uefau17.com

HEADLINE: Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran Jadi Makan Bergizi Gratis, Butuh Kementerian Khusus? - News

, Jakarta - Presiden terpilih Prabowo Subianto mengubah nama program 'Makan Siang Gratis' menjadi 'Makan Bergizi Gratis'. Ia pun mempertimbangkan membuat kementerian atau lembaga khusus untuk menangani program ini. Sebab ia ingin agar program unggulannya ini efisien tanpa kebocoran.

“Kita sudah hitung bahwa kita mampu, masalah organisasi, belum tentu kita sedang pikirkan, apakah itu perlu kementerian khusus atau cukup badan saja, saya kira bukan organisasi tapi yang penting adalah skemanya, sistemnya, sampai terwujud sampai ke anak itu dengan tepat,” ujar Prabowo dalam keterangannya.

Ia pun akan membuat skema agar program 'Makan Bergizi Gratis' ini bisa sampai ke anak-anak tanpa kebocoran. 

“Masalahnya, ini saya sudah lama bicara, ada fenomena sebagai anak bangsa bahwa sadar semua terjadi banyak kebocoran di bangsa kita. Nah, ini sekarang bagaimana kita membuat skema dengan efisien dengan baik, tidak ada kebocoran sampai ke anak-anak kita,” tutur Prabowo.

Sementara terkait pembagian susu gratis untuk anak-anak di seluruh Indonesia juga akan dijalankan sesuai tipologi masing-masing daerah.

Prabowo mencontohkan pada salah satu daerah di Maluku Barat Daya, yakni Pulau Moa kerap memproduksi air susu dari kerbau. Sehingga, tidak cukup sulit untuk mendapat produksi susu yang dapat dijangkau anak-anak di wilayah Moa.

“Dan masalah susu ya. Kita akan lihat ternyata tergantung daerahnya sebagai contoh Maluku Barat Daya, Pulau Moa, mereka itu banyak kerbau susu, kerbau disana ada, cukup susu kerbau, ada juga daerah-daerah yang banyak kambing etawa, bisa dapat susu kambing dan ini kita harus lihat,” jelas Prabowo.

Sementara, di daerah lain sulit mendapatkan sumber susu, bisa difokuskan dengan pemerataan pembagian bahan pangan bergizi seperti ikan dan telur.

“Kalau lihat protein yang ada di susu ternyata protein dan mineral dan zat-zat yang ada di telur itu lebih baik daripada susu, para pakar cerita kepada saya dan telur kita jatuhnya bisa lebih murah bahwa di suatu daerah susu itu terlalu mahal ya kita konsentrasi kepada telur, kepada ikan, dan sebagainya,” lanjut Prabowo.

Untuk itu, Prabowo menekankan bahwa pembagian makanan bergizi dan juga susu gratis kepada anak-anak di Indonesia akan fleksibel dengan tipologi daerah masing-masing.

“Jadi, kita harus menyesuaikan rencana kita dengan tipologi dan kondisi daerah yang berbeda-beda. Kita jangan satu pola disamaratakan di Indonesia, ada daerah pegunungan, ada daerah pesisir, ada pulau. Jadi, kita harus selalu fleksibel, yang penting anak-anak kita dapat makanan bergizi. Saya kira itu tujuan kita,” tutup Prabowo.

Juru bicara Prabowo, Dahnil Anzar Simanjuntak, mengatakan perubahan nama 'Makan Siang Gratis' menjadi 'Makan Bergizi Gratis' untuk menegaskan bahwa makanan yang akan disediakan oleh Prabowo-Gibran adalah makanan bergizi. 

"Perubahan nama 'Makan Siang Gratis' menjadi 'Makan Bergizi Gratis' untuk anak-anak hanya terkait nomenklatur untuk menegaskan bahwasannya makan yang diberikan oleh Pak Prabowo adalah makanan bergizi. Jadi perubahan itu hanya penegasan kualitatif, artinya program ini adalah program yang menyediakan makan bergizi bagi anak-anak kita di sekolah," kata Dahnil kepada . 

Selain itu, perubahan nama ini juga dimaksudkan agar pembagian makanan ini tidak terpatok saat jam makan siang. Sebab, makanan bergizi gratis ini akan dibagikan sesuai jam sekolah anak-anak. 

"Terkait dengan waktunya, bisa beragam jadi tidak selalu makan siang, karena anak-anak kita yang PAUD misalnya kemudian SD kelas 1-3 atau 4 ada yang masuknya pukul 07.00 WIB pulang pukul 10.00 WIB, ada juga yang masuk pukul 07.00 pulang pukul 14.00 siang atau sore dan sebagainya, jadi pemberian dan terkait waktunya bisa bervariasi bergantug jadwal anak-anak tersebut," kata Dahnil.

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Membutuhkan Kementerian Khusus?

Pakar Hukum Tata Negara Irman Putra Sidin menilai program 'Makan Bergizi Gratis' ini memerlukan kementerian khusus. Mengingat wilayah Indonesia yang sangat luas dan menjadi program utama Prabowo-Gibran maka harus ditangani serius. 

"Ini juga melibatkan hampir 90 juta anak dan diestimasi mengunakan anggara kurang lebih Rp 450 triliun, maka harus ada otoritas khusus yang mengurusnya, berbentuk kementrian bukan sekedar badan, dan bisa gagah atau percaya diri ikut rapat kabinet. Sebab dialah nanti jadi penanggungjawab ujung tombak eksekusi janji itu dihadapan Prabowo-Gibran," kata Irman kepada .

Menteri tersebut, kata Irman, tidak harus seorang ahli gizi tapi yang penting adalah mengetahui perannya dan mampu berkoordinasi dengan menteri terkait dalam pelaksanaan tugasnya. 

Sementara soal perubahan nama, kata Irman, memang diperlukan untuk mempertegas bahwa yang akan diberikan ke anak-anak adalah makanan bergizi. 

"Makan siang gratis pasti harus bergizi karena tubuh manusia harus di isi nutrisi “nourished”, jadi namanya memang harus makan bergizi," ujarnya.

Sementara Pengamat politik dari Populi Center, Usep Saepul Ahyar menilai program Makan Siang Bergizi ini tak perlu ditangani dengan membuat kementerian baru. Program tersebut, kata dia, bisa diserahkan ke kementerian yang sudah ada.

"Kalau menurut saya kementerian yang ada kemudian dilebarkan fungsinya. Kementerian yang relevan. Bahkan mungkin, kalau saya lihat programnya Pak Prabowo yang dikemukakan waktu itu, itu kan mestinya makan siang gratis itu menjadi program yang melingkupi ke banyak kementerian," kata Usep kepada di Jakarta.

Ia pun juga mempertanyakan bagaimana nomenklatur dan fungsi dari kementerian yang mengurus soal Makan Bergizi Gratis ini.

"Makan gratis itu apanya gitu loh, kementerian makan gratis itu, misalnya kalau nomenklaturnya dipakai itu, itu ngurusin apanya? Memegang fungsi distribusi atau pengadaannya? Atau apa," ujarnya.

Sebenarnya, kata dia, kementerian yang sudah ada bisa dimaksimalkan, misalnya untuk menyediakan makanan, susu dan mendistribusikan. 

"Menteri perdagangannya, menteri pertaniannya, kelautannya dan seterusnya, itu sebenarnya bisa tinggal dikoordinasikan dan itu ya fungsinya presiden. Mengkoordinasikan kementerian itu," kata Usep.

Dengan begitu, kata Usep, kerja kementerian tersebut tetap efektif dan efisien tanpa adanya penambahan kementerian yang berpotensi pemborosan uang negara serta hanya digunakan untuk mengakomodasi kepentingan-kepentingan partai politik yang mendukungnya di Pilpres 2024. 

Usep menilai program makan bergizi gratis ini akan dilakukan secara bertahap mengingat kondisi demografis di Indonesia sangat kompleks. 

"Jadi selain soal kompleksitas penduduk, juga soal sumber makanan dan lain sebagainya, tapi juga kan sebenarnya disesuaikan juga dengan keuangan negara dan prioritas yang harus dijalankan oleh pemerintah yang akan datang. Jadi mungkin dilakukan, tapi mungkin tidak akan bisa sekaligus. mungkin akan bertahap, atau wilayah juga," tandas Usep.

 

 
3 dari 4 halaman

Pelajari Makan Bergizi Gratis dari Jepang dan China

Untuk memuluskan program makan bergizi ini, pemerintah Indonesia telah belajar dari Jepang dan negara-negara lain. 

“Indonesia terbuka untuk belajar dari negara-negara yang sudah menyelenggarakan makan siang gratis atau yang saat ini sudah diubah namanya oleh presiden terpilih menjadi program makan bergizi, termasuk dari Jepang,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat ditemui dalam Nikkei Forum 29th Future of Asia, Tokyo.

Menurut dia, Jepang sudah berpengalaman menerapkan program tersebut sejak akhir Perang Dunia II. Saat ini, pemerintah tengah mempelajari dan melakukan studi banding dengan China terkait program serupa.

“Saya rasa banyak negara yang sudah menerapkan program tersebut di mana Indonesia harus belajar bagaimana cara mengimplementasikan itu, terutama oleh pemerintahan selanjutnya,” katanya.

Sementara kategori penerima makan siang gratis, di antaranya anak sekolah, balita dan wanita hamil.

Pemerintah Jepang sudah sekitar 70 tahun menerapkan program makan siang gratis bagi pelajar.

Awalnya, program tersebut diperuntukkan bagi siswa-siswi yang kurang mampu dan pada akhirnya pemerintah Jepang mengeluarkan undang-undang di 1954 yang mewajibkan siswa sekolah dasar dan menengah mendapatkan makan siang gratis di sekolah.

Menu makan siang gratis di Jepang dibuat dan diawasi secara ketat baik itu jenis makanan, kandungan gizi hingga kalori yang disesuaikan dengan kebutuhan anak sesuai usianya.

Di setiap sekolah, terutama sejak sekolah dasar, para siswa juga bergiliran untuk menjadi petugas yang membagikan makan siang kepada teman-temannya.

4 dari 4 halaman

Infografis Deretan Negara Berikan Makan Siang Gratis di Sekolah. (/Gotri/Abdillah)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat