uefau17.com

Wisata Olahraga Khususnya Golf, Jadi Favorit Wisatawan Korea Selatan di Indonesia - Lifestyle

, Jakarta - Korea Tourism Organization mengadakan acara Korea Culture & Travel Festival 2023. Acara ini meliputi K-Travel Mart & Night 2023, K-Travel Expo 2023, dan K-Culture Popup Square 2023.

Kegiatan ini diadakan untuk memperingati 50 tahun perjanjian hubungan diplomatik antara Korea dan Indonesia pada bulan September 2023. Acara ini mempromosikan kampanye Visit Korea Year 2023 - 2024 dan Busan World Expo 2030.

Keseluruhan acara berlangsung sepuluh hari dan diadakan di tiga lokasi berbeda. Khususnya pada 1--3 September, K-Travel Expo berlangsung di Grand Atrium Kota Kasablanka, Jakarta Selatan.

Lee Sang Deok, Duta Besar Republik Korea untuk Indonesia, bersama Kim Jang Sil selaku Presiden Organisasi Pariwisata Korea, dan Raden Wisnu Sindhutrisno, Direktur Pemasaran Pariwisata Regional I Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Baparekraf pun menyambut baik kegiatan tersebut. Wisnu dalam kesempatan itu mengungkapkan destinasi wisata Indonesia yang menjadi favorit wisatawan Korea adalah Bali, Jakarta, Yogyakarta, Manado, dan Batam.

"Jakarta tentu saja karena urusan bisnis, jadi Bali dan Jakarta. Makanya seminggu 9 penerbangan ke Bali, ke Jakarta cuma 3 kali. Lalu mulai ke Yogyakarta, dan suprisingly mereka mau ke Manado. sekarang Manado dan Batam," kata Wisnu di Korea Culture & Travel Festival 2023, Jakarta Selatan pada Jumat, 1 September 2023.

Wisnu mengatakan, masyarakat Korea sangat menyukai wisata olahraga, termasuk olahraga air dan golf. "Mereka suka wisata olahraga, baik olahraga air maupun golf, orang Korea suka golf. Karena golf itu olahraga yang bagus buat mereka kan. Di sana relatif tidak terlalu mahal," ujarnya.

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pantai dan Pegunungan Objek Wisata Favorit

Wisnu juga menyebutkan, tempat wisata yang paling digemari wisatawan Korea adalah pantai, kawasan pegunungan, dan aktivitas olahraga. "Jadi mereka sebenarnya mencari pantai, mencari udara hangat ya. Gunung kita juga tidak terlalu dingin bagi mereka, sehingga nyaman bagi mereka," kata Wisnu.

Wisnu menyambung tentang destinasi prioritas Indonesia yang memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan asal Korea. Lombok dengan Mandalika yang terkenal dengan olahraga airnya menjadi salah satu destinasi yang dipromosikan.

Batam menurutnya juga menjadi pilihan utama, khususnya untuk golf. Selain itu, Bali tidak hanya dikenal sebagai tempat olahraga saja, namun juga menjadi tujuan utama bulan madu dan pernikahan.

Banyak wisatawan asal Korea, seperti halnya wisatawan asal India, yang menganggap Bali sebagai tempat impian untuk bulan madu dan pernikahan. Oleh karena itu, kunjungan ke Bali diperkirakan akan terus meningkat, dan permintaan tambahan kapal pesiar serta frekuensi penerbangan ke Bali dan Batam diperkirakan akan terus meningkat.

“Seperti Labuan Bajo, kita juga promosikan, karena di sana ada water sport, di Pink Beach, dan di hopping island, kita juga promosikan,” ujarnya.

Namun pada tahun ini, Wisnu menyebut ada keterbatasan anggaran yang mempengaruhi strategi pemasaran di Asia Timur. Hal ini lantaran kunjungan dari Korea Selatan pada 2022 ke Indonesia mencatatkan angka terendah.

3 dari 4 halaman

Target Wisatawan Korea

Namun, Wisnu berencana positif pada tahun depan dengan menargetkan keikutsertaan di beberapa pameran besar di Korea serta melaksanakan kegiatan one-on-one seperti business match. Rencananya juga akan melakukan misi penjualan langsung di Korea, khususnya di Jeju dan Seoul.

Dari target kunjungan wisatawan global ke Indonesia yang mencapai 8,5 juta pengunjung, hanya ditargetkan 200 ribu saja yang berasal dari Korea. Target tersebut memang tergolong moderat, dilaksanakan berdasarkan keputusan Bappenas, mengingat situasi masih dalam kondisi sebelum pandemi.

"Kita harapkan full swing tahun depan 2024. Jadi 2022 targetnya 110 ribu. Lalu tahun ini 194 ribu. Dan tahun depan kita targetkan 500 ribu. Jadi sekitar 8,5 juta, sebenarnya kurang dari 10 persen," jelasnya.

Sedangkan kunjungan WNI ke Korea baru mencapai sekitar 50 ribu orang. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah wisatawan Korea yang datang ke Indonesia jauh lebih besar dibandingkan jumlah WNI yang berkunjung ke Korea. Wisnu berharap hal ini menjadi salah satu aspek yang perlu ditingkatkan ke depannya.

Wisnu lalu menjelaskan, kerja sama dengan Korea menyangkut tiga aspek penting dalam pariwisata, yaitu aksesibilitas, amenitas, dan atraksi (3A). Atraksi dan amenitas fokus pada infrastruktur dan destinasi pariwisata yang sudah ada, dan akan terus ditingkatkan. Menurutnya, aspek yang paling krusial di antara ketiganya adalah aksesibilitas.

"Konektivitas inilah yang menjadi salah satu kunci apakah suatu daerah bisa berkembang menjadi destinasi pariwisata atau tidak," ujarnya.

4 dari 4 halaman

Wisatawan Indonesia ke Korea

Lebih lanjut, Wisnu mengungkapkan bahwa salah satu kelebihan Korea dalam mempromosikan pariwisatanya adalah kemampuan mereka untuk memadukan diplomasi budaya melalui fenomena K-pop, drama Korea, dan kuliner mereka. Strategi-strategi untuk memasarkan pariwisata dan ekonomi kreatifnya sebagai referensi membangun strategi pariwisata sendiri.

Wisnu merencana akan mengintegrasikan kerjasama berbentuk MOU antar pemerintah. Dengan demikian, wisatawan Indonesia yang ingin mengunjungi Korea sebaiknya memahami informasi dan kerjasama yang tersedia.

Meskipun apa yang ditawarkan oleh Korea mungkin terlihat serupa dengan apa yang dimiliki oleh Indonesia, setiap negara tentu memiliki keunikannya masing-masing. Misalnya, Korea memiliki udara yang lebih sejuk yang menjadi salah satu daya tariknya.

Namun, Indonesia memiliki keunggulan sendiri, seperti kombinasi alam dan budaya yang menakjubkan. "Kekuatan kita di situ sebetulnya, di budaya dan di alam gitu loh. Itu kekuatan kita yang menjadi daya tarik." katanya.

Sehingga, kata Wisnu, ada beberapa kebijakan yang sedang dipertimbangkan, seperti pemberian insentif untuk wisatawan. Banyak negara telah memberikan insentif pasca-pandemi untuk menarik lebih banyak wisatawan.

Saat ini, diskusi antar kementerian sedang berlangsung untuk menentukan insentif yang tepat tanpa mengabaikan prioritas sektor lain. Keberadaan wisatawan juga dapat meningkatkan potensi ekonomi kreatif dan UMKM setempat. "Kalau wisatawannya banyak, destinasinya bagus, atraksinya ada, orang tinggal di situ lama, itu UMKM-nya terangkat di situ," ucapnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat