, Bangkalan - Dua peristiwa di sekitar tahun 1924 berupa penyerahan sebuah tongkat dan tasbih, memantapkan hati KH Hasyim Asy'ari untuk membentuk Jam'iyah (perkumpulan) Ulama, yang pernah diusulkan muridnya KH Wahab Hasbullah. Peristiwa itu terjadi setelah dua tahun lamanya, pendiri Pesantren Tebuireng di Jombang itu, mencari "isyarat langit" yang tak kunjung datang lewat salat istikharah.
Rupanya isyarat itu datang lewat tongkat dan tasbih yang dikirim gurunya Syaikhona Kholil, pendiri Pesantren Kademangan di Kabupaten Bangkalan, Madura. As'ad, seorang santri, diutus Kiai Kholil mengantarkan tongkat dan tasbih itu ke Tebuireng. Kelak murid ini dikenal sebagai KH As'ad Syamsul Arifin, pendiri pesantren paling berpengaruh di Situbondo, Salafiyah Syafi'iyah.
Advertisement
Baca Juga
Hikayat tentang tongkat dan tasbih itu dituturkan Kiai As'ad dalam sebuah ceramah yang direkam dalam pita kaset. Isinya kemudian ditranskip dan dimuat dalam buku berjudul Syaikhona Kholil Bangkalan Penentu Berdirinya Nahdlatul Ulama.
Buku yang terbit pada 2012 ini ditulis mantan Bupati Bangkalan RKH, Fuad Amin Imron, yang wafat pada 16 September 2019. Terlepas dari semua kontroversi dan skandal dalam 71 hidupnya, buku ini terasa istimewa karena penulis adalah cicit Syaikhona Kholil Bangkalan, ulama yang disegani itu.
Selama nyantri ke Syaikhona Kholil, As'ad muda hanya ditugasi mencari kayu bakar. Namun, pada 1924 itu, ia dipercaya mengemban amanah besar, mengantarkan tongkat dan tasbih itu, dari Bangkalan menuju Tebuireng.
Maka Kiai As'ad adalah saksi sekaligus pelaku sejarah berdirinya NU, sebuah organisaai keagamaan dengan jumlah pengikut terbanyak di Indonesia. Kiai As'ad memulai kisahnya enam tahun sebelum NU diresmikan di Kota Surabaya di rumah KH Wahab Hasbullah pada 31 Januari 1926.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Muculnya Gerakan Pemurnian Islam
![Pasarean Syaikhona Kholil](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/D06SWkJecu7M3CLDgh9k2M1RCh4=/0x0:1280x720/640x360/filters:quality(75):strip_icc():format(webp):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,540,20,0)/kly-media-production/medias/3018793/original/018170400_1578705189-SAVE_20200111_080239.jpg)
Pada 1920, kata Kiai As'ad, sebanyak 67 ulama Nusantara berkumpul di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur. Selama sebulan, mereka bermukim di rumah Kiai Muntaha Desa Jengkebuen, guna membahas kemunculan aliran baru yang gencar menyiarkan pemurnian ajaran Islam dengan hanya berpedoman pada Al-Quran dan Hadis.
Para ulama itu resah oleh aliran baru yang kemudian hari dinamai Wahabi karena mengharamkan tahlil dan ziarah kubur, sebuah ajaran yang sudah lama dipraktekkan oleh pengikut Ahlus Sunnah wal Jamaah yang dibawa Wali Songo ke tanah Jawa.
Pertemuan gawat di tahun 1920 itu tak menemukan solusi bagaimana meredam Wahabi yang gerakannya kian gencar dan masif. Mereka butuh fatwa KH Muhammad Kholil, seorang ulama di Bangkalan yang masyhur karena kealiman dan kewaliannya juga mertua Kiai Muntaha.
Belum sempat Kiai Muntaha menemui sang mertua. Kiai Kholil mengutus Nasib, seorang muridnya ke Jengkebuen. Nasib diminta membaca surat As-Shaaf ayat 8 dan 9 kepada para ulama di rumah menantunya itu.
Para Ulama itu puas dan lalu pulang, karena ayat itu rupanya adalah fatwa yang mereka tunggu atas munculnya gerakan yang dicetuskan ulama Arab Saudi, Ibnu Abdul Wahhab yang pengaruhnya begitu kuat setelah Kota Mekkah ditaklukkan seorang Kepala Suku bernama Al-Saud yang kemudian mendirikan kerajaan dan masih berkuasa sampai kini.
"Itulah karomah Kiai Kholil. Sudah tahu jawaban atas sebuah pertanyaan yang belum disampaikan," kata Kiai As'ad.
Advertisement
Tentang Wahhabi
![Puti Guntur Soekarno](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/y5cPDSOFoH2q1sFSLgcpOWmicGw=/0x0:1280x720/640x360/filters:quality(75):strip_icc():format(webp):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,540,20,0)/kly-media-production/medias/3018794/original/026376900_1578705189-SAVE_20200111_074718.jpg)
Wahhabi, muncul pertama kali di jazirah arab sejak 1700-an. Pencetusnya seorang ulama Badui, Muhammad bin Abdul Wahhab. Wahhabi menolak keragaman budaya apalagi filsafat meski terbukti telah membuat khazanah keilmuan Islam maju kala itu.
Wahhabi konon hanya mempraktekkan amaliah agama plek jiplek sesuai yang dilakukan Nabi Muhammad dan para sahabat. Mereka menolak kehadiran madzhab baru yang muncul pasca-wafatnya Nabi Muhammad. Kepala Suku dataran tinggi Najd, Muhammad al-Saud yang dikenal memiliki pasukan pemberani menjadi pengikut awal aliran Wahhabi.
Maka, dengan cepat duet Al-Saud dan Ibnu Abdul Wahab yang memadukan kekuatan kontrol politik dan fanatisme agama, menjadi kekuatan baru di Jazirah hingga berani menentang Kekhalifahan Usmani yang bertahta di Istanbul.
Dalam buku Kudeta Mekkah Sejarah Yang Tak Terkuak, yang ditulis wartawan Wall Street Journal Yaroslav Trofimov terbitan 2007, pasukan Wahhabi al-Saud berhasil ditumpas, oleh pasukan Mesir yang dipimpin Panglima Perang dari Yerusalem, Salahudin. Al-Saud lalu dibawa ke Istanbul dan dipenggal kepalanya.
Ketika Imperium Turki Usmani kian melemah. Abdul Aziz, Anak al-Saud yang hidup mengungsi di Kuwait, memimpin penyerangan ke Kota Riyadh. Pada suatu subuh, dengan enam lusin pasukan, Abdul Aziz menyerang Gubernur Riyadh dan rombongan yang hendak salat subuh.
Penyerangan brutal pada Januari 1902 itu, menjadi penanda dimulai sebuah imperium baru yakni Kerajaan Arab Saudi yang berkuasa hingga kini. Dan Wahhabi dengan sendirinya menyebar seiring penaklukan suku-suku yang dilakukan Raja Abdul Aziz.
Pada 1905, muncul Jamiyat Khayr, komunitas Arab di Batavia, sebagai kelompok Islam pertama yang memprakarsai penyebaran aliran Wahhabi di Indonesia.
Enam tahun kemudian, gerakan ini diperkuat oleh Persyarikatan Ulama, Al-Irsyad dan Persis juga Muhammadiyah. Hingga membuat ulama Ahlussunnah wal Jamaah resah dan kemudian berkumpul di Bangkalan pada 1920, seperti diceritakan Kiai As'ad Syamsul Arifin itu.
NU Berdiri
![Buku sejarah NU](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/S4Nm8BveZBThVepdrgapFs7Xa4Y=/0x0:3120x4160/640x853/filters:quality(75):strip_icc():format(webp):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-portrait-new.png,540,20,0)/kly-media-production/medias/3018795/original/095625200_1578705189-IMG_20200111_074550.jpg)
Antara tahun 1921 hingga 1922, sesudah pertemuan ulama di Bangkalan dua tahun sebelumnya, sebanyak 46 ulama Pulau Jawa dan Madura bertemu di Kawatan Surabaya, rumah Kiai Mas Alwi. Kali itu pokok bahasan lebih kongkrit yaitu pembentukan sebuah organisasi untuk menangkal kemunculan kelompok Islam yang tidak senang pada ajaran ahlussunnah.
Di antaranya kiai yang hadir antara KH Hasyim Asyari, KH Hasan Genggong, KH Samsul Arifin, KH Dahlan Nganjuk, dan KH Asnawi Kudus dan Kiai Taher Bungkuk juga kiai-kiai Jombang.
Namun, pertemuan itu tak kunjung seiya-sekata. Sebagian sepakat membentuk organisasi baru, Sebagian lagi mengusulkan agar memperkuat organisasi yang sudah ada seperti Sarekat Islam atau Masyumi.
Karena tak juga menemukan jalan keluar, kata As'ad, seorang kiai akhirnya menghadap Kiai Kholil Bangkalan. Dia kemudian bercerita pernah membaca tulisan Sunan Ampel sewaktu nyantri di Kota Madinah.
Isinya menceritakan Sunan Ampel pernah bermimpi bertemu dengan Nabi Muhammad SAW. "Dalam mimpi itu Nabi Muhammad berpesan agar ajaran ahlus sunnah dibawa ke Indonesia karena orang-orang Arab sendiri tidak mampu melaksanakannya," ujar As'ad.
Di Cirebon, pada 1921 itu, kongres Islam pertama digelar. HOS Cokroaminoto, tokoh Sarekat Islam, memimpin kongres. Namun tujuan kongres untuk menyatukan visi dan misi umat Islam dan mengurangi ketegangan antar kelompok tak tercapai.
Al-Irsyad yang diwakili Ahmat Soorkatti dan ulama tradisional yang diwakili KH Wahab Hasbullah dan KH Asnawi Kudus berbeda pandangan soal mazhab.
Di tengah berbagai upaya menyatukam visi umat Islam itu dan tarik ulur kiai-kiai tradisional membentuk organisasi baru. Pada sebuah pagi di awal 1924, Kiai Kholil tiba-tiba memanggil As'ad. Dia diminta sang guru mengantarkan sebuah tongkat pada KH Hasyim Asyari di Tebuireng. Pada akhir tahun itu, As'ad dipanggil lagi, kali ini mengantarkan tasbih.
Menurut Kiai As'ad, ketika menerima dua benda itu, Kiai Hasyim memberi reaksi yang berbeda. Saat menerima tongkat disertai potongan ayat surat Thaha ayat 17-23, Kiai Hasyim langsung berujar bahwa dengan tongkat itu hatinya makin mantap untuk mendirikan organisasi bernama Jam'iyatul Ulama dan tongkat itu disebut sebagai tongkatnya Nabi Musa.
Sementara menerima tasbih yang disertai bacaan Ya Jabbar, Ya Qohhar, dua dari 99 Asmaul Husna, Kiai Hasyim Asyari berujar bahwa yang melawan ulama akan hancur.
"Saat disuruh Kiai Kholil dua kali ketemu Kiai Hasyim, saya dikasih ongkos dan tidak saya belanjakan, sampai sekarang masih ada," ujar As'ad.
Setahun kemudian, Kiai Kholil Bangkalan meninggal dunia tahun 1925, pada hari ke 29 bulan Ramadan. Setahun berselang, tepatnya pada 31 Januari 1926, NU resmi didirikan di rumah KH Wahab Hasbullah di Kampung Kertopaten, Surabaya.
Tanggal ini adalah tanggal dibentuknya 'komite hijaz'. Sebuah komite yang akan dikirim ke Mesir untuk mengikuti Muktamar Islam Dunia pertama, untuk memperjuangkan agar penguasa Arab Saudi tetap memperbolehkan ajaran Ahlussunah wal Jamaah diajarkan di Mekkah.
Atas usul Kiai Mas Alawi, nama Komite Hijaz diganti menjadi Nahdlatul Oelama', nama yang kemudian disepakati resmi menjadi nama organisasi untuk didaftarkan pada Gubernur Hindia Belanda. Salah satu penyusun anggaran dasar NU adalah KH Dahlan Nganjuk. Dan Lambang NU dibuat oleh KH Ridwan Abdullah Surabaya.
"Sudah jelas, ini kesaksian saya, karena saya tahu awal pembentukan NU yang saya cintai," ujar Kiai As'ad dalam ceramah itu.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Belajar Toleransi Beragama di Desa Kalikudi Cilacap
Terkini Lainnya
Rayakan Hari Santri, PBNU Akan Bahas Relasi Islam dan Negara
Kasus Uighur, Komisi I DPR Nilai Tudingan ke Muhammadiyah dan NU Politis
Muculnya Gerakan Pemurnian Islam
Tentang Wahhabi
NU Berdiri
sejarah berdirinya NU
Syaikhona Kholil Bangkalan
Hasyim asy'ari
wahab hasbullah
Tongkat Nabi Musa
KH Kholil Bangkalan
nu
Rekomendasi
Pengungkapan Polemik Nasab Habib Ba’Lawi Mulai Dapat Dukungan Kiai di Garut, Bagaimana Daerah Lain?
Kapan Izin Kelola Tambang untuk NU Keluar? Ini Jawaban Menteri ESDM
Ormas Keagamaan Dapat Jatah Izin Tambang: PBNU Senang, Lainnya Tolak
Bahlil Soal Ormas yang Ajukan Izin Tambang: Baru NU yang Datang, yang Lain Belum
Menteri Bahlil Jamin Ormas Keagamaan Tak Rugi Garap Tambang Batu Bara
Ormas Keagamaan Dapat Konsesi Tambang dari Jokowi, DPR Bilang Begini
Kasih Konsesi Tambang ke NU Disebut karena Janji Politik, Ini Penjelasan Menteri Bahlil
Bakal Dibuka Jokowi, Ini Agenda Kongres VI JQH NU di Ponpes Tebuireng
Syarifah Salma Istri Habib Luthfi Wafat, Dimakamkan di Pekalongan
Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Hasil Copa America 2024 Argentina vs Peru dan Kanada vs Cile: La Albiceleste Juara Grup, Les Rouges Dampingi ke Perempat Final
Link Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Peru, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Link Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Peru, Minggu 30 Juni di Indosiar dan Vidio
Prediksi Copa America 2024 Argentina vs Peru: Kesempatan Pelapis Tim Tango
Hasil Copa America 2024: Brace Vinicius Junior Bawa Brasil Gulung Paraguay
Timnas Indonesia U-16
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Lupakan Euforia, Nova Arianto Minta Skuad Timnas U-16 Fokus di Semifinal Piala AFF U-16
Hasil Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Laos: Pesta Gol, Garuda Nusantara Lolos ke Semifinal
Hasil Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Laos: Sempat Tertinggal, Garuda Nusantara Unggul 4-1 di Babak Pertama
Dapatkan Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Laos, Sesaat Lagi Tayang di Indosiar dan Vidio
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Laos, Kamis 27 Juni Pukul 19.30 WIB: Tayang di Indosiar dan Vidio
Judi Online
80 Ribu Pelajar Kecanduan Judi Online, Komnas PA Bandar Lampung Minta Cek Aktivitas Daring Anak
Promosikan Situs Judi Online, Belasan Selebgram Lampung Kena Batunya
Kepala Desa di Sampang Diminta Jadi Pelopor Pencegahan Judi Online
Hoaks Terkini Seputar Judi Online, Simak Biar Tak Terpengaruh
Punya Ayah Kecanduan Judi dan Menafkahi Keluarga dari Uang Haram, Bagaimana Buya?
Top 3 News: Tangani 23 Kasus Judi Online, Polda Metro Jaya Sebut Semua Bandar Ada di Luar Negeri
Pilkada 2024
Pilkada 2024, PDIP Buka Peluang Kerja Sama dengan Gerindra sampai PKB
Bukan di Jakarta, Golkar Pastikan Ridwan Kamil Menang di Pilkada Jawa Barat
Ribuan Petani Kumpul di Semarang Minta Sudaryono Maju Gubernur Jawa Tengah
LSI Sebut Jokowi Effect Pengaruhi Pemilih di Pilgub Jateng 2024
Visi Eman Suherman Majukan Majalengka dengan Kolaborasi Disebut Menuai Dukungan Besar
Buka Mukerwil PPP Jambi, Mardiono Kobarkan Semangat Kader Jelang Pilkada 2024
TOPIK POPULER
Populer
Penuhi Hak Kesehatan Andikpas, Klinik Pratama LPKA Pangkalpinang Resmi Dibuka
9 Trik Efektif Agar Bisa Tidur Lebih Cepat dan Nyenyak
Mengintip Wisata Keluarga di Lembang Park & Zoo, Ajak Anak Mengenal Satwa
Catat, Resep Sambal Kecap Menggugah Selera
Mandiri Jogja Marathon 2024 Didominasi Pelari Kenya
Mengenal Lupis Mbah Satinem, Kuliner Legendaris di Jogja
Tongkat Komando LPKA Pangkalpinang Berganti, Ridha Ansari Resmi Pegang Kendali
Promosikan Situs Judi Online, Belasan Selebgram Lampung Kena Batunya
Euro 2024
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Euro 2024: Tekuk Georgia, 2 Wonderkid Spanyol Lamine Yamal dan Nico Williams Malah Girang Jumpa Jerman di Perempat Final
Euro 2024: Komentar Jude Bellingham Usai Cetak Gol Salto Lawan Slovakia, Inggris Makin Pede di Perempat Final?
Hasil Euro 2024: Menang 4-1, Spanyol Bungkam Perlawanan Gigih Georgia untuk Tiket Perempat Final
Hasil Euro 2024: Diwarnai Gol Salto Jude Bellingham, Inggris Sukses Tekuk Slovakia dengan Dramatis
Berita Terkini
Jenguk Prabowo yang Baru Operasi Kaki, Ajak Warga Doakan Proses Pemulihan
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Seorang Anak Tewas Tertabrak Mobil di Tol Cijago
BYD Indonesia Resmi Serahkan Unit ke Konsumen
Pertamina Tahan Harga BBM pada 1 Juli 2024, Cek Rinciannya
3 Resep Praktis Makanan Serba Kelapa Parut, dari yang Manis hingga Gurih
Pasar Saham AS Bakal Cerah Jika Donald Trump Menang Pilpres 2024
[Kolom Pakar] Prof Tjandra Yoga Aditama: 5 Hal tentang Bakteri Pemakan Daging dan 7 Langkah Antisipasi Berbagai Negara
Indonesia Rajai Nomor Estafet 2nd Southeast Asia Open Water Swimming 2024
Euro 2024: Tekuk Georgia, 2 Wonderkid Spanyol Lamine Yamal dan Nico Williams Malah Girang Jumpa Jerman di Perempat Final
3 Tips Efektif Mengajarkan Anak Menabung Sejak Dini
Diawasi OJK, Industri Kripto Bakal Setara dengan Perbankan
Mengintip Wisata Keluarga di Lembang Park & Zoo, Ajak Anak Mengenal Satwa
1 Juli 2023: Bus Pariwisata Hangus Terbakar Usai Tabrak Pembatas Jalan di Maharashtra India, 25 Orang Tewas