uefau17.com

Gulo Puan, Kudapan Khas Palembang yang Mulai Langka - Regional

, Palembang - Selain pempek, Kota Palembang juga memiliki beragam kuliner lezat yang wajib dicoba, salah satunya gulo puan. Sajian yang umumnya dijadikan pelengkap hidangan ini kini mulai susah ditemukan.

Mengutip dari indonesia.go.id, gulo puan merupakan kudapan manis yang dahulu disajikan untuk bangsawan. Sajian ini merupakan warisan raja-raja Kesultanan Palembang Darrussalam.

Seiring berjalannya waktu, gulo puan pun mulai banyak dinikmati masyarakat luas. Hingga akhirnya, kudapan ini menjadi ciri khas masyarakat Palembang selain pempek.

Gulo puan dibuat dari susu kerbau segar. Kerbau tersebut merupakan kerbau khas daerah Pampangan, Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatra Selatan.

Dalam bahasa daerah Sumatra Selatan, 'puan' berarti susu, sehingga gulo puan merupakan gula susu. Sajian ini dimasak seperti halnya sedang membuat kue karamel.

Bedanya, kue karamel menggunakan gula putih, sedangkan gulo puan menggunakan gula merah. Adapun tekstur sajian ini cenderung berpasir dengan warna kecokelatan.

Gulo puan mulai jarang ditemukan dan hanya bisa dijumpai di waktu-waktu tertentu saja, seperti saat salat Jumat di Masjid Agung Palembang. Gulo puan biasanya juga dijual oleh para pedagang kaki lima dengan harga yang cukup tinggi, yakni sekitar Rp100 ribu per kilogramnya.

Gulo puan memiliki rasa yang manis dan gurih karena adanya perpaduan karamel dan keju. Sajian ini biasanya dijadikan teman saat minum teh atau kopi. Selain itu, sajian ini juga bisa disantap bersama roti tawar.

Sayangnya, saat ini populasi kerbau Rawa Pampangan semakin sedikit karena lahan penggembalaan yang semakin berkurang. Hal itu merupakan akibat dari kebakaran hutan pada 2014-2015 lalu.

Akibatnya, pembuatan gulo puan pun tidak dapat dilakukan setiap hari. Adapun salah satu desa pembuat gulo puan adalah Desa Bangsal, Kecamatan Pampangan, Kabupaten OKI, Sumatra Selatan.

 

Penulis: Resla Aknaita Chak

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat