, Jakarta - Seiring seruan isolasi mandiri dengan tidak keluar rumah, kecuali dalam kondisi mendesak, demi memutus rantai penyebaran corona COVID-19, publik tengah membentuk rutinitas berbeda dengan ruang gerak terbatas dan minim mobilitas.
Berkaca pada situasi pandemi seperti sekarang, Staf Pengajar Departemen Sosiologi Fisip Universitas Indonesia Daisy Indira Yasmine menjelaskan, secara umum yang dirasakan masyarakat adalah khawatir.
"Baik khawatir tertular, khawatir menularkan, khawatir tentang dampak ekonomi secara pribadi, keluarga, usaha, khawatir dampak sosial ketika terjadi masalah ekonomi, khawatir pula terhadap kemampuan pemerintah menangani kasus bencana kesehatan ini," katanya pada lewat pesan Rabu, 8 April 2020.
Advertisement
Ia menambahkan, publik juga tengah khawatir menghadapi kondisi ketidakpastian tentang sampai kapan kondisi ini akan berakhir. "Seakan masyarakat sedang dalam kondisi 'perang' melawan musuh 'virus' yang tidak pasti," imbuhnya.
Sementara, menurut pandangan seorang pemerhati sosial, Yusar, kondisi masyarakat di masa pandemi tak bisa digeneralisir. Pada masyarakat kelas menengah, umumnya sedang mengalami ketidakpastian dan kegundahan luar biasa.
Baca Juga
Pada sebagian anggota masyarakat yang biasa bekerja pada sektor publik, muncul pula rasa bosan karena harus beraktivitas dan mengerjakan pekerjaan di rumah selama pandemi corona COVID-19.
"Di sisi lain, ada bagusnya juga. Misal, lalu-lintas tak sepadat pada masa pra pandemi, permukiman tak sepi di siang hari, atau kebersamaan dalam keluarga jadi lebih erat karena penghuni rumah beraktivitas di dalam rumah," katanya juga lewat pesan.
Namun, pada masyarakat kelas bawah yang harus berjuang mencari nafkah harian, kondisi pandemi ini tak terlalu berbeda dengan masa pra pandemi. "Mereka ini harus tetap beraktivitas seperti biasa agar kehidupan tetap berjalan," ucapnya.
Meski demikian, dikarenakan adanya keputusan kerja dari rumah, physical distancing, ataupun informasi mengenai pandemi corona COVID-19, masyarakat kelas bawah turut terimbas. Contoh terkecilnya mereka mencoba menerapkan jaga jarak antarindividu.
"Dari sisi religi, juga terjadi perubahan kondisi. Ibadah rutin yang biasanya dilakukan secara bersama-sama harus 'mengalah' oleh kejadian pandemi ini. Bolehlah dikatakan, pada masa pandemi ini sedang terjadi revolusi, perubahan yang terjadi secara cepat, pada aktivitas sosial masyarakat," katanya.
**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Dari Segi Kesehatan
Perubahan pun tampak pada kebiasan untuk menjaga kesehatan. Staf Dosen di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Panji Hadisoemarto menjelaskan, mencuci tangan sekarang jadi pola yang kentara terlihat.
"Menggunakan masker atau mempraktikkan etika batuk. Keluar rumah harus pakai masker. Perubahan ada, sebagian besar dipaksa karena ada aturan. Tinggal dilihat seberapa jauh aturan itu bisa dipaksakan. Ya, urusannya pemaksaan karena anjuran belum tentu semua melakukan," katanya lewat sambungan telepon.
Panji menambahkan, isolasi mandiri juga bisa berdampak pada pola diet yang teratur, serta aktivitas fisik lebih konstan." Tapi, jangan sampai melupakan olahraga setidaknya 30 menit dalam satu hari, perhatikan sanitasi, jangan merokok dulu untuk menunjang kesehatan," sambung Pandi.
Kendati, perubahan ini bersifat tentatif, bergantung pada sedisiplin apa individu. "Yang harus diingat, pandemi bukan hanya bisa mengubah perilaku lebih baik, tapi juga mengubah perilaku jadi lebih tidak baik, konteksnya dalam kesehatan," paparnya.
Selain mengganti aktivitas fisik sebagaimana biasa beraktivitas di luar rumah, ada kondisi mental yang harus diperhatikan. Di masa seperti ini, kata Panji, sangat penting melakukan intervensi yang sifatnya membatasai pergerakan untuk mengubah pola hidup
"Intervensi ini harus dilakukan sesadar mungkin. Karena kita sedang terpaksa menghentikan rutinitas yang sudah dilakukan bertahun-tahun, dan setiap orang punya pilihan untuk terbawa suasana tidak karuan, atau secara sadar mengagendakan kebiasaan baik," jelasnya.
Advertisement
Perubahan di Masa Pandemi
Daisy menjelaskan, perubahan pola gaya hidup juga tampak lewat meningkatnya frekuensi dan intensitas penggunaan teknologi informasi dan interaksi secara virtual.
"Dari segi fashion, terjadi pula perubahan mendasar, karena sebagian besar warga akhirnya menggunakan masker, apalagi ketika contoh pemerintah DKI Jakarta menganjurkan menggunakan masker kain. Industri garmen tentu akan memproduksi berbagai jenis masker," paparnya.
Yusar menjelaskan, tanpa disadari, terjadi peningkatan dalam pola konsumsi rumah tangga masyarakat. "Sebagai contoh, pada masa pra pandemi anggota-anggota keluarga berada di luar rumah pada siang hari, bekerja atau sekolah, penggunaan energi listrik rumah tangga tentu saja minim," ucapnya.
Namun, pada masa pandemi sekarang, siang dan malam para anggota keluarga berada di rumah dan hal ini sangat membutuhkan energi listrik dari pagi, siang, hingga malam hari. Peningkatan yang sama tampak pada penggunaan internet.
"Peningkatan konsumsi air bersih juga saya pikir meningkat saat pandemi ini. Sedikit-sedikit orang mencuci tangan jika telah memegang sesuatu yang dianggap tak aman atau mandi setelah dari luar rumah," katanya.
Kendati, Daisy menyambung, tak semua kelompok masyarakat bisa menerapkan perubahan-perubahan pada masa pandemi ini. Beberapa kelompok yang rentan adalah anggota masyarakat yang tidak bisa atau terbatas mengakses internet dan kemampuan menggunakan platform digital, baik karena secara kapital maupun yang tidak atau terbatas dalam hal kemampuan literasi.
"Kemudian anggota masyarakat yang tidak bisa atau terbatas mengakses fasilitas kebersihan, seperti air bersih dan sabun. Anggota masyarakat yang hidup di lingkungan pemukiman padat, seperti perkampungan padat di perkotaan, di mana seringkali sulit mengatur jarak fisik," tambahnya.
Juga, kelompok masyarakat yang rentan terkena dampak perubahan mendasar ini adalah mereka yang mengandalkan hidup pada sektor informal dan pekerja harian, terutama di daerah perkotaan. "Lalu, pekerja-pekerja pada industri yang terkena dampak dari pandemi ini, seperti pariwisata," paparnya.
Seberapa Langgeng Bertahan?
Kelanggengan perubahan gaya hidup, menurut Yusar, tergantung dari berapa lama krisis berlangsung. "Dugaan saya perubahan gaya hidup hanya berlaku saat pandemi saja, setelahnya kembali seperti sebelumnya," ucapnya.
Hal ini karena aktivitas-aktivitas masyarakat sudah sedemikian melembaga dari generasi ke generasi. Contohnya tatap muka di sekolah tetap dipandang penting, juga ruangan-ruangan kantor sebagai tempat bekerja juga tidak dapat digantikan dengan metode bekerja dari rumah.
Meski demikian, adanya pandemi ini membuka gagasan-gagasan baru untuk mengubah sederet aktivitas yang telah melembaga sekian lama. "Misal, semakin terbukanya gagasan homeschooling bagi anak-anak atau siswa sekolah maupun alternatif ruangan kerja yang bukan berupa kantor formal," ucapnya.
Namun, gagasan-gagasan baru ini akan berbenturan dengan pola-pola lama yang telah melembaga dan jadi bagian hidup masyarakat sehari-hari.
Sementara, menurut Daisy, pandemi COVID-19 dapat dikatakan sebagai agen transformasi sosial, walau setelah berakhir, beberapa kebiasaan selama pandemi tidak akan langsung hilang atau kembali ke kebiasaan semula.
"Kemungkinannya adalah terjadi percampuran antara kembalinya kebiasaan lama dengan kebiasaan selama pandemi, terutama dalam pemanfaatan teknologi informasi dan ruang virtual," katanya.
Terlepas dari itu, mengingat pandemi belum selesai, Daisy mengatakan, solidaritas sosial yang transparan, akuntabel, dan terkoordinasi dalam bentuk digital activism perlu terus ditingkatkan untuk membantu kelompok-kelompok rentan terhadap penyebaran dan penularan COVID-19.
Namun, perlu diingat para pelaku gerakan dan aksi solidaritas sosial juga mesti memerhatikan kebersihan, serta keamanan. "Jangan sampai malah jadi sumber penyebaran," tegasnya.
Kemudian, membangkitkan solidaritas komunitas dari lingkungan pemukiman RT dan RW untuk pro aktif mencegah, melindungi, dan menjaga komunitas lingkungan pemukiman, termasuk pemberdayaan kader kader PKK, posyandu, juga karang taruna.
Dalam pandangan Yusar, pola sosial yang dapat diterapkan dalam situasi seperti sekarang adalah tetap mengacu pada saran para ahli yang kompeten, terutama terkait virus, mengikuti kebijakan yang ditetapkan pemerintah, dan bergaya hidup sehat.
"Adapun saling menjaga jarak antar individu, tetap berada di rumah, ataupun karantina mandiri sejauh ini juga dipercaya efektif untuk mencegah penyebaran virus SARS-CoV-2. Secara ekstrem, kita mungkin dapat meniru pola sosial masyarakat yang lebih bersifat individualistis sehingga membentuk tanggung jawab yang kolektif," ucapnya.
Pepatahnya, sambung Yusar, untuk sementara ini diubah dari “makan tidak makan yang penting kumpul” jadi “kumpul tidak kumpul yang penting harus hidup”.
"Walaupun demikian, saya kira tidak perlu merasa jadi terasing karena kita hidup pada era masyarakat pengguna gawai dengan kemampuan komunikasi yang relatif memadai untuk mengatasi hal tersebut," tandasnya.
Advertisement
Saksikan Video Pilihan Berikut:
Terkini Lainnya
Cerita Dokter Galang Dana untuk APD bagi Tenaga Kesehatan di Krisis Corona Covid-19
Tata Cara Sholat Nisfu Syaban Lengkap dengan Niat dan Doanya
Ragam Penampilan Glenn Fredly Saat Berpeci Hitam
Dari Segi Kesehatan
Perubahan di Masa Pandemi
Seberapa Langgeng Bertahan?
Saksikan Video Pilihan Berikut:
Corona
COVID-19
Pandemi COVID-19
virus corona
Gaya Hidup
Rekomendasi
KPK Sita Robot Pembasmi Covid-19 Seharga Rp 500 Juta Terkait Kasus Korupsi APD Kemenkes
Masa Depan Perpustakaan Usai Pandemi dan Merebaknya AI
Temuan BPJS Ketenagakerjaan: Mayoritas Perusahaan Garmen Kurangi Waktu Kerja
Sahroni DPR Dukung KPK Usut Tuntas Korupsi Bansos Era Pandemi Covid-19: Sapu Habis Semuanya
Jokowi soal KPK Usut Korupsi Bansos Presiden di Era Pandemi: Silahkan
KPK Sebut Kerugian Bansos saat Pandemi Covid-19 Capai Rp 125 Miliar
Polri Ungkap Pusat Judi Online Berada di Sini, Berkembang Saat Pandemi Covid-19
OPINI: Dari Mana Asal-Usul Pandemi? Belajar dari Pengalaman COVID-19
Mau Tahu Ada Resesi atau Tidak, Lihat Saja Lipstik yang Dibeli Para Wanita
Copa America 2024
Jadwal Link Siaran Langsung Copa America 2024 Venezuela vs Kanada, Sabtu 6 Juli di Vidio
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Reaksi Lionel Messi Gagal Penalti di Duel Argentina Vs Ekuador
Hasil Copa America 2024: Argentina Susah Payah Tundukkan Ekuador Lewat Adu Penalti
Hasil Copa America 2024: Lionel Messi Gagal Cetak Gol, Argentina Lolos ke Semifinal Lewat Adu Penalti Singkirkan Ekuador
Ketua KPU
KPU Minta Kasus Pencabulan Hasyim Asy'ari Tidak Menyeret-nyeret Keluarga
Tak Cuma Gaji Puluhan Juta, Hasyim Asy'ari Dapat Sederet Fasilitas Ini Saat jadi Ketua KPU
Megawati Kecewa Kasus Ketua KPU Hasyim Asy'ari: Kok Begitu Ya, Pusing Saya
Infografis DKPP Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari Terkait Tindak Asusila
Top 3 News: Ketua KPU Hasyim Asy'ari Beri Fasilitas Korban Asusila Apartemen di Jaksel dan Uang Perbulan
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Infografis Bursa Bakal Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur di Pilgub Sumut 2024
Survei TBRC: Jelang Pilkada 2024 Kabupaten Yalimo Papua, Nama Bupati Petahana Unggul
Faldo Maldini Pamitan ke Jokowi Sebelum Maju Pilkada Tangerang
Pilkada Sulteng 2024, PKS Beri Surat Rekomendasi untuk Pasangan Anwar-Reny
Peluang PDIP Usung Bobby Nasution di Pilgub Sumut, Puan: Belum Ada Keputusan, Tapi Bisa Jadi
Pengamat Nilai Sinyal Dukungan Gerindra Perkuat Posisi Eman Suherman Maju Pilkada Majalengka 2024
TOPIK POPULER
Populer
Uber di Eropa Kini Bisa Sewa Kapal hingga Perahu Limousine untuk Wisata, Berapa Tarifnya?
Perempuan Terjebak di Bandara Doha Dapat Tiket Kelas Bisnis Setelah Tak Sengaja Bertemu CEO Qatar Airways
Daftar Bridesmaid Pernikahan Aaliyah Massaid dan Thariq Halilintar, Mahalini sampai Azizah Salsha
Didesain Didit Hediprasetyo Anak Prabowo, Jersey Kontingen Indonesia di Olimpiade Paris 2024 Bikin Warganet Malaysia Iri
Tren Belanja di Omnichannel, Kawinkan Pengalaman Online dan Offline
Restoran Korea Hidden Gem di Jakarta, Ketika Resep Warisan Keluarga Berpadu Nuansa Premium
Jaksa Sebut Dior dan Armani Jual Tas Puluhan Juta Rupiah Buatan Pekerja Migran yang Dibayar Hanya Rp30 Ribu per Jam
Brand Skincare Lokal Menjamur, Apakah Bikin Loyalitas Konsumen Menurun?
Perjalanan Cinta Baifern Pimchanok dan Nine Naphat sampai Putus Diduga karena Terhalang Restu Ibu, Warganet Ikut Patah Hati
Euro 2024
Akhir Tragis Karier Toni Kroos Bersama Timnas Jerman
Prediksi Euro 2024 Inggris vs Swiss: 3 Singa Terancam Kuda Hitam
Gusur Portugal, Prancis Tantang Spanyol di Semifinal Euro 2024
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Permalukan Jerman, Spanyol Raih Tiket Semifinal Euro 2024
Berita Terkini
Harga Emas Antam Hari Ini 6 Juli 2024 Makin Mahal, Tengok Daftar Lengkapnya
Tornado Dahsyat di Shandong China Bunuh 1 Warga, 79 Orang Lainnya Terluka
Utang Membengkak di Zaman Jokowi, Megawati: Cara Bayarnya Gimana?
Berkendara Aman, Segini Tekanan Angin Sepeda Motor Matik yang Ideal
Harga Kripto Hari Ini 6 Juli 2024: Bitcoin Lanjutkan Koreksi
Indahnya Keberagaman, Cerita Pelatih Paduan Suara Gereja Latih Tim Pelajar NU Bernyanyi di Pembukaan MTQ
Polisi Imbau Tokoh Agama Ikut Turun Tangan Beri Edukasi Bahaya Judi Online
Infografis Bursa Bakal Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur di Pilgub Sumut 2024
Simak, Ide Desain Taman Rindang untuk Halaman Rumah
Jadwal dan Link Live Streaming MotoGP Jerman 2024, Sabtu 6 Juli di Vidio: Banyak Kecelakaan Lagi?
Tengku Dewi Sebut Perceraian dengan Andrew Andika Tak Berdampak pada Kehamilannya
Pakai Bora Mart di DANA, Belanja Kebutuhan Rumah Tangga Murah Sejagat!
Harga Minyak Kembali Merosot, Apa Penyebabnya?
Megawati Singgung Politik Pragmatis: Ambisi Kekuasaan Mengalahkan Suara Hati
Brand Skincare Lokal Menjamur, Apakah Bikin Loyalitas Konsumen Menurun?