, Coach Nova: Timnas Indonesia U-16 Kurang Kreatif, Untung Punya Keunggulan Fisik
Daftar Negara Tersukses Sepanjang Sejarah Piala AFF U-16, Indonesia Peringkat Berapa?
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Hasil Piala AFF U-16 2024 Filipina vs Indonesia: Kerja Keras, Garuda Nusantara Amankan 3 Poin
Hasil Piala AFF U-16 2024 Filipina vs Indonesia: Garuda Nusantara Belum Cetak Gol
Judi Online
Polri Tegaskan Sudah Ada Bandar Judi Online yang Ditangkap
Kritik Keras Mahasiswa IPB Asal Gorontalo soal Pemberian Bansos bagi Pelaku Judi
Promosikan Situs Judi Online, Segini Upah yang Didapat 2 Selebgram Lampung
Kronologi Penangkapan Dua Selebgram Lampung yang Promosikan Judi Online
Haji 2024
Jemaah Haji Indonesia Tersasar sampai Tidak Makan 2 Hari, Dibantu Muthawif Malaysia Kembali ke Hotel
Mengapa Ada Larangan Keluar Rumah Sepulang Haji? Ini Penjelasannya
Benarkah Bid’ah jika Berkunjung ke Orang yang Pulang Haji? Buya Yahya Ungkap Fadhilahnya
Tangis Haru Warnai Kedatangan Kloter Pertama Jemaah Haji Asal Lampung di Rajabasa
13 Bandara Siap Sambut Kepulangan 216 Ribu Jemaah Haji hingga 22 Juli 2024
Timwas DPR Dapat Keluhan dari Jemaah Haji: Tidur Kayak Ikan Pindang
TOPIK POPULER
Populer
Gempa Magnitudo 6,0 Guncang Tanimbar Maluku, Tidak Berpotensi Tsunami
Sejarah Hari Bidan Nasional yang Diperingati Tiap 24 Juni
Jamban Bikin Kepulangan Jemaah Haji Asal Garut Terlambat 3 Jam, Keluarga Sempat Waswas
Mengenal Lebih Jauh Yuru Kyara, 7 Maskot Asal Jepang Terpopuler
Simak, Berikut Makanan yang Harus Dihindari Penderita Asam Urat
6 Rekomendasi Kuliner Enak di Ciwidey
Siapa Menikmati Kompensasi Relokasi Warga Batam?
Kritik Keras Mahasiswa IPB Asal Gorontalo soal Pemberian Bansos bagi Pelaku Judi
Gunung Lewotobi Laki-Laki Erupsi, Semburkan Abu Tebal 900 Meter ke Arah Barat Daya
Geger Ular Sanca Berjemur di Atap Gedung Kampus di Sukabumi, Diduga Sering Memangsa Kucing
Gangguan Sistem Kemenkominfo, Cek Paspor di Bandara Berlangsung Manual
Habib Jafar Shodiq Meninggal Dunia karena Kecelakaan di Tol Solo-Ngawi, Berikut Profilnya
Apa Itu Jalur Afirmasi PPDB? Berikut Pengertian dan Syaratnya
Apa Itu Cek Khodam yang Viral di TikTok? Berikut Penjelasannya
Euro 2024
Denmark Vs Serbia: Tim Dinamit Bakal Berjuang Demi Tiket 16 Besar Euro 2024
Prediksi Euro 2024 Prancis vs Polandia: Bungkam Kritik
Inggris Vs Slovenia Euro 2024: The Three Lions Incar Hasil Maksimal
Jadi Pencetak Gol Tertua di Euro, Harga Pasar Luka Modric Masih Mentereng
Prediksi Euro 2024 Inggris vs Slovenia: Tim 3 Singa Merespon Kritik
Prancis Vs Polandia: Les Bleus Usung Misi Kunci Juara Grup D Euro 2024
Berita Terkini
Polisi Sebut Fakta Persidangan SYL Serahkan Rp 1,3 Miliar ke Firli Bahuri Sudah di Proses BAP
Tim Siber TNI Dalami Dugaan Peretasan Data BAIS
Itel Vista Tab 30, Tablet 11 Inci Rp 1 Jutaan yang Punya Memori Lega
BSSN Sebut Brain Cipher Ransomware Serang Pusat Data Nasional Sementara di Surabaya
Delta Dunia Makmur Raih Pendapatan USD 426 Juta Pada Kuartal I 2024
Pelemahan Rupiah Hajar Industri Makanan dan Minuman, Beban Impor Sentuh Rp 500 Triliun
Surah Al-Mulk Full Lengkap Ayat 1-30, Pahami Keutamaannya
Atta Halilintar dan Lenggogeni Faruk Debat soal Gelar Haji Thariq Halilintar, Simak Penjelasannya
Heru Budi Sebut 3 Pelaku Penjarahan Rusun Marunda Sudah Diproses Hukum
Big Ocean, Grup K-Pop Tuna Rungu Berkolaborasi dengan WHO untuk Membuat Konten Edukasi
Nasib Industri Kripto Jadi Sorotan Jelang Pilpres AS, Begini Harapan Pengusaha
Polisi Dalami Dugaan Sindikat Pencabulan Anak Lewat Medsos: Kita Kejar Semua yang Terlibat
Daftar Warisan Masalah yang Jadi Beban Pemerintahan Prabowo-Gibran
Cair Bulan Ini, Cek Bansos di dtks.kemensos.go.id dan Cek KTP Login
Brando PDIP: Putusan MK soal Rekapitulasi Ulang Cilincing Perkuat Pernyataan Sekjen Hasto