uefau17.com

Panen Perdana Jagung Bioteknologi Bayer, Diyakini Bisa Tingkatkan Pendapatan Petani 30 Persen - News

, Jakarta - Perusahaan Bayer bersama Kementerian Pertanian, dan Pemerintah Kabupaten Dompu melakukan panen perdana jagung bioteknologi, menggunakan bibit jagung DK95R hasil inovasi perusahaan Bayer. Dipercaya bibit jagung DK95R menjadi solusi peningkatan pendapatan petani mencapai 30 persen.

Bayer Crop Science Country Cluster Head for Southeast Asia & Pakistan, Stacy Markovich mengatakan, panen perdana jagung bioteknologi dilakukan di Bayer Better Life Farming (BLF) Center, Manggelewa, Kabupaten Dompu. Bayer telah melakukan uji coba penanaman jagung bioteknologi DK95R di Indonesia.

“Para petani mendapatkan potensi peningkatan pendapatan hingga 30 persen dibandingkan dengan praktik konvensional,” ujar Stacy kepada , Rabu (26/7/2023).

Stacy menjelaskan, peningkatan pendapatan diperoleh dari kombinasi hasil panen yang lebih tinggi dan pengurangan biaya input. Dibandingkan dengan benih jagung konvensional, DK95R mengandung sifat Roundup Ready (RR) yang toleran terhadap glifosat, bahan aktif dalam herbisida keluarga Roundup.

“Glifosat dapat digunakan untuk pengendalian gulma dalam benih jagung Roundup Ready tanpa merusak tanaman jagung. Ada respon positif dari pengguna benih jagung berteknologi RR,” jelas Stacy.

Peluncuran DEKALB DK95R menandai awal dari rangkaian produk dan inovasi bioteknologi Bayer dalam mendukung petani di Indonesia. Rangkaian teknologi yang akan diperkenalkan termasuk benih jagung VT Double PRO (VT2P), teknologi yang menggabungkan kontrol serangga dan sifat toleransi glifosat.

“Kami ingin meningkatkan produktivitas, mengurangi risiko, dan membuat para petani memiliki rasa percaya diri serta mendapatkan faktor keselamatannya dalam menjalankan budidaya pertaniannya,” ucap Stacy.

VT2P akan menjadi teknologi unggulan yang memberikan kontrol sepanjang musim terhadap ulat grayak (Fall Armyworm/FAW), menjadi kekhawatiran besar petani jagung di Indonesia. Pada tahap pertumbuhan awal, jagung sangat sensitif terhadap persaingan dengan gulma untuk mendapatkan cahaya, nutrisi, dan air.

Umumnya, pengendalian gulma pada jagung dimulai pada awal musim tanam baik sebelum atau setelah tanaman muncul, untuk menghilangkan gulma kecil yang biasanya segera bersaing secara agresif dengan tanaman jagung. Praktek umum petani mengaplikasikan herbisida tiga hingga empat kali per musim tanam.

“Dengan benih jagung RR petani hanya perlu mengaplikasikan satu hingga dua kali per musim tanam,” Stacy.

Benih jagung RR telah dikembangkan sejak tahun 1980-an sebagai respons terhadap permintaan petani akan metode pengendalian gulma yang ramah lingkungan, efisien secara waktu dan biaya dengan tingkat keamanan yang lebih baik. Tanaman hasil rekayasa genetika yang paling banyak digunakan di seluruh dunia adalah tanaman yang dimodifikasi secara genetik untuk memiliki sifat toleransi terhadap herbisida, seperti benih Jagung Roundup Ready 2.

“Bersama-sama kita akan bekerja keras membuka jalan bagi perkembangan ekonomi Indonesia yang pesat, dengan membuka kesempatan untuk membangun produk menggunakan jagung biotek yang membuat kehidupan petani yang lebih praktis,” ungkap Stacy.

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Apresiasi

Sementara, Bupati Dompu, Kader Jaelani mengapresiasi gerakan Bayer yang membantu petani jagung di wilayah Dompu, Nusa Tenggara Barat, maupun wilayah Indonesia lainnya. Dengan meningkatnya populasi Indonesia dan pertumbuhan kelas menengah, Pemerintah Kabupaten Dompu melihat adanya peningkatan akan kebutuhan pangan dan pakan yang harus dipenuhi dengan praktek budidaya yang lebih efisien.

“Oleh karena itu, prioritas Pemerintah NTB adalah mendukung sektor pertanian kami,” ujar Jaelani.

Jaelani menuturkan, Pemerintah Kabupaten Dompu mengapresiasi Bayer sebagai mitra sekaligus peluncuran pertama benih jagung bioteknologi. Pengenalan teknologi bioteknologi pada jagung, akan membantu meningkatkan kesejahteraan petani jagung di NTB dan mendorong swasembada pangan Indonesia.

“Produk bioteknologi ini nilai ekonomisnya lebih baik daripada produk lainnya, ini adalah solusi untuk mencegah kerusakan alam di Kabupaten Dompu dan Bima,” pungkas Jaelani.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat